4 tahun kemudian
Eva Qritisna tiba di lapangan terbang Bandar Udara Internasional John F. Kennedy. Cermin mata hitam di atas kepala di pakainya semula. Lensa lensa cahaya kamera sedikit sebanyak menganggu penglihatannya.
"Miss Eva!!"
"Miss Eva!! "
"Miss, Miss"
Jerit seregombalan wartawan yang ingin cuba mendapatkan ku tapi dihalang oleh tangan sasa bodygurdku yang berjaya melindungi ku.
"Give her some space please!! " jerit Alice selaku PA ku yang sudah pun terasa sesak akibat dikerumun oleh wartawan.
Aku hanya tersenyum tipis membalas para wartawan yang menayakan beberpa soalan hangat kepada ku. Sungguh aku terasa penat untuk melayani pelbagai jenis soalan yang dilemparkan oleh para wartawan.
Terhubang habing diriku apabila terpaksa menghadapi laluan yang telab pun dikerumun oleh orang ramai dan para wartawan. Sudah lah penat di badan masih belum hilang.
"Please give her some space , she need to rest!!! " laung Alice sekali lagi. Dapat ku lihat wajah Alice yang sudah pun berubah tegang.
Terus ku hentikan langkah. Cermin mata ku bukakan sambil menglemparkan satu senyuman manis. Bepuluh puluh cahaya lensa camera kini mengkap gambar ku.
"It's okay, Alice." Ku palingkan wajah ku untuk menghadap Alice yang sudah pun berada di depan ku.
"soo what you want to know about me? " soal ku kepada wartawan yang tidak jemu menangkap gambarku.
"Miss, How long will you be in new york? "
"do you think your design will be have combination with the local collection?"
"Are you interested to join combination with the local collection?"
"Do you have special event to visit after this? "
Berpusu pusu soalan dari wartawan ku terima. Aku hanya tersenyum sambil megelengkan kepala. Begini lah kehidupan ku, selaku pereka fesyen terkenal di dunia. Jenama perekaan ku EVA QRIS sekerang telah semakin mendunia. Lihat saja setiap hunjung minggu pasti diriku bakal diundang oleh perusahaan jenama yang terkenal seperti Louis Vilton, Gucci, Hermes, Channel dan banyak lagi.
"Woww there are so many questions I need to answer. One by one please" ucapku sambil berpura pura memegang dahi sambil tersenyum.
Para wartawan yang berada di sekeliling ku tidak henti henti menangakap gambar ku. Berapa banyak kali dia ingin menangkap gambar ku, pun aku tak tahu
"Do you have special partner in your life? " soal wartawan yang berambut blonde itu berjaya menarik perhatian ku.
Partner? Langsung tidak terfikir dek akal ku. Bolehkan sesorang wanita yang tidak sempurna seperti ku berdamping dengan mana mana lelaki. Aku hanya tersenyum bagi menjawab pertanyaan itu.
Ternyata senyuman itu telah salah ditafsir dan berjaya menarik para orang ramai dan wartawan untuk semakin galak menayakan soalan itu.
"Who is that lucky guy?"
"How long have you been in this relationship?"
Satu lagi serentak beberapa soalan ditanya oleh para wartawan. Semakin hangat para wartawan berebut rebut ingin mendapatkan jawapan ku.
Satu kelingan aku berikan kepada Alice. Alice yang seakan faham akan kelingan ku, pantas membuka bicaranya. "Sorry, miss Eva should go now, Please give her a some space" jerit Alice sambil dibantu oleh bodygurd ku.
YOU ARE READING
CHRISTY DHIANOVVA
RomanceEva Qristina nama secantik tuan badanya. Kulitnya putih, berambut blonde dan memiliki senyuman nipis. Terlahir sebagai anak ahli koprat tersohor di tanah air. Lagi tiga bulan dirinya akan menamatkan pengajiannya di Eropah. Perasaan gembira hancur...