Insirasi Penulis

13.4K 577 36
                                    

Novel ini sebenarnya terinsfirasi dari kisah temanku yang di ramu semikian rupa, maklum aku sering jadi tempat sampah curhat mereka. Di novel ini aku hanya ingin mengajarkan para perempuan untuk strong.  Ketika ada badai pernikahan, mereka sudah siap menghadapi segalanya. Setiap pasangan awalnya tidak pernah menginginkan pernikahannya hancur, tapi jalan hidup kedepan tidak pernah ada yang tahu. Maka perempuan harus tangguh, perluas wawasan, punya komunitas yang baik, memikiki skill yang memadai itu penting. Agar bisa tetap bertahan dan anak-anak tidak kehilangan sosok yang bisa jadi panutan. Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Ahmad mereka besar tanpa peran ayah, namun ibu para ulama tersebut adalah perempuan-perempuan tangguh di masa keemasan islam. Kesendiriannya tidak lantas menjadikan dirinya lemah. Tapi berkat tangan emasnya sejarah mencatat bahwa dari sosok wanita tersebut lahir generasi emas.

Kesendirian dalam membesarkan anak, baik itu karena di tinggal wafat atau penceraian, tidak menghalangi perempuan untuk tetap mulia dengan Izzahnya, tidak menghalangi dirinya untuk memiliki kontribusi besar memlahirkan generasi berkualitas. Peran hebatnya tetap di butuhkan. Selalu dinantikan sejarah.

Ibu adalah pelukis peradaban. Dari rahimnya generasi berkualitas ini di tentukan, dari pengasuhan terbaiknya pemuda-pemudi tangguh di lahirkan. Maka menjadi perempuan harus memiliki bargaining position.

Rumah tangga ketika sudah tidak ada keselarasan di dalamnya, tidak ada satu visi dan misi. Tidak ada ketaatan pada Allah, jadi untuk apa bertahan? Terutama ketika di nodai perselingkuhan. Apa akan ada keberkahan di dalamnya? Tidak akan. Yang ada memicu pertengkaran, yang mungkin tiap hari akan disaksikan oleh jiwa polos anak-anak. Hal ini akan membuat luka berkepanjangan di hati mereka, trauma pada pernikahan bisa jadi. Maka harus ada yang menyelamatkan mereka. Karena ketika anak banyak meredam luka sendiri akan fatal di kemudian hari. Tidak punya respect pada orang tuanya. Membangun hidup sendiri yang sulit untuk di tembus.

Semoga wanita dan ibu tangguh itu adalah kita. Yang setiap lelahnya menjadi Lillah.

LARA MENTARI (Belum Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang