"Bukan seberapa lebar langkahmu meninggalkan hal yang tak pantas diperjuangkan. Tapi seberapa kamu tahan untuk tak menoleh apalagi putar haluan."_Risa Hanindya_
_.
07.15 WIB
15 menit lagi jika Risa belum sampai disekolah maka sudah dipastikan kalau ia akan terlambat disekolah barunya itu. Sekolah SMA Cakrawala
Pagi yang mengesalkan. Ia harus berdebat hal yg tak penting dengan ayahnya, hingga ia tak sempat berpamitan dengan ibunya. Lalu sekarang??
Lihatlah, seorang gadis berseragam SMA dengan motor matic biru juga helm bulat yangg nampak pas dikepala. Risa.
Sedang asik menghentak-hentakkan kakinya yang terjulur menyentuh aspal. Sambil mengucapkan sumpah serapah, sesekali tangan kirinya ia lepaskan dari kemudi untuk menyeka keringat yg mulai muncul."Duh!.,sial. Sial. Ya tuhan, ini lama banget sih macetnya. Perasaan kemarin belum ada proyek jalan disini. Ish..!!" gerutunya lalu kembali mengecek jam yang melingkar di tangannya.
"Mampus gue!!. 5 menit lagi pasti gerbangnya uda dikunci" matanya tak henti-hentinya mencari celah agar ia bisa keluar dari kepulan polusi tak sehat ini.
Penglihatannya ia tajamkan membuat matanya memicing dan kepalanya agak dimiringkan ke kiri. Lalu beberapa detik kemudian muncul sebuah seringai kecil dibibirnya.
"Ayo kita berpetualang Poky. Apa kau siap?!" katanya penuh semangat sambil menepuk pelan setang Poky. Motornya itu ia beri nama Poky.
"Let's go..trotoar i'm coming!!" ujarnya menstarter pokynya.
Motornya mulai bergerak lincah menaiki trotoar. Dengan nafas terengah ia tetap fokus menjalankan motornya agar tak tergelincir jatuh kebawah.
Pembangunan jalan yang entah dimulai sejak kapan sudah mengundang deretan kendaraan untuk berbaris seperti menunggu antrian makan.
Suara klakson terdengar begitu riuh saling adu siapa yg paling keras."Bip bip bip...oi dek! Jangan lewat trotoar! bahaya dek.!" tegur pengendara ojek sambil mengklakson motornya berkali-kali memperingatkan Risa.
Sabodo pak.-batin Risa.
"Dasar gila!"
"Tin tin tin...neng jangan cari mati! masih kecil juga sudah ugal-ugalan dijalan!!" teriak bapak-bapak sales Rok*k.
"Anak gak tau aturan!".
"Persetan dengan klakson bobrok itu. Gue nggak peduli. Yang penting gue sampai disekolah, bodo amat kalo telat." geramnya frustasi sambil tetap menjalankan Pokynya dengan kecepatan sedang. Karena memang, trotoarnya sempit jadi mesti hati-hati.
"Ciihh.., tadi aja ngata-ngatain gue, lah sekarang malah ngikutin jalan gue. Dasar bapak-bapak labil." acapnya jengah melirik spion yg terlihat beberapa pengendara motor mulai mengikuti jalannya.
Sepanjang 50 meter ia bergelut dengan jalan trotoar yang sempit, akhirnya ia bisa bernafas lega setelah ia turun dari trotoar bersama Poky dan mengendarainya dengan normal. ternyata, diujung trotoar ada sistem yang mirip buka tutup jalan dan kebetulan sedang dibuka di jalur kiri.
Bertepatan saat Risa turun dari trotoar, jalur itupun di buka. Dan yap!., ia pengendara pertama yg memasuki jalur itu, diikuti truk besar, bus, minibus dan sepeda motor yang bergerak beriringan. Yang membuatnya malah seperti pemimpin arak2an.(paan sih,author ga jelas:(((( )
"Huffft,. akhirnya bebas juga. Makasih trotoar, karna lo gue bisa jadi yang pertama dijalur ini. Hahaa, Kayak yang punya jalan aja" gumamnya lalu tersenyum lebar.
Segera ia melihat benda keramat ditangannya sejenak lalu mendongakkan kepalanya acuh.
"Yah mau gimana lagi, udah telat juga. Ini pasti udah dimulai pelajarannya. Yauda sih..anak baru mah bebas bas." ujarnya santai
"Lagian masuk siangan juga gapapa,bcuma perkenalan doang abis itu bisa pulang."
"Eh eh....gue keblabasan Poky. Gimana sih lo!. Ingetin dong."
Ia pun segera putar balik dan berhenti setelah sepuluh meter berkendara.
Menstandartkan Pokynya lalu beranjak menghampiri petugas pos didepan dengan helm yang masih menempel."Baik-baik disini bentar Poky. Gue mau bujuk pak satpam jelek itu dulu." bisiknya pada poky.
"Ekhem....Pak..-"
"Ya?!" ada perlu apa neng? Mau ketemu pacarnya ya? aduh neng ini masih lagi pada belajar, nanti aja klo udah pulang. Gak sabaran amat. Anak mu..-" cerocos pak satpam terputus saat Risa memotongnya.
"Stop deh pak! jangan sok tau.! Saya disini itu murid baru! Bukan mau ketemu pacar. Makanya jangan motong omongan saya dulu, main potong aja." dengusnya kesal melipatkan tangan di perutnya.
"Lah,. bukannya neng yang motong omongan saya? gak ngaca." ucap pak satpam.
"Tapi kan saya dulu yang tanya pak...
Ya Allah, kenapa malah ributin beginian sih! dah deh pak, sekarang bukain gerbangnya atau saya bakalan manjat!" ancam Risa dengan penuh tekanan melepas helmnya kasar.Tapi...
Pak satpam itu sama sekali tak bergeming. Ia justru memperhatikan cewek didepannya yang berseragam SMA bertempelkan almamater yang berbeda dengan almamater sekolah yang ia jaga selama 1 tahun ini.
Ia menggeleng lalu berkata, "Kamu bukan anak sini."
"Ya jelas saya bukan anak sini lah pak...saya kan anak baru! bapak gimana sih." ia benar-benar kesal kali ini, bagaimana bisa satpam sekolah elit sebodoh ini??
"Saya masih belum percaya, bisa jadi kan kamu agen yg dikirim untuk memata-matai sekolah ini?" ucap pak satpam dengan tatapan menuduh.
"Astaghfirullah pak...lihat nih pak almamater lama saya darimana!? masa iya saya dari bandung ke semarang cuma buat jadi mata2! geram Risa kesabarannya habis sudah.
"Oke, kalo begitu saya coba lapor pak kepala sekolah dulu apa benar ada murid baru. oh ya nama kamu siapa.?"
"Risa!.Risa Hanindya.! kenapa nggak daritadi coba pak?? ludah saya hampir habis debat sama bapak.!".
"Ya maap..,kan saya hanya menjalankan tugas".
"Tugas apanya? ngajak debat mulu dibilang tugas, dasar satpam gila. untung dia lebih tua dari gue, coba kalo nggak, udah gue cakar mukanya trus gue cabik-cabik mulutnya. n
geselin banget!".-batin Risa"Trus gimana pak...?" tanya Risa mencoba menyabarkan dirinya.
TBC.
penasaran nggak sih..??
Baca aja part selanjutnya:)Thanks readers...😘😄
