CHAPTER VI

13.1K 1K 423
                                    

Haechan sedang memainkan game di ponselnya dengan seru kala mendadak pintu kamarnya dibuka dengan lancang oleh seseorang. Ia mendongak, beralih fokus dari ponselnya hanya untuk mendapati ibunya tengah berjalan ke arahnya dengan arua dingin miliknya.

Wanita dengan pembawaan angkuh itu melangkah dengan sambil membawa paperbag entah berisikan apa.

Tak terlalu mengacuhkannya, Haechan lebih memilih untuk kembali fokus pada game di ponselnya tersebut.

"Kau bolos latihan lagi?" Ibu berkata pelan, meletakkan paperbag yang dibawanya itu ke atas meja nakas samping ranjang milik Haechan.

Haechan tak mau berkata. Dia terlihat bungkam dan hanya semakin mengeraskan suara volume ponselnya belaka. Sikap ala pemberontak yang dimilikinya kembali ia keluarkan. Ingin menunjukkan pada ibunya jika di sini dirinya sedang menaruh rasa amarah padanya.

"Dua malam tak pulang ke rumah, dan sekarang bolos latihan? Ingin mencari perhatian dari ibu?" Ibu mendudukkan dirinya di sofa yang ada di bangsal rawat yang sudah dirombak menjadi kamar pribadi milik anaknya tersebut.

Kamar ini sering dijadikan Haechan sebagai tempat pelariannya jika anak itu sedang marah, kesal atau apapun yang membuatnya jadi merasa malas pulang ke rumah.

"Aku tak perlu banyak tingkah, segela apapun yang kulakukan pada dasarnya memang akan selalu menarik perhatian milik ibu." Haechan berucap, membalas kalimat ibunya dengan berani, tak sedikitpun merasa takut meski ibunya kini jelas-jelas tengah melayangkan tatapan tajam ke arahnya.

Haechan tersenyum miring. Ibunya selalu seperti ini jika sedang bicara atau apapun. Tak ingin menadapat pertentangan, selalu ingin menang dari setiap argumen yang diberikan, dan selalu merasa jika siapapun itu lawan bicaranya mereka haruslah tunduk pada kalimat miliknya. Pada dasarnya ibu sama sekali tidak suka jika ada yang berani menjawab kalimatnya dengan kalimat pertentangan.

"Ah, begitu. Benarkah?" Ibu duduk dengan sambil melipat kakinya lalu mulai memerhatikan kamar pelarian milik putranya itu penuh minat, ada beberapa barang baru yang mengisi tempat ini. Seperti rak buku di sudut ruangan yang berisikan banyak sekali komik, juga satu set komputer game yang seingatnya terakhir kali dia berkunjung ke sini benda elektronik itu masih belum ada.

"Kenapa masih bertanya. Jangan berusaha menampik realita. Aku sekedar bermain-main dengan temanku saja ibu sampai membawa itu dengan serius. Bukankah ibu berlebihan?" Haechan berkata.

"Bermain-main sampai membuatmu masuk rumah sakit? Bagus, sekali." Ibu berkata dengan nada sarkas miliknya.

"Oh, dan kebetulan sekali ibu peduli." Haechan mengakhiri kalimatnya dengan suara tawa sumbang tak bernada, akhirnya meninggalkan fokus dari ponselnya dan kemudian mendongak untuk membalas tatapan dari sang ibu.

"Dulu-dulu ibu ke mana? Tumben sekarang sudi untuk peduli. Saat ayah meninggal dulu saja ibu tidak datang, dan sekarang? Lucu sekali melihat ibu bisa bersikap seolah paling peduli dan perhatian." Haechan berbicara dengan sangat lugas. Memosisikan dirinya untuk mulai berbaring di ranjang miliknya, dan tak sudi untuk melempar tatapan pada ibunya, yang mana kini sosoknya tengah menatap lekat ke arah anak tunggalnya itu tak suka.

Sempat terjadi jeda barang sejenak. Haechan sudah siap untuk tidur tanpa memedulikan keberadaan ibunya sama sekali.

"Lagu lama, Lee Haechan." Ibu masih bisa menjawab, bekata dengan nada santai namun dengan raut muka yang sudah terlihat mulai mengeras. Alisnya saling bertaut dengan tajam, dan dahinya juga nampak berkerut, terlihat jelas sekali jika wanita itu tengah menahan amarahnya.

Jelas kalimat dari Haechan adalah kalimat yang terasa sangat menyinggung juga mengusik harga diri miliknya.

"Tapi, bagaimana ini, sayangnya ibu sedang tidak ada waktu untuk ikut meladeni perilaku dramatik ini. Akan ibu biarkan saja kau merasa menang akan kalimatmu tadi." Ibu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah undangan berbentuk persegi lalu meletakkannya di atas meja yang ada ada di depannya.

SEIZURE [MARKHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang