Buaghh!
gebrakan cukup keras pada sebuah meja "sudah berapa kali kakek bilang berhentilah jadi brandalan sekolah eijun. kau sudah kelas tiga, sebentar lagi kau lulus. kau tak bisa terus menerus seperti itu. jika kau seperti ini terus terpaksa kakek menyuruh bawahan kakek untuk mengawasi mu kemana saja!!" ujar eitoku. sejujurnya ia sudahcukup lelah dengan kenakalan cucu satu-satunya itu. bagaimana tidak setiap hari ia mendapatkan laporan dari guru-guru tentang kenakalan cucunya. mau di taru mana harga dirinya sebagai kepala sekolah dari sekolah yg terkenal akan peraturan-peraturan ketatnya.
"apa?! kakek tak bisa seperti itu pada ku!! aku tak mau.. Bagaimana pun aku tak akan mau!!" seakan tak mau terima atas keputusan sepihak dari kakeknya itu. lebih baik jika dia di berikan hukuman dari guru-guru yang menjengkelkan itu atau uang saku dipotong, atau apalah asal bukan megirim orang untuk mengawasinya kemanapun ia pergi. ia bukan bayi besar yang butu pengawasan
"keputusan kakek sudah bulat eijun. mau tak mau kau harus menerimanya.. sekarang kembalilah ke kelasmu" mencoba bersabar untuk kesekian kalinya menghadapi sikap keras kepala eijun.
"tapi kek bisa kau memberi hukuman pada ku, asal jangan hal itu!!" dengan nada agak tinggi eijun mencoba untuk mengubah keputusan sang kakek, walau itu mustahil.
"sawamura eijun!! keluar dari ruanganku dan kembali ke kelasmu sekarang!!!" habis sudah kesabaran eitoku. Dengan rasa kesal eijun pergi dari sana.
Eitoku prov
"Haa.. Susah sekali mengatur anak itu. Nah sekarang siapa yang kira-kira bisa mengurus anak nakal itu." dengan memijat pelipisnya berfikir siapa yang akan ia jadikan tumbal untuk mengurus eijun.
Setelah berfikir beberapa menit ahirnya eitoku teringat seseorang. Segeranya ia ambil telpon lalu mencari nomor orang tersebut dan menghubunginya. Beberapa kali mencoba untuk menghubungi orang tersebut namu tak kunjung ada balasan. Hingga ia mencoba sekali lagi, dan ahirnya terhubung.
"Hallo?" jawab dari orang seberang sana
"Ini aku.., dari mana saja kau? Aku sudah menghubungimu berkali-kali dan kau baru mengangkannya?!" sepertinya emosi eitoku masi ada.
"Sensei? Aa.. Maaf sensei aku baru selesai miting. Ada perlu apa sensei tiba-tiba menghubungiku?"
"Kau masi saja memanggilku dengan kata sensei? Aku bukan gurumu lagi bodoh.. Ah sudah lah. Aku butuh bantuanmu segera kau datang ke sekolah dan langsung keruanganku. Ada hal penting yang harus ku bicarakan padamu"
"Hahaha anda masi seperti biasanya sensei. Baiklah aku akan kesana, tapi aku tak bisa kalau hari ini. Aku akan mengatur ulang jadwalku, akan ku hubungi sensei lagi jika semuanya sudah selesai"
"Baiklah jika begitu" pip eitoku memutus kan sambungan. Ia berharap jika keputusannya ini tepat, ia berharap jika cucunya dapat beruba.
Eitoku prov end
.
.
.Di kelas eijun. Seperti biasa ia tak meperhatikan pelajaran dan tidur *lebih tepatnya memejamkan mata. Ia terlalu malas untuk mendengarkan, moodnya sudah hancur. Itu berkat keputusan sepihak dari kakeknya. Dan yang lebih ia kesali yaitu ia tak pernah bisa membantah setiap ucapan kakek nya.
"Eijun.. He eijun.."
Membuka matanya dan menatap teman merah jambu sebangkunya itu.
"Hmm..?"
"Bagaimana tadi dengan kakek mu?? Apa yang kalian bicarakan?? Kau nampak kesal sedari tadi eijun." tanya bertubi-tubi haruichi pada eijun. Sepertinya jiwa penasarannya telah bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baka-Sensei
FanficBagaimana jadinya jika guru matematika sekaligus guru BK di sekolahmu adalah kekasihmu? Parahnya kekasihmu itu seorang 'masokis'?