3.

94 4 0
                                    

Jangan lupa pencet tanda bintang nya :)


***

Koridor sekolah

Arkan berjalan di koridor sekolah, melewati kelas kelas yang ramai dengan murid baru yang sedang di beri pengarahan. Banyak para cewek yang memperhatikan dengan tatapan memujanya bahkan banyak dari mereka yang terang terangan memuji nya. Namum, lagi lagi ia hanya memasang ekpresi dingin.

Saat ia berjalan melewati lapangan, ia mendengar suara teriakan seorang cewek.

"Hei." Tapi ia mengabaikannya.

Lagi lagi cewek itu teriak "Hei."

Arkan menoleh sebentar, ia hendak melanjutkan jalannya namun cewek yang berada di lapangan sudah jatuh lebih dulu.

Cewek itu pingsan.

Arkan langsung menghampiri cewek tersebut, lalu ia menggendong dan membawanya ke ruang uks.

Setiba nya ia di ruang uks ia melihat dua orang anggota pmr yang sedang berjaga disana, kemudian ia langsung meletakan cewek itu di atas brankar.

Ia memperhatikan wajah cewek tersebut. Ia ingat betul kalau cewek ini adalah cewek yang menabraknya tadi pagi. 'Cantik' gumamnya dalam hati tak sadar kalau sekarang bibirnya membuat garis lengkungan ke atas, ia tersenyum. Merasa ada yang aneh dengan perasaannya, buru buru ia menepis pikiran aneh nya itu ia yakin kalau dirinya hanya kasihan dengan cewek tersebut.

"Jaga dia, dan jangan katakan kalau saya yang membawanya kesini." ucapnya datar kepada dua orang petugas pmr yang kemudian di jawab dengan anggukan kepala. Setelahnya ia langsung meninggalkan ruang uks tersebut.

🦋🦋🦋

Alesya berada di ruang uks, ia sudah bangun dari pingsan nya sejak beberapa menit lalu namun ia belum berniat untuk beranjak keluar dari ruangan tersebut. Kepala nya masih terasa sedikit berdenyut maka dari itu ia memutuskan untuk memulihkan kondisi tubuhnya dengan beristirahat di ruang uks.

Alesya tengah berbaring di atas brankar, sejak tadi ia terus saja memikirkan 'bagaimana dirinya bisa berada di uks seperti sekarang ini?' padahal yang ia ingat dirinya tadi sedang dihukum berjemur di lapangan, namum tiba-tiba kepalanya terasa pening dan seketika semua nya berubah gelap.

Jadi siapa yang membawa Alesya ke uks?

Saat sedang larut dalam pikirannya, tiba-tiba pintu ruang uks terbuka menampilkan sosok dua orang gadis yang masuk ke ruangan tersebut dengan nafas terengah-engah dan raut wajah cemas. Mereka adalah Seva dan Sisil.

"Duh Sya lo kenapa? Ko bisa ada di uks gini si?" Tanya Seva cemas.

"Iya Sya lo ko bisa masuk uks gini si? Lo gpp kan?"
Tanya Sisil tak kalah cemas.

"Gue pingsan tadi." Jawabnya.

Seva dan Sisil terlonjat kaget "Ha?! Ko bisa sih?" Tanya kedua bersamaan.

"Bisalah, gara-gara lo bedua nih!" Jawab nya kesal.

"Loh ko gara-gara kita si Sya kita aja gk tau apa-apa." Protes Seva tak terima.

"Iyalah gara-gara lo bedua lari ninggalin gue trus gue ngejar kalian eh jadi nabrak orang kan. Udah gitu ya orangnya ngeselin banget lagi pake segala ngatain gue cewek aneh." jawab Alesya menggebu.

"Dia cowok, emang si muka nya ganteng tapi tetep aja ngeselin ngapain coba segala bilang gue cewek aneh? Trus trus muka nya datar banget lagi, hiih." sambungnya sambil bergidik.

Seva dan Sisil saling pandang.

"Trus apa hubungannya sama lo bisa masuk uks?" tanya Sisil tak paham.

Alesya menghelas nafas, memang harus cukup sabar menghadapi pada sahabat nya yang terkadang suka lola ini.

"Jadi pas tadi gue gk sengaja tabrakan gue sempet ngomel ngomel ke dia, trus pas udah gue langsung lari lagi ke lapangan ternyata gue telat akhirnya gue di hukum sama ketua osis di suru diri di lapangan sambil hormat. Udah capek, panas, lama banget lagi sampe sampe gue pingsan, gila gk tuh ketua osis?" oceh Alesya.

Sisil mengangguk paham, lalu berkata "Yauda yang penting sekarang gpp."

"Oh iya ngomong ngomong ko kalian tau gue di sini?" tanya nya penasaran.

"Jadi tadi kita tuh nyariin lo udah muter muter tapi gk ketemu-temu, trus pas kita lagi jalan kita denger katanya ada cewek murid baru yang pingsan trus di bawa ke uks. Kita kepikiran sama lo takut lo kenapa-napa akhirnya kita cek kesini buat mastiin, ternyata bener lo yang pingsan." jelas Seva.

"Trus siapa yang bawa lo kesini Sya?"

Alesya mengangkat bahu acuh "Gue gk tau, gue juga bingung siapa yang bawa gue kesini soalnya pas bangun bangun tadi gue udah ada disini sendiri."

"Yauda ah yuk balik." ajak Seva.

Kemudian ketiga gadis itu meninggalkan ruang uks tersebut.

***

Kini Alesya sedang terduduk di bangku halte, sejak tadi ia menunggu taksi namum tak satupun ada yang lewat. Kedua sahabatnya juga sudah pulang sejak tadi jadilah ia sekarang seorang diri.

Cuaca mulai mendung menandakan sebentar lagi hujan akan turun. Ia bingung harus bagaimana, bunda nya pasti khawatir karena ia belum juga pulang. Ia tidak bisa mengabari bundaya ia juga ingin memesan taksi online tapi batre hp nya habis.

Ia bangun hendak berjalan pulang sebelum hujan turun, namun sialnya hujan sudah terlebih dulu turun.

Tiba tiba sebuah motor berhenti di depannya, cowok itu turun dari motornya dan berlari menuju halte untuk berteduh. Ia melepas helm nya. Alesya menoleh iya ingat bahwa cowok ini adalah cowok yang bertabrakan dengannya tadi pagi, buru buru ia mangalihkan pandangannya.

Hening. Hanya suara gemercik hujan yang terdengar.

Alesya berdoa dalam hati agar hujan cepat reda dan ia bisa cepat kembali kerumah.

Tak lama kemudian hujan mulai reda. Alesya tersenyum manis, Arkan yang tak sengaja melihatnya ikut tersenyum namun buru buru ia merubah ekspresinya ketika Alesya menoleh ke arah nya.

Arkan bangkit dari duduknya bersiap untuk pulang begitu juga Alseya, namun Alseya kembali duduk karna masih tak ada taksi yang lewat. Ia terduduk lesu memikirkan bagaimana nasibnya padahal waktu sebentar lagi maghrib.

Arkan yang melihat Alesya kembali duduk berfikir 'Apa dia lagi nunggu jemputan? Atau emang nunggu angkutan?' batinnya. Tak tega meninggalkan Alesya sendiri akhirnya Arkan berbalik ke Alesya "Lo nunggu jemputan?" tanya Arkan.

Alesya mendongak kemudian menggeleng pelan.

Arkan menghelan nafas pelan, tak mungkin ia meninggalkan cewek sendirian seperti ini apalgi sudah mau gelap.

"Gue anter. Udah mao maghrib." katanya lagi sambil berjalan ke motornya.

Alesya sedikit terkejut, sebenarnya ia ingin menolak tapi jika ia menolak ia takut tidak bisa pulang lantaran taksi yang ia tunggu tidak datang datang. Akhirnya ia bangun dan berjalan ke arah Arkan dan motornya.

Tiba tiba Arkan melepas jaketnya.

"Pake." katanya.

Alesya diam, menatap Arkan bingung.

"Pake." katanya lagi.

Sontak membuat Alesya sadar lalu langsung mengambil jaketnya dan memakainya. Lalu ia langsung naik ke atas motor dan Arkan langsung melaju kan motornya.





Jadi gmn ni ada yang udah bisa nebak bakal terjadi apa selanjutnya? Wkwk

See you next part..

AlesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang