16일

1.6K 165 18
                                    

Pandangan Ten memburam begitu saja, hatinya sakit seperti diremuk. Baru saja ia merasakan sebuah rasa cinta namun dihancurkan begitu saja karena berbeda dunia. Apakah ini akibat karena sudah melanggar hukum alam? Ia tak tahu, ia hanya manusia lemah yang tidak tahu apa - apa.

"Ya Tuhan, tolong aku."

Ten menundukkan kepalanya, tak sanggup melihat apa yang terjadi. Air mata terus mengucur dari mata sipitnya.

"Hei, kau tidak mau melihat kekasihmu lenyap? Lihat, kepalanya mulai hangus terbakar!" ucapan Johnny tak sekalipun dihiraukan oleh Ten. Mana mau ia melihat Taeyong sekarang, pasti memilukan.

"Ttt—ten!" panggil Taeyong lemah yang langsung membuat atensi Ten ter-arah padanya.

Baru sekarang Ten berani melihat Taeyong. Spontan ia menutup mulutnya yang menganga. Bulir - bulir air semakin deras membasahi pipinya. Pasalnya sekarang keadaan Taeyong sudah tak layak untuk dilihat oleh kekasihnya. Seperempat kepalanya sudah hancur lenyap terbakar dan beterbangan menjadi abu. Proses itu berangsur hingga saatnya seluruh tubuh Taeyong terbakar maka ia akan menghilang. Lenyap dan tak akan kembali lagi.

"Taeyong!! Hiks hiks, maafkan aku," ucap Ten yang pikirannya sudah tak waras itu, hanya kata maaf yang dapat terucap.

"Kau tidak salah, maaf telah melibatkanmu dalam situasi ini," jawab Taeyong tersenyum, air mata juga menuruni pipinya.

Ten tidak dapat berpikir dengan jernih, dadanya sesak. Ingin sekali rasanya menghantam muka Johnny. Tangannya mengepal, namun sekuat apapun dirinya takkan bisa mengalahkan Johnny.

"Anggap saja kematianku adalah pengorbanan untukmu," ucap Taeyong lagi sebelum bagian mulutnya menghilang.

Pikiran Ten blank, hatinya terlalu sesak untuk menerima semua ini. Bahkan kini dirinya sudah menunduk, tak ingin melihat apa yang ada didepannya.

"Hey! Lihat, kekasihmu sudah menghilang," bodoh dengan perkataan Johnny. Sepatah katapun tak ingin Ten dengar. Kini dia tak menghiraukan apapun.

Jujur saja sebenarnya Taeyong belum menghilang. Masih ada seperlapan kepalanya yang belum menjadi abu. Artinya selama masih ada bagian kepala, maka jiwanya masih ada disini.

Ten masih menundukkan kepalanya, air mata terus berjatuhan hingga tak terasa waktu terus berjalan. Anehnya, Johnny tak berniat menyerang atau apapun.

"Sial, sudah sepuluh menit. Namun, kepala Taeyong masih saja ada!" batin Johnny kebingungan.

Setelah lama hening, Ten mengangkat kepalanya. Wajahnya nampak pasrah. Ia siap menerima apapun yang akan Johnny lakukan padanya.

"Silahkan lakukan apapun yang kau mau," ucap Ten berserah diri. Toh, percuma jika dirinya hidup untuk apa. Orang yang ia cintai sudah tidak ada.

"Akhirnya kau menyerah, manis," dengan langkah yang sedikit dibuat sensual, Johnny menghampiri Ten.

Namun, tak selamanya jalan itu mulus.


"Arghhhhh!" tiba - tiba Johnny menggeram. Matanya bak dibutakan oleh sesuatu yang sangat menyilaukan. Begitu juga dengan Ten yang kini menutup kedua matanya menggunakan telapak tangannya.

Kumpulan cahaya putih yang menyelubungi mayat Taeyong itu berhasil membuat pertanyaan besar. Bukan mayat lagi, karena sekarang tubuh Taeyong sudah menghilang. Menghilang tertutup sempurna oleh cahaya tersebut.

"Sial, apa lagi ini?"

"Taeyong," panggil Ten lirih.

⭕⭕⭕

My Dear Incubus👿 •TAETEN•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang