BEST!

6.1K 158 3
                                    

Setelah sampai di cafe, Lala dan Fina turun lebih dulu dari mobil sang ketua osis sok ganteng itu, sedangkan gue masih didalam karna ada hal penting yang gue ingin bicarakan kepada Jeno. Gue sudah meminta kepada Lala dan Fina untuk masuk lebih dulu, jadi gue bisa dengan tenang menyampaikan hal yang ingin gue sampaikan sedari tadi.

"cepetan ngapa, gue udah lelah" ketusnya sebelum gue mengatakan apa yang ingin gue katakan ke Jeno.

"besok gue mohon jangan jemput gue walau nyokap gue tetep maksa lo buat jemput gue!" kata gue pada akhirnya, sebenernya udah dari tadi pagi gue risih saat nyokap gue nyuruh Jeno untuk jemput kesekolah bahkan nganter ketempat tujuan gue.

"enggak bisa, gue besok tetep ngejemput lo" Jawab dia yang bikin gue makin merah karna kesal.

"lo gila ya! baru sekali aja reaksi Ria udah kayak mak lampir bak ngenyihir orang!" ketus gue kesal "intinya besok jangan jemput gue,titik!" gue lebih manaikan nada bicara gue agar Jeno mengerti.

"serah lo dah, udah gue mau pulang, capek!" jawabnya pasrah.

Mendengar jawaban dari mulut Jeno gue mengukir senyum licik alias senyum puas gue, akhirnya dia mulai nurut ke gue,wkwk.

"terima kasih, calon suami" sebenernya gue jijik sendiri saat mengucapkan kata kata itu kedia, tapi yausahlah pada akhirnya emang kenyataan.

"najis, anjirr" responnya, gue hanya terkekeh sembari membuka pintu mobil untuk menyusul Lala dan Fina didalam yang entah ngapain aja sembari nunggu gue.

Gue tau hal yang gue bicarain ke Jeno ga penting, tapi percayalah menurut gue itu lebih penting dari pada membicarakn tugas dari buk elvi. Buk Elvi itu guru bahasa Jerman yang paling killer, walau cantik tapi percayalah dia lebih killer dari pada nyokap gue saat marah.

Ternyata dari situ kita bisa belajar, untuk cowok jangan terlalu memilih wanita yang cantik cantik, karna percayalah gak semuanya yang cantik itu gampang luluh hatinya melainkan makin killer, guys. haha

Gue berjalan santai memasuki area cafe, sebelum masuk gue udah berfirasat bahwa Lala dan Fina bakal mengintrogasi gue nanti, udah sangat bisa ditebak bahwa saat gue meminta mereka agar masuk duluan mereka udah curiga tingkat dewa.

Gue duduk disamping Lala tepat didepan Fina yang masik memikmati minuman dan cake yang udah lebih dulu mereka pesan. Gue udah bisa melihat raut wajah Lala yang ingin mengucapkan kata kata entah itu repetan karna gue agak lama atau karna kata kata curigaan karna gue menyusul masuk. *fix gue harap kalian ngeti kata kata gue:v*

"bentar deh laa, gue mau pesen minum dulu, gue haus. Ntar dulu kalo mau nyembur kata kata lo kegue" halang gue saat Lala udah hampir mengucapkan kata kata semburan miliknya. Fina yang melihatnya tampak terkekeh pelan, sedangkan Lala benar benar menghembuskan nafas kasarnya sambil menatap gue intens.

Setelah selesai memesan minuman dan akhirnya datang sesuai pesanan gue, gue mempersilahkan Lala maupun Fina yang akan mengeluarkan kata kata yang akan mereka keluarkan untuk gue.

"Fix deh Raa, lo bener bener punya hubungan rahasia sama ketos, kan?" Pertanyaan itu keluar lebih dulu dari Lala yang udah gak tahan lagi untuk mengeluarkan kata katanya.

"mungkin" jawab gue santuy sambil memotong potongan kecil pada cake yang ada didepan gue.

"lo gak niat mau cerita kekita?" tanya Lala lagi.

"iya lo bilang tadi mau ngejelasin semuanya" kali ini Fina buka suara.

"kalo gue bilang besoknya ga akan ada rumor yang tersebar di grup sekolah maupun di mading sekolah, kan?" gue memastikan.

KETOS is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang