Seorang pria kecil meringkuk di atas ranjang apartemennya. Bukan tertidur namun ia sedang menahan rasa sesak di dadanya. Olok - olok teman sekantornya menyebabkan hatinya tergores, well omongan mereka tidak main - main. Berhasil membuat pria ini tersakiti.
"Hiks, apa yang terjadi padaku," ucapnya parau sambil menatap langit - langit. Sudah sejam ini sejak ia menangis di kamarnya.
Namun tiba - tiba dirinya beranjak karena harmonisasi di perutnya terus memberontak. Langkahnya gontai menuju dapur, kali ini ia hanya akan mengganjal perutnya dengan oat meal. Untuk makan saja ia jadi tidak nafsu, gunjingan temannya sungguh mempengaruhi mental Ten. Namun ia harus tetap mengisi perutnya agar tidak terkena penyakit mag.
«Flashback»
"Lihat! Tanda apa itu di leher Ten," Kang Seulgi, dia ratunya gosip di kantor. Hanya dengan mulut busuk berbisanya, ia bisa mempengaruhi semua orang di kantor.
Otomatis banyak orang yang mengerubunginya, bak dia adalah artis atau seorang kriminal yang ketahuan.
"Eungh-" Ten yang sedang menumpuk datanya menjadi menarik - narik kerah kemejanya untuk menutupi bekas tanda itu.
"Tidak usah ditutupi Ten, biar aku lihat," Ten menarik kerah baju Ten hingga leher dan dadanya terekspos, menampilkan bekas - bekas merah.
"Hei, apakah kau memiliki kekasih?" tanya Seulgi dengan nada mengejek.
Ten hanya bisa menggeleng, itu memang benar. Dirinya tak pernah berhubungan dengan siapapun semenjak mantannya Johnny pindah ke US.
"Bagaimana kalau kekasih gelap?" perktaan Seulgi disambut renyah oleh yang lainnya.
"Ya! Pasti dia main kekasih gelap,"
"Dasar pria murahan,"
"Ck, bahkan dirinya lebih hina dibanding dengan jalang liar,"
"Sudah cukup - cukup, jangan biarkan air mata menitik dari sudut matanya," Seulgi kembali mengejek.
Ten hanya bisa menunduk menahan rasa panas di dadanya, rasanya ingin memberontak namun ia tak bisa.Jika ia memberontak yang ada malah ejekan yang semakin menjadi.
"Jangan ganggu aku, untuk apa kalian mengurusi hidupku. Tidak ada pekerjaan lain huh?" Ten akhirnya buka suara, berkata dengan sedikit sarkas pada mereka.
"Hoho! Ten kecil sudah berani menjawab, haruskah kita melapor kepada bos?"
"Seulgi - ssi, jangan katakan apapun dengan mulut bisa mu itu. Dan jika kalian tahu saja, aku alergi udara dingin yang bisa menyebabkan tubuhku menjadi memar," untung otaknya bekerja saat dibutuhkan.
"Hu! Seulgi pembual!" dan akhirnya kerumunan itu mereda. Eh, bukannya Seulgi memang pembual dari dulu?
"Eh, aku tidak-ck, awas saja kau!" Seulgi geram dan akhirnya meninggalkannya.
Ten bernapas lega, namun rasa sakit di dadanya masih terasa. Rasanya nyeri bak ditusuk dengan belati.
«Flashback off »
Ten memakan oat meal - nya dengan malas dan pada akhirnya ia tak menghabiskannya. Badannya masih lengket karena ia tadi langsung ke kamar setelah pulang kerja. Akhirnya ia memutuskan untuk mandi untuk me - refresh pikirannya yang kacau.
⭕⭕⭕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Incubus👿 •TAETEN•
Fantasía"тнe нell are eмpтy and all тнe devιlѕ are нere." 🔞Warning🔞 Mature content✔ Fantasy✔ Tiba - tiba tubuh Ten dipenuhi dengan tanda merah - merah seperti bekas cupangan. But, Ten never do that and he hasn't any relationship with someone. «Start from...