2. Dokter Muda

496 51 10
                                    

Setelah berlalunya polisi manis itu membuat dua teman Calla berdatangan dan menyerbunya.

"Kalo gue nggak tau ini lagi di rumah sakit udah gue gaet tuh polisi. Kesukaan gue banget yang manis-manis gitu." ucap Calla tersenyum nakal.

"Sebelum lo, udah gue gaet duluan. Apaan tuh tadi segala kasih senyuman kek tante mo nyolong bujang." serang Mora teman bagian resepsionis dengan tampang garang.

"Biarin. Daripada lo nyangsrangnya di duda."

"What is the meaning of nyangsrang, Calla?"

"Um, you know what, stuck." serang Calla tertawa geli melihat temannya asal Medan yang tak tahu bahasa kampungnya.

"Dasar orang kampung." Mora menatap Calla geli menahan tawa.

"Yes, i am." tawa Calla meledak senang meledek teman satunya itu.

"Lumayan, nggak kalah keren lah sama dokmud. Si ganteng mautnya gue." sambung Yaya teman bagian resepsionis.

Calla mendengarnya meringis.

"Nggak ada menariknya si dingin itu ah." sarkas Calla.

"Dingin tapi nyegerin kan, Cal." goda Yaya.

"Kalo di ranjang uh, anget." goda Mora memanas.

"Well, aku tuh masih polos kakak dan otakku yang sangat brilliant ini sangat suci. Tolong jangan nodai akoh." ujarnya geli seketika.

Ketiganya tertawa di bagian resepsionis membuat orang-orang yang berada di rumah sakit mencuri pandang apalagi kalau bukan kaum laki-laki.

Tiba-tiba saja mereka diam. Bahkan orang-orang yang mungkin keluarga dari pasien yang berjenis wanita. Semuanya terpana, terpesona, tertegun, bahkan ini sudah menjadi hal yang biasa tetapi masih dikatakan luar biasa.

Lelaki muda dengan jas putih perawakan tinggi dengan tubuh yang atletis tak disangka adalah seorang dokter terkenal di rumah sakit tersebut. Lihatlah bagaimana ia berjalan dan lihatlah bagaimana senyum tipis di wajahnya. Tanpa sadar dokter muda itu menghampiri ketiga wanita yang bersenda gurau tadi.

Semua khayalan yang sedang di khayali Calla berujung tatapan datar dan menghakimi.

"Saya sudah panggil kamu sampai beberapa kali. Tapi tidak ada jawaban dari kamu. Apa kamu mau saya lempar kecupan. Hah?!" gumamnya menahan marah.

Bahkan ucapannya barusan seperti ada sesuatu yang mengandung kedewasaan tapi apa. Calla berpikir namun mungkin ia salah dengar. Sedangkan ketiga temannya mendorongnya agar semakin dekat dengan dokter muda namun perfeksionis itu.

"I, iya, dok." saut Calla sedikit gugup.

"Emang saya dog!" sautnya sangat dingin.

"Iya, Pak dokter." akhir dari Calla.

Memang sudah dari sejak awal mereka bertemu Calla sudah biasa mendapat obrolan paling panjang ketimbang yang lain. Dokter muda ini sangat jarang mengobrol dengan yang lain. Ia hanya mengobrol dengan Calla. Suster di rumah sakit yang biasa di panggil dengan suster manis.

Lalu dokter muda itu berlalu meninggalkan Calla yang masih mematung.

"Cal, itu sana kejar." ucap Mora.

"Iya, nanti dokmud si ganteng mautnya gue ngamuk lagi." sambung Yaya.

Calla menghela napas panjang. Kenapa dokter muda itu sering sekali mengganggunya. C'moun. Dia memang sangat kelewat tampan tapi Calla sangat menyukai laki-laki yang manis seperti pak polisi tadi.

Di ruangan dokter Novel Juanda.

Lelaki berjas putih itu sedang membaca sesuatu mungkin itu sebuah dokumen rumah sakit atau apa. What ever, Calla tidak memusingkan itu. Tetapi ia sudah tidak tahan bahwa Calla sedaritadi duduk di hadapan Novel dari sepuluh menit yang lalu.

"Pak dokter. Kalo nggak ada yang di omongin, saya permisi keluar ya, Pak."

Baru saja Calla berdiri masih dengan memegang kursi yang di dudukinya. Dengan cepat Novel berdiri menahan lengan kanan Calla. Bahkan posisinya mereka berhadapan dan jarak mereka cukup lumayan dekat. Calla terdiam mencerna situasi ini.

"Duduk dulu. Sebentar lagi saya ada mau tugas operasi."

Calla duduk lagi dan Novel pun mengikuti.

"Lah, urusannya sama saya apa, Pak?" tanya Calla bingung.

"Bisa nggak kamu jangan panggil saya pak."

"Emang kenapa, kan Pak dokter lebih tua dari saya." jawab Calla dengan polosnya.

"Panggil saya Mas Novel kalo gitu. Jangan pakai sebutan pak, emangnya saya bapakmu." ucap Novel gemas.

"Tapi, kan, Pak-," belum kelar bicara Novel sudah mencondongkan tubuhnya ke arah Calla membuat Calla diam dan melotot.

"Jangan sampai saya beri kissmark di seluruh tubuh kamu sekarang, Calla." gumamnya dengan suara serak membuat Calla merinding.

Sudah dua kalimat dewasa yang dikeluarkan oleh Novel. Membuatnya berpikir ini sangat gila. Mengapa Calla susah sekali dan tidak peka. Dia itu bodoh dicampur bloon cap dewa. Polos tapi paham banget sama yang namanya lelaki manis. Bahkan Novel berpikir apa dirinya tidak manis. Dia jadi ingin terbang ke korea agar bisa di magic menjadi lelaki manis.

Sudah 4 bulan ini ia mengganggu gadis itu. Gadis perawan yang ingin ia hamili itu tetapi dengan sangat susah payah ia menahannya. Ia sempat ingin menikahi gadis itu secara paksa. Tapi apalah daya bahwa keduanya adalah umat muslim yang mungkin Novel sadari ia kurang patuh terhadap agamanya, Islam.

Bahkan Novel adalah tipe lelaki yang tidak pernah melakukan hal yang melenceng tapi mengapa saat Calla Jasmine seorang suster yang biasa dipanggil manis itu membangunkan sisi devilnya membuat hasrat yang sangat menggebu ingin segera memiliki gadis itu.

Padahal Calla adalah suster yang paling memakai seragam suster lebih dari bawah lutut. Tidak kebesaran tetapi pas di tubuh rampingnya.

Bahkan kalau Novel dengan tidak manusiawinya. Ia bisa saja menculik dengan langsung membopongnya pergi sejauh mungkin agar tidak ada yang mendekati, Callanya.











Pendek dulu, biar pada penasaran ehe 🤭

Tidak ada kata yang ingin kujelaskan tetapi aku ingin kalian menikmatinya ehe 😜

Salam manis dari dokter ketcehnya akuu hhee 😌

💋

ANYEONG DOKTER! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang