Chapter 2- Antar

313 54 3
                                    

"Halo? Ahh, Kuroo-san."

'Ya, Akaashi. Perlu jemputan? Kebetulan aku sedang dalam perjalanan pulang.'

"Kalau satu arah dengan jalan pulangmu, boleh."

'Baiklah akan ku jemput, kebetulan sekali rumah sakit yang kau inapi satu arah dengan jalan pulangku. Tunggu sebentar, ya?'

"Baik, Kuroo-san. Terima kasih, aku tunggu. Teleponnya aku matikan, ya?"

'Ya, ya. Sampai jumpa!'








Tuttt!








Akaashi menaruh ponselnya ke dalam saku celananya, sudah pukul enam pas malam hari. Ia membenarkan letak ransel yang bertengger dipundaknya agar pundaknya tidak terasa pegal.

Ia melihat ke sekeliling depan rumah sakit, tidak banyak orang yang berlalu lalang disini. Namun cukup banyak mobil yang terparkir, sepertinya sedang banyak pasien di rumah sakit ini.

Seketika, pemuda yang ia temui sore tadi muncul dipikirannya. Ia menggelengkan kepalanya, mengapa pemuda itu muncul dikepalanya dengan tiba-tiba disaat ia sedang memikirkan hal yang lain?






"Hei?"



Akaashi tersentak, seseorang menyentuh pundaknya. Ia menoleh ke kanan, dan mendapati pemuda yang ia temui di sore hari tengah tersenyum kepadanya.




Baru saja aku pikirkan, batin Akaashi.




Ia menyembunyikan senyumnya dan membalas sapaan tersebut, "Hai, kita bertemu lagi?" Tentu Akaashi berkata dengan tempo yang sedikit ia pelankan.

"Hahaha, iya. Kebetulan sekali, tadi aku habis membeli cemilan dan melihatmu berdiri disini sendirian. Sedang menunggu jemputan?"





Apakah dia seorang freak makanan ringan? Tadi sore dia membawa plastik berisi jajanan dan sekarang ia membeli jajanan lagi?





Akaashi mengangguk, "Apa kamu akan bermalam disini menemani temanmu yang dirawat?"

"Tidak, aku akan pulang setelah mengambil barang bawaanku yang tertinggal."



Akaashi mengangguk— lagi, suasana hening sejenak.



"Ahh iya, aku lupa menanyakan ini. Siapa namamu? Lucu sedari tadi kita mengobrol tapi tidak mengetahui nama satu sama lain."

Pemuda tersebut menepuk dahinya dan terkekeh, "Ahaha aku pun lupa. Aku Bokuto, Bokuto Kotaro. Panggil saja senyamannya kamu," Bokuto mengulurkan tangan kanannya ke arah Akaashi.

Akaashi menjabat tangan tersebut, "Akaashi Keiji, panggil saja Akaashi."





"Ada apa dengan panggilan Keiji memang?"





Akaashi mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia merasakan wajahnya sedikit memanas.

Bagaimana bisa aku memerah hanya karena kalimat itu?! Sadar Akaashi— bodoh, bego!

Last Notes [BokuAka]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang