2.

92 6 0
                                    


Jangan lupa pencet bintang di pojok bawah sebelah kiri gais.

~~~

"Awal dari hujan adalah gerimis, awal dari cinta adalah pandangan."

-MRF-

~~~

Alesya berlari mengejar kedua sahabatnya itu, namun tiba-tiba...

Brugh.

Alesya meringis saat ia menabrak sesuatu, untung nya ia tidak sampai terjatuh karna ada sepasang tangan besar yang memegang pundak nya. Ia mendongak menangkap maik mata cowok sang pemilik tangan besar itu, seperkian detik ia melepas tangan tersebut.

"Lo tuh ya kalo jalan liat-liat dong pake mata!."

Cowok itu mengangkat sebelah alis nya 'lho bukannya tadi dia yang nabrak ya karna lari-lari.' batinnya. "Cewek aneh." Ucapnya lalu berjalan begitu saja meninggalkan Alesya yang masih termenung akibat mendengar ucapannya tadi.

Apa kata cowok tadi? Alesya Cewe aneh?. Alesya mendengus "Liat aja kalo ketemu lagi gue bales lo." Ia melanjutkan berlari menuju lapangan.

🦋🦋🦋

Di lain tempat...

Cowok tadi yang bertabrakan dengan Alesya kini tengah duduk di bawah pohon rindang yang berada di taman belakang sekolah.

Arkan Putra Arasya. Ya, dia orangnya. Cowok yang memiliki wajah tampan, hidung mancung, bibir yang tipis, alis tebal dan rahang yang kokoh eits jangan lupakan manik mata coklat nya yang dapat membuat siapa saja yang melihatnya langsung terpana. Dia salah satu murid SMA Semesta yang kini memasuki tingakat XI-IPA 1. Jangan lupakan ia juga seorang murid yang cukup cerdas. Cowok yang selalu di kejar-kejar kaum hawa tak jarang malah beberapa cewek menyatakan cinta kepadanya, namun dia hanya bersikap acuh. Jelas sekali dia adalah most wanted di SMA Semesta. Namun satu yang di sayangkan, dia memiliki sifat yang begitu dingin akibat dari masa lalu nya.

Arkan sedang mengotak ngatik HP nya sejak tadi, dia di temanin dua sahabatnya kedua nya kini sedang asik memainkan game online yang sedang ramai di bincangkan 'Mobile Legends'  mereka adalah, Kevin dan Aldo.

"Gue tadi ditabrak cewek." Ucap Arkan tiba-tiba.

Sontak saja kedua sahabatnya menoleh ke arahnya. Tak ingin melewatkan kesempatan Aldo langsung menghajar Kevin dalam game nya itu hingga membuat Kevin kalah. Aldo merasa bangga, jelas saja karna dia tidak pernah menang jika melawan Kevin tapi kali ini dia berhasil mengalahkan nya.

Setelah selesai mengalahkan Kevin, Aldo mengahmpiri Arkan dan juga Kevin yang sejak tadi sudah meninggalkan nya lebih dulu. "Siapa?" tanya Adlo penasaran.

Arakan hanya mangangkat bahu nya acuh sebagai jawaban tak tau, "Kayaknya murid baru." Jawabnya. Kevin mengangguk yang tandanya dia mengerti tapi beda dengan Adlo yang nampak semakin penasaran.

"Cakep gak dia? Bening gak? Lo liat nametag nya? Siapa namanya?" Cerocos Aldo.

Sedangkan Kevin geleng-geleng melihat kelakuan sahabat nya yang satu ini. Diantara ketiga cowok itu Kevin lah yang paling bersikap dewasa sedangkan Aldo kebalikan nya dari Kevin dia itu super duper ribet dan kepo hampir mirip dengan cewek. Bagaimana dengan Arkan? Arkan selalu dingin, ya itu Arkan yang sekarang kalau dulu dia memiliki sifat yang hampir sama dengan Kevin tapi sekarang tidak lagi.

"Alesya" Jawab Arkan kemudian dia pergi.

🦋🦋🦋

"Duh sial banget si gue." Alesya terus saja mengumpat sambil menyeka keringat nya yang mengucur sejak tadi karna nasib sial nya hari ini. Bagaimana tidak? Di hari pertama nya ia sekolah sudah mendapat kesialan berlipat seperti ini.

Tadi ia terlambat berkumpul ke lapangan karna bertabrakan dengan Arkan, alhasil sekarang ia di hukum berjemur di lapangan sambil hormat menghadap tiang bendera.

Teman sebaya nya yang lain masing-masing sudah berkumpul di kelas yang adem untuk di beri beberapa pengarahan mengenai pembagian kelas, sedangkan Alesya harus berjuang menahan panas terik matahari akibat kesialannya.

Hampir 2 jam sudah Alesya berjemur di lapangan seperti ini, tenggorokan nya kering ia haus tapi ia tak berani untuk minum takut-takut ada yang melihat nanti hukumannya malah semakin berat.

Mata Alesya menyipit saat melihat seseorang berjalan di koridor.

"Hei." Teriak Alesya sambil mengangkat tangan nya.

Seseorang yang di panggil pun menoleh ke arah sumber suara, merasa tidak ada urusan ia pun melanjutkan langkahnya.

Merasa diabaikan. "Hei." Teriaknya lagi, namun sebelum ia berucap ingin meminta tolong untuk di belikan minuman kepala Alesya terasa pening penglihatannya perlahan gelap. Alesya sudah tidak kuat lagi untuk berdiri, Alesya tumbang.

Yap Alesya pingsan..

Haii, semoga suka ya sama cerita yang aku buat. Walapun absurd (maklum namanya juga anak baru hhehe) tapi aku bakal coba buat cerita ini semenarik mungkin deh...

Jangan sungkan buat komen kalo merasa ada yang kurang atau aku ada yang typo, pkknya aku bakal terima kritikan kalian.

See you next part, Babai 👋

AlesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang