01

461 48 4
                                    

Dentingan halus itu terdengar dari arah pintu masuk. Gadis itu baru saja memasuki ruangan. Dengan langkah yang tergesa-gesa, gadis itu berusaha mengayunkan kakinya untuk memasuki ruangan, menapakkan kakinya lebih jauh dan tepat waktu.

Dari arah jarum jam 12 seorang parubaya sedang melihat seorang gadis yang memasuki tokonya sambil tergesa-gesa. Ia berdecak kesal kenapa ia bisa memiliki anak yang tidak bisa ia banggakan.

"Bunda maaf aku terlambat, aku terjebak macet tadi saat perjalanan kesini di persimpangan depan" ucap Lily

"Kok bisa sih?!?! Saya udah ditunggu teman saya. Kalo saya telat kamu tau sangsinya kan?" Ucap pemilik toko. Ya, dia adalah ibundanya Lily

"Ahhh... sekali lagi maaf bunda. Iya, bunda Lily tau kok apa sangsinya" jawab Lily menyesal dan diakhiri dengan senyumnya yang sangat hangat

"Yaudah saya berangkat dulu, jaga tokonya baik-baik" ucap bunda kepada Lily kemudian berlalu pergi dari hadapan Lily

Gadis itu langsung berganti pakaiannya dan langsung menata dan merapikan toko sebelum toko itu dibuka.

Dentingan pintu terdengar lagi, gadis itu langsung menyambut pelanggan pertamanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya

"Uhh.. saya lagi cari kue untuk mama saya, dia orangnya sangat memperhatikan hal sekecil apapun. Aku dengar toko ini menjadi toko kue favorit mama. Dan ya memang benar mama saya tidak salah pilih disini kuenya terlihat menggiurkan sekali..." ucap pelanggan dengan pandangan yang seakan- akan ingin memakan semua kue yang berada disana.

"Ah.. terima kasih atas pujiannya, kue buatan bunda saya emang enak. Tapi tenang saja hari ini bunda bikin kue dengab resep baru dia dan saya yakin rasanya gak kalah enak dengan kue yang biasanya" ucap Lily sambil berjalan menuju estalase tempat dimana kue yang ia maksud berada.

"Ahh mengagumkan kelihatannya juga enak. Yaudah saya ambil yang ini"

"Oke tunggu sebentar, biar saya beri tulisan dengan nama?"

"Maya Hendry"

"Dan pesanan atas nama?" Ucap Lily sambil mencatat nota yang disediakan olehnya agar bisa menjadi bukti saat ia tidak berbohong kepada bundanya saat menjual kuenya

"Haechandra Nanendra" ucap pelanggan tersebut

Setelah pelanggan menyelesaikan urusannya dengan Lily. Lily istirahat sebentar sambil membaca buku. Ia harus belajar lebih giat lagi agar nilainya semakin bagus dan ia bisa membanggakan orangtuanya terutama bundanya.

"Ah... kenapa hidupku seperti ini? Apakah aku kurang berbakti kepada mereka? Apakah nilaiku terlalu buruk untuk mereka?" Ucapnya sambil melihat hasil ulangan kemarin.

Hampir semua nilainya sempurna. Ia bahkan anak terpandai dikelasnya dan ia selalu menjadi peringakat kedua pararel disekolahnya. Entah kenapa orangtuanya malah meremehkan dia? Dengan peringkat seperti itu seharusnya ia didukung, di beri semangat untuk belajar lagi bukan malah di cemooh.

"Oke-oke! Lily kamu tidak boleh mengeluh... Ayo belajar lagi!!!!" Ucapnya penuh semangat untuk menyemangati dirinya sendiri.

Hari ini pelanggan yang datang ke toko roti lumayan banyak walaupun hanya dirinya sendiri yang menangani pesanan pelanggan, tetapi ia bisa melaksanakan tugasnya dengan baik.

Banyak dari pelanggan yang menjadi pelanggan tetap di tokonya ini, ia senang karena usaha bundanya berjalan dengan lancar. Jadi ia tidak perlu lagi takut jika suatu saat nanti ia tidak ada lagi di dunia ini entah karena sudah waktunya atau karena waktu yang tidak ditentukan.


TBC.
Jangan lupa vote dan komen :)

MisérableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang