PROLOG

8.5K 739 48
                                    

© sLMyyy, September 2019

"lima!"

Seiring dengan hitungan mundur yang menandakan waktu akan segera habis, suasana dalam kelas begitu hening dan mencekam, tak ada satupun yang berani bersuara apalagi menghentikan.

"empat!"

Hembusan asap menghiasi udara, bercampur dengan mikro partikel yang mampu masuk ke setiap paru-paru manusia yang masih bisa bernafas.

"tiga!"

Pemilik suara yang tengah menyuarakan hitungan itupun hanya duduk bersandar pada kursi sambil menatap lurus namun datar ke arah pintu masuk.

"dua!"

Kaki yang berada di atas meja barusan kini di turunkan pemiliknya karena merasa jika hitungan ke satu akan segera tiba.

"satu!"

Bertepatan dengan hitungan kesatu itulah suara pintu terkunci menyapa setiap telingan manusia yang masih bisa mendengar di dalam kelas itu.

Sejenak semua menghelah nafas lega, pasalnya setelah pintu di kunci itu berarti sudah aman karena tak ada lagi manusia lain yang memaksa masuk akibat terlambat. Jika ada, maka mereka harus patungan lagi untuk memperbaiki kaca jendela.

Brak

"maaf aku telat!!" pekik seseorang setelah mendorong cukup kuat pintu yang sebelumnya telah tertutup rapat. Orang itu tampak ngos-ngosan, layaknya orang yang habis lari maraton.

"dia siswa baru.." bisik seseorang di telinga lelaki yang kini tengah mematikan rokok di tangannya. Dia tetap memandang datar ke arah pelaku yang berteriak barusan sekaligus mengganggu ketenangan yang baru di rasakan penghuni kelas itu.

Dia berdiri dari duduknya, melepaskan kupluk hoodie hitam yang terpasang rapi menutupi kepala dan rambutnya. Lelaki tersebut berjalan ke arah siswa baru itu sambil mengacak rambutnya agak berantakan hingga wajah tampan itu terlihat semakin tampan.

"kemarilah!" orang itu hanya melewati siswa laki-laki pendek yang terpaku di depan pintu dan menyuruh siswa itu mengikutinya ke arah papan administrasi kelas tepatnya di samping jendela.

Siswa-siswa lain yang ada di kelas itu hanya mampu diam sambil menelan ludah gugup, tak lupa merapalkan doa agar siswa baru itu akan baik-baik saja.

"lihat!" tunjuk lelaki berhoodie itu ke arah papan administrasi kelas dan matanya menatap ke arah siswa baru. "apa ada namamu disitu?"

Siswa-siswa yang lain menatap kasihan sekaligus jengkel ke arah siswa baru tersebut karena tidak segera menjawab. Untung saja, mulutnya segera mengeluarkan kata sedetik sebelum lelaki berhoodie itu mengeluarkan suaranya yang akan berakhir dengan kekacauan.

"tidak.." ucapnya sambil menggelengkan kepala.

Lelaki berhoodie itu mengubah arah pandang tubuhnya menjadi menghadap ke arah siswa baru yang tengah menunduk. "lalu kenapa mengacau di kelasku?"

Seketika siswa baru itu mengangkat kepalanya. "aku rasa aku tidak mengacau. Mungkin kau saja yang terlalu emosian atau berpikir negatif pada orang lain."

The Fvcking Hoodie Guy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang