Rongsokan.

34 8 1
                                    


Farhan mengernyit melihat jendela kelasnya yang dikerubungi oleh siswa siswa lainnya. Mereka terlihat berdesak desakan dan ingin berdiri paling depan agar mereka bisa melihat apa yang terjadi didalam sana.

Namun dari sekian banyaknya orang yang mengintip, tidak ada yang terlihat berani masuk kedalam kelas. Padahal pintu kelas terbuka lebar tapi mereka lebih memilih berdesak desakan di jendela sambil bergumam tak jelas.

"Kenapa sih?" gumamnya lirih "Ada anak pindahan atau gimana nih? Artis nyasar? Berantem?" tambahnya tak yakin.

Farhan spontan menggeleng. Menyelinap diantara gerombolan itu dengan kedua tangannya yang masih menenteng minuman yang tadi dibelinya. Dia mendekat kepintu kelas dan tanpa dia sadari, ekspresinya lansung berubah geram.

"Lo nggak denger?"

Farhan menatap punggung pria yang sedang berbicara itu lurus. Lalu menatap lawan bicara pria itu yang kedua bola matanya sudah terlihat berkaca kaca.

Bahkan dari tampilan belakangnya saja Farhan sudah yakin sosok itu siapa!.

"LO BILANG APA?!" ucap gadis itu menjerit. Dan jeritan itu membuat Farhan sadar jika ini tak baik sama sekali.

"DASAR JALANG!".

Rahang farhan mengeras. Dia spontan melotot mendengarnya dengam Nafasnya yang menyesak tiba tiba. Dan dengan kesal dia melemparkan minuman ditangannya kearah pria itu.

BYURRRR!.

Axness menjerit tertahan. Telapak tangannya refleks saja menutup mulutnya agar suaranya teredam. Kejadian barusan terjadi sangat cepat. Membuatnya tak sempat untuk berfikir panjang. Bahkan cairan yang berwarna orange pekat itu juga mengenai wajahnya. Terasa basah, lengket, dan juga dingin.

Sementara Olav terlihat terpana diposisinya. Tengkuknya basah kuyup karna cairan itu benar benar menuju kebagian itu. Begitu juga rambut belakangnya. Dan tidak bisa dipungkiri jika seragam belakangnya sudah basah sekarang, terasa lengket dan bau cairan itu menyengat kehidungnya.

Bau buah mangga!.

Gumaman gumaman dari siswa lain terdengar beberapa saat setelah itu. Ada yang berekspresi sama dengan Axness, menjerit tertahan dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Ada yang terpana seperti Olav. Ada yang meringis dan ada pula yang tertawa karna menurutnya, pemandangan itu lucu. Entah lucunya ada dimana. Tapi yang jelas, mereka tertawa.

“Sialan! Siapa yang__“

“Lo cowok atau bukan sih?“

Ucapan Olav dipotong oleh Farhan dengan cepat. Dia mendekat kemeja guru dan duduk dengan tenang disana. Menatap Olav lurus dengan salah satu tangannya yang lain menenteng satu minuman lain yang masih dia genggam.

“Menurut Lo?“ tanya Olav balik. Ekspresinya antara marah, kesal, penasaran dan tak suka.

“Kalau menurut Gue sih bukan!“ respon Farhan spontan “ belum ada sejarahnya cowok punya mulut sampah kayak mulut Lo ini! “ tambahnya dengan nada bicaranya yang santai sambil menatap Axness sejenak.

Axness terdiam diposisinya. Kepalanya tertekuk dan jelas sekali jika gadis itu berlinangan. Pipinya memerah dan tubuhnya terlihat cukup bergetar. Membuat nafas Farhan menyesak.

Sakit hatinya melihat Axness seperti itu.

“Urusannya apa sama Lo?“ tanya Olav geram. Mendekat kearah Farhan dan menatap pria itu lurus.

Tapi, Farhan tak bergeming. Bahkan dia memperbaiki posisi duduknya disana. Menyilangkan kedua kakinya diatas meja guru dan membalas tatapan Olav, menantang!.

Brandal (ter)hormat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang