teman baru

3.7K 110 4
                                    

Enjoy!!

.
.
.

Hilang mood setelah Jeno ngabari nyokap dan bokapnya dateng ke apart, gue terpaksa untuk pulang duluan dari resto sepupu Fina.

Dijalan gue udah males banget untuk pulang, tapi karna masih ngehargai orang tua Jeno juga udah jadi orang tua gue, jadi akhirnya mau gak mau gue pulang ke apart.

Cukup cepat untuk sampai ke apart, karna resto sepupunya Fina ga jauh dari apartemen gue dan Jeno tinggal.

Gue masuk dengan bercampur rasa, deg-degan rasanya.

Gue melihat sepatu nyokap-bokap Jeno di dekat pintu, berarti Jeno emang ga bohong. Gue ga melihat keberadaan nyokap-bokap Jeno maupun Jeno di dalam, setelah melihat ke balkon ternyata benar mereka bertiga sedang menikmati indahnya senja.

Nyokap Jeno tersenyum saat melihat gue yang menghampirinya.

"hai ma, apa kabar?" sapa gue manis ketika menghampirinya, nyokap-bokap Jeno sepakat untuk gue mengganti panggilan ke nyokap-bokap Jeno.

"baik, kamu apa kabar?" tanya balik mamah Jeno sambil memeluk gue.

"baik banget" jawab gue sambil tersenyum.

Gue juga menyalim papahnya Jeno yang tengah ikut tersenyum melihat keakraban gue dengan mamah nya Jeno.

"denger denger kamu sakit? Udah baikan?" tanya papah Jeno.

Gue tersenyum "udah kok pah" jawab gue.

"Nara pamit mau ganti baju dulu" kata gue lalu cabut kekamar untuk mengganti pakaian gue.

Setelah ganti pakaian, gue menuju kedapur untuk membuat teh untuk bokap-nyokap Jeno maupun Jeno.

Setelahnya gue ikut ngobrol bareng mereka karena banyak yang mau ditanyakan ke gue, katanya.

"kamu emang beneran mau kemana mana sendiri tanpa Jeno yang siap nganter jemput kamu?" tanya mamah Jeno pelan pelan.

Rasa suasana sore ini terlihat canggung menurut gue, gue memastikan untuk menjawab tidak salah salah kata "mungkin jika Nara bisa Nara sendiri, kalo menurut Nara ga bisa Nara akan minta Jeno nganterin atau ngejemput Nara, tergantung sih mah, tapi untuk pergi atau pulang sekolah Nara memutuskan untuk sendiri" jawab gue.

Setelah gue menjawab, nyokap-bokap Jeno terlihat saling melihat "kamu yakin?" tanya nyokap Jeno lagi.

Gue mengangguk "yakin banget" jawab gue mantap.

"okelah kalo itu mau kamu, tapi nanti kalo terjadi apa apa gimana?" pertanyaan itu sangat mempertimbangkan diri gue untuk menjawabnya.

"hmmm....mungkin kalo Nara bisa sendiri, Nara akan menanggung resiko sendiri atau mengurus sendiri semuanya tanpa harus merepotkan Jeno yang belakangan ini sangat sibuk mengurus organisasi sekolah yang ditanggung jawabkan kepadanya" jawab gue.

"aduhh ga bisa gitu dong raa" respon mamah Jeno "kalo terjadi apa apa, engga ada orang yang disamping kamu nantinya" sambungnya.

"jikapun terjadi apa apa Nara disamping Jeno mungkin hal itu akan terjadi juga mah, maksudnya mungkin masing masing kita menolong diri sendiri tanpa memikirkan hal yang lain, jika terjadi apa apa" jawab gue sedikit menyindiri.

KETOS is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang