Tiga hari telah berlalu sejak kejadian paling canggung yang pernah Jimin alami selama hidupnya. Memang bukanlah first kiss, tapi sensasi dan gejolak yang dia rasakan melebihi first kiss.
Dan tiga hari yang telah berlalu ini dihabiskan Jimin dengan bertingkah layaknya orang bodoh. Sangat bodoh! Hal pertama yang harus diketahui adalah setelah insiden ciuman-sepihak malam itu, mereka telah resmi bertukar nomor telepon.
Menariknya, hal tersebut bisa dibilang sangat tidak berguna! Mengapa? Karena tak ada satupun telepon dari Jungkook yang Jimin angkat. SMS dan dm juga termasuk di dalamnya.
Setiap kali ponselnya berdering maupun bergetar, Jimin akan refleks melempar benda tak bersalah itu ketika nama Jungkook terterah di layar.
Jimin hanya belum siap berhubungan dengan anak itu! Segala sesuatu yang berhubungan dengan Jungkook pasti akan membuatnya berdebar dan merona. Dan Jimin tak bisa bohong jika memang perlakuan Jungkook padanya perlahan membuat dia merasa nyaman.
Ketika mereka telah atau akan berpapasan di sekolah, sebisa mungkin Jimin akan menghindar. Pernah saat dia melihat Jungkook berjalan di koridor, saking takut dan gugup bertemu anak itu, Jimin sembarang masuk ruangan. Dan berakhir dengan dia yang harus mendapat tatapan membunuh dari guru bk, pak Yoongi.
Tatapan guru itu jauh lebih menyeramkan dari pada nonton film horror sendirian. Sungguh, Jimin tidak berbohong! Jika tak percaya, silahkan dicoba. Jimin juga bingung kenapa lelaki mungil itu terlihat sangat tidak menyukainya.
Contoh lain adalah saat ini. Sama seperti pengalaman barusan, Jimin telah lebih dahulu mengantisipasi semuanya. Mengantisipasi seperti apa? Jungkook selalu lewat koridor di depan ruang UKS untuk pergi ke kelasnya. Jadi, dari pada dia yang harus bertemu dengan anak itu dan berakhir dengan kecanggungan luar biasa, lebih baik Jimin menghindar sebelum terlambat.
Padahal Jimin berusaha untuk berangkat sekolah lebih pagi dari biasanya agar tak berpapasan dengan Jungkook, setidaknya belum sekarang karena Jimin belum siap. Tapi setelah dipikir-pikir, Jungkook akhir-akhir ini selalu datang pagi. Katakanlah Jimin tidak profesional! Dia bahkan tidak masuk ke kelas perwaliannya hanya karena masalah pribadi dia dengan Jungkook.
Yang ada di pikirannya saat ini adalah menjauhi dan menghindar dari Jungkook hingga tiba saatnya dia untuk siap menatap wajah anak itu!
Dilihatnya jam sekarang masih cukup lama jam belajar di mulai, Jimin menghela nafas. Apa yang dia lakukan ini terlalu berlebihan? Menjauhi Jungkook hanya karena belum siap akan kecanggungan! Di sini kesannya Jimin tidak dewasa dalam menghadapi sesuatu.
Lari-larian dan sembunyi!
Tapi Jimin tidak bisa berbuat banyak. Dia memang belum siap bertemu dengan anak itu! Kenapa juga dia harus berdebar gila seperti ini? Apa Jimin terbawa perasaan pada bocah itu? Jika iya, apakah salah? Tapi kalau dipikir-pikir memanglah salah. Dia sudah punya Taehyung! Jimin masih belum bisa menjaga komit--
"uwaahh!!" tubuhnya terhuyung ke belakang saat ketika dia memutar badan, justru Jungkook sudah berdiri di belakangnya, siap menyambut dirinya dengan ribuan pertanyaan.
Jimin sangat terkejut, hingga tanpa sadar tubuhnya limbung ke belakang, membuatnya tak bisa lagi menjaga keseimbangan tubuh. Alhasil..
Jangan berharap Jungkook akan menahan atau menangkap tubuh Jimin agar tidak jatuh seperti di scene-scene drama. Karena nyatanya, Jimin saat ini tengah memegang pantatnya yang terasa sangat sakit.
"auuwww!!" wajahnya merah total menahan sakit, sementara tangannya mengusap permukaan pantat sintalnya yang memang terasa sangat sakit.
Memang rasanya sakit. Tapi bagi Jimin, rasa sakitnya tidak seberapa dengan rasa malu yang seketika hinggap dalam dirinya. Jatuh terduduk di lantai dengan memegang status seorang guru, sialnya di depan mata siswanya sendiri, sekaligus lelaki yang Jimin hindari beberapa hari terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fvcking Hoodie Guy (✓)
Fanfiction"aku nakal tapi tidak bajingan!" -JeonJungkook © sLMyyy, September 2019