1.

214 6 1
                                    

Langit perlahan berubah menjadi terang mentari mulai memancarkan sinarnya cahayanya mulai masuk ke dalam kamar melalui celah-celah jendela menyambut pagi sang pemilik kamar dengan hangat.

Alesya Cantika putri, gadis periang yang manis juga cerewet yang selalu terlihat ceria dengan senyum yang selalu tercetak di wajah cantiknya. Ia juga merupakan gadis yang cukup pintar di sekolahnya dulu tak lupa ia juga sangat ramah kepada siapapun, tak heran jika ia di senangi banyak orang terutama laki-laki. Namun, banyak juga yang tak menyukainya karena merasa iri dengan Alesya.

Gadis itu sejak pukul 5 pagi tadi sudah bersiap untuk memasuki sekolah barunya. Ya, hari ini gadis itu akan memasuki sekolah menengah atas. Ia tampak begitu bersemangat untuk memasuki sekolah barunya hari ini. Sangat malah. Ia sangat siap.

Gadis itu keluar kamar dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya kemudian ia mulai berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan untuk  sarapan bersama.

"Pagi semua." sapa Alesya saat melihat ayah dan bunda nya di ruang makan.

"Pagi sayang, ayo sarapan dulu." jawab bunda kemudian mereka memulai sarapan bersama.

"Sya" panggil ayah. Kemudian Alesya menengok ke sang ayah.

"Nanti ayah gk bisa jemput kamu pas pulang sekolah ayah ada meeting di luar sama teman kantor ayah, kamu pulang sendiri gpp?" Tanya ayah di sela-sela makan.

"Gpp yah nanti Alesya bisa pulang sendiri naik angkutan." jawab nya pada sang ayah.

"Beneran kamu bisa pulang sendiri nak?" tanya bunda khawatir pada anak gadis nya itu.

"Beneran bunda Alesya gpp Alesya bisa pulang sendiri ko lagian kan Alesya juga udah gede bun bunda gk perlu khawatir." jawab Alesya dengan senyum nya untuk menyakinkan sang bunda.

"Yauda abisin sarapannya terus diminum susu nya kalo udah kamu langsung berangkat bareng ayah." kata bunda.

Alesya mengangguk. Kemudian melanjutkan makannya setelah selesai ia bergegas untuk berangkat menuju sekolahnya.


🦋🦋🦋


Dalam perjalanan menuju sekolah nya Alesya tak henti-hentinya berceloteh pada ayah nya, sesekali mereka tertawa karena candaan yang di buat Alesya sampai tak sadar kalau mereka sudah sampai di SMA semesta. Ya, ia akan bersekolah di SMA semesta.

Alesya turun dari mobil dan melambai pada sang ayah, kemudian ia menunggu kedua sahabatnya.

10 menit berlalu.....

"Alesyaaaa." teriak seseorang dari belakang sambil berlari.

"Duh lo tuh lama baget si, ampe lumutan ni gue nunggu lo! Trus Seva mana?" Grutu Alesya pada Sisil.

Yap, Alesya tak sendiri masuk SMA semesta tetapi juga dengan kedua sahabatnya yaitu, Sisil dan Seva. Mereka telah bersahabat sejak lama,  bahkan sudah seperti keluarga sendiri.

Sisil nyegir lalu matanya menangkap sosok sahabat nya yang satu, ia melambai "Noh Seva,  Seva sini"

"Ah akhirnya kita satu sekolah lagi." Kata Seva dengan wajah lelah akibat berlari tadi, namun tetap tidak mengurangi kadar kecantikan nya.

"Lo berdua kebiasaan tau gk si, gue di suru nunggu lama mulu." Kesal Alesya.

Kedua sahabatnya itu saling lirik, kemudian malah menyengir dengan memasang wajah tak berdosa nya.

"Yauda si ah ayo ke lapangan ntar kelamaan trus telat kita malah di hukum. " Ajak Seva.

"Padahal yang bikin lama tu elo." Grutu Alesya lagi.

"Yaudah ayo!" kemudian Seva dan Sisil berlari sambil cekikikan meninggalkan Alesya dengan wajah kesalnya.

"Heh tungguin! Teriaknya.

Alesya berlari mengejar kedua sahabatnya itu, namun tiba-tiba...

Brugh.

AlesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang