Dengan mata terpejam dan hati yang tenang, Taeyong tengah melakukan ritual - nya dengan penyihir untuk persiapan menjadi raja incubus baru. Taeyong duduk diatas sebuah batu dengan permukaan rata dengan magma disekelilingnya. Ia topless dan hanya menggunakan celana pensil hitam favoritnya.
Penyihir Choi langsung melancarkan komat - kamit manteranya. Taeyong menahan rasa sakit yang entah apa, semacam tubuhnya ditusuk - tusuk oleh belati yang sebelumnga sudah dipanaskan dengan api neraka.
"Arggghhhhhhh!" Taeyong berteriak kesakitan, tak kuasa menahan rasa sakit yang terus menghunjami tubuhnya.
Karena Taeyong berteriak, maka penyihir Choi langsung menghentikan ritual tersebut. Ia tahu ada sesuatu yang salah dari Taeyong.
"Apa yang sedang menjadi beban pikirmu?" tanya penyihir Choi menginterogasi Taeyong.
"Tidak ada," jawab Taeyong malas.
"Jangan berbohong, pasti ada sesuatu yang membuatmu tidak ikhlas menjalankan ritual ini," sebenarnya penyihir Choi sudah mencium kebohongan Taeyong.
"Argh, aku memikirkan kekasihku," akhirnya Taeyong mau mengaku.
"Hahaha, kekasih? Toh, nantinya kau akan dijodohkan," remeh nya pada Taeyong.
"Jika aku bisa lari dari neraka ini aku akan pergi, aku juga tidak butuh takhta bodoh ini," balas Taeyong yang membuat penyihir Choi melongo.
"Kau pilihan Taeyong, kau satu - satunya," penyihir Choi mencoba mengubah pola pikir Taeyong.
"Terserah, intinya jika nanti aku sudah menjadi raja aku tetap akan bersama kekasihku. Bodoh sekali Jaejoong itu memilih orang yang salah," kalimat terakhir itu benar - benar kurang ajar.
"Jangan sebut nama ayahmu tanpa hormat!"
"Apa urusanmu? Aku ingin pergi, ini percuma saja kan? Aku takkan bisa menjadi raja karena aku takkan pernah mau melakukan ini," dan semua ini berakhir dengan Taeyong yang meninggalkan tempat panas ini.
Penyihir Choi hanya tersenyum kecut. Ia tahu ini akan terjadi. 'Dia' tidak gila.
⭕⭕⭕
"Eh, sudah selesai ritual nya?" tanya Jaejoong yang tengah duduk di takhtanya, melihat putranya datang hanya memakai celana.
"Tidak, aku tak bisa appa! Jangan paksa aku," jawab Taeyong dengan nada tinggi, mengejutkan Jaejoong.
"Apa maksudmu?"
"Aku takkan pernah bisa melakukan ritual dan aku takkan pernah menjadi raja, jadi jangan paksa aku! Silakan cari orang lain yang lebih pantas," Taeyong pergi meninggalkan Jaejoong begitu saja.
Jaejoong bangkit dari takhtanya begitu saja, mengejar Taeyong yang menuju kamarnya.
"Berhenti!" Jaejoong mencengkram pundak Taeyong.
"Apa?" Taeyong menoleh.
"Katakan apa yang terjadi saat ritual," Jaejoong berusaha bersikap lembut agar Taeyong dapat jujur padanya.
"Alu takkan bisa melakukan ritual selama masih memiliki rasa tidak ikhlas dan ingat, aku takkan pernah rela sepenuh hati melakukan ini," jawab Taeyong sambil menampik tangan Jaejoong yang bertengger di pundaknya.
Jaejoong hanya tersenyum miring. "Apa yang membuatmu tidak rela melakukan ini?"
"Aku takkan pernah meninggalkan Ten, paham?!" setalah Taeyong meneriaki Jaejoong ia masuk begitu saja ke dalam kamar. Menutup pintu dengan keras hingga menimbulkan dentuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Incubus👿 •TAETEN•
Fantasy"тнe нell are eмpтy and all тнe devιlѕ are нere." 🔞Warning🔞 Mature content✔ Fantasy✔ Tiba - tiba tubuh Ten dipenuhi dengan tanda merah - merah seperti bekas cupangan. But, Ten never do that and he hasn't any relationship with someone. «Start from...