CHAPTER 2 [ Takdir ]

45 1 0
                                    

“Mungkin hari ini gue bisa ketemu dia lah," gumam Aji memandangi notebook coklat milik gadis yang baru dikenalnya tiga hari yang lalu. Ia memasukkan notebook itu ke dalam tas hitamnya.

Malam setelah Aji bertemu dengan Sayla, ia memberanikan diri membuka note itu, di note itu tertera agenda-agenda yang ditulis Sayla sejak sebulan yang lalu. Di sana tertulis dengan jelas.

Senin, 13 Juni 2016 : Apel Pagi Hari Pertama MOS SMA Mercubuana 06.45

Dari situ Aji yakin bahwa gadis bernama Sayla itu akan menjadi siswa baru di SMA Mercubuana sekaligus menjadi adik kelasnya.

Aji memarkirkan motornya di parkiran sekolah yang masih sepi pagi ini. Jelas masih sepi, karena ia datang satu jam sebelum bel masuk sekolah berdenting.

“Prukk,” seseorang menepuk pundaknya dari belakang sebelum ia turun dari motor.

“Pagi amat lu, Ji.” tegur orang itu duduk di jok motor yang terparkir di samping motor Aji. “Kenapa, ada masalah?” tanya Aji melepas sarung tangan motornya. “Ngga juga sih.” orang itu mengusap wajahnya sambil melihat kaca spion  motor yang didudukinya. “Ngga usah ngaca pun, muka Lo itu masih bisa buat cewek-cewek klepek-klepek, Kha.” ledek Aji.

Orang yang diledek hanya tersenyum kecut. “Ocehan Lo kok kaya cewek sih, Ji. Gue jadi gigu sama Lo,” turun dari motor dan berjalan menjauhi teman sekelasnya itu. “Kha, kok Lo pergi. Tungguin gue hey!” teriak Aji turun dari motor mengejar temannya yang berjalan menjauh darinya.

Aji menyamakan langkah kakinya dengan cowok itu kemudian merangkul pundaknya, “Ji. Ngga usah rangkul-rangkul dah, jijik gue!” kesal cowok itu melepas rangkulan Aji kasar. Mereka berjalan beriringan menuju ruang kelas mereka XI IPA 2.

Di kelas sudah ada Dina yang tengah menyalin catatan milik Sisi teman sebangkunya. Di kelas hanya ada Dina dan Sisi yang duduk di bangku deret kedua. “Pagi amat lu Din udah berangkat,” tegur cowok yang datang  bersama Aji. “Sakha jauh-jauh dah Lo, ngga  mandi ya lo?” kesal Dina menyuruh cowok itu pergi  menjauh darinya seraya mengusir dengan tangannya.

Aji hanya tertawa melihat temannya siap  digebuk Dina dengan kotak pensil. “Lo tahu sendiri Din. Mana ada Sakha  mandi pagi kalau nginep di sekolah. Dia kan sibuk ngurusin acara ini itu,” tawa Aji puas. “Ji. Minta minyak wangi Lo sini. Biar gue ngga digebug Dina,” keluh Sakha menunggu Aji mengeluarkan ramuan rahasia anti gebuk Dina. Aji melempar botol parfum ke arah Sakha asal, sampai cowok itu kewalahan menerimanya.

Sakha duduk di depan bangku Dina dan Sisi bersama Aji. “Eh Sisi, besok gue pinjem catatan Lo ya. Nanti gue beliin coklat deh.”, rayu Sakha pada Sisi yang tengah memakai bedak. “Ngga!” jawab Sisi tegas.

“Ya elah, Si. Sama temen aja Lo gitu. Saling bantu kali,” bujuk Sakha lagi. “Ngga mau. Janji-janji muluk Lo. Bilangnya dikembaliin lusa, eh sampai sebulan ngga balik. Gara-gara Lo gue hampir aja dimarahin Pak Handoko karena ngga ngumpulin buku catatan Kimia. Kapok gue, pinjem ke yang lain aja!” sewot Sisi menarik buku yang baru saja ditarik Sakha.

Aji kembali tertawa melihat penderitaan Sakha, memang senyuman Sakha bisa melelehkan setiap perempuan yang melihatnya. Tapi tidak untuk Dina dan Sisi, teman sekelasnya sejak kelas X.

“Makanya jangan sibuk organisasi mulu lo. Sampai mandi aja lupa, anak buah Lo itu banyak, Kha. Tapi masih aja Lo bebanin semuanya sendiri. Keras kepala Lo!” omel Dina yang tahu persis sifat sohibnya itu. “Tuh diomelin sama mami,” ledek Aji.

“Lo itu juga sama, Ji. Suka telat makan kalau udah latihan basket.”

Mungkin kali ini akan lebih tepat menjadi sesi ceramah Dina sebagai seorang cewek yang care ke semua teman-temannya.

“Oh ya, Kha. Sebenarnya Lo kenal ngga sih sama cewek kemarin?” pertanyaan Dina yang mencuat tiba-tiba, sontak saja membuat Sakha menatap tajam gadis itu. Sementara Aji yang mendengar ocehan Dina langsung memasang telinganya tajam.

“Cewek siapa?” tanya Aji cepat dengan nada sedikit serius.

“Jadi kemarin ada adik kelas yang— ” belum sempat Dina melanjutkan ucapannya, Sakha langsung membekap mulutnya agar diam sebelum cewek itu bercerita yang tidak-tidak tentangnya.

“Oh adik kelas. Jadi Sakha sekarang mainnya adik kakak-an,” ledek Aji menyikut lengan Sakha. Sementara Sisi hanya menyindir, “Mana ada cewek yang mau sama cowok yang jarang mandi.”

Mendengar celetukan Sisi yang terkesan merendahkannya, Sakha membalas ejekan itu kesal, “Ngga usah dah lu ngatain gue jarang mandi, gue itu bukan ngga suka mandi. Tapi ngga sempet buat mandi karena sibuk ngurusin ini itu buat acara sekolah. Emang lu, bisanya cuma dandan ngga jelas, mana ada cowok yang mau sama cewek yang bedaknya berlapis-lapis kaya kue lapis!” Sisi yang merasa tersinggung menutup Compact powder nya kesal dan bangkit dari kursi bermaksud memukulnya dengan kotak pensil milik Dina.

Merasa suasana memanas, Dina ikut berdiri di depan Sisi menahan gadis itu sebelum melemparkan barang-barang miliknya sembarangan. Sementara Aji menarik Sakha yang masih adu mulut dengan Sisi keluar kelas. “Udah-udah, Ka. Mending kita persiapan demo ekstra di indoor. Yuk,  pergi dah, norak berantem sama cewek,” kata Aji menarik tangan Sakha.

“Ngapain sih lu ladenin Sisi. Dia kan emang comel mulutnya!” tegur Aji.

“BT gue,” celetuk Sakha ketika mereka berjalan menuju indoor. Melihat beberapa adik kelas mulai datang, Sakha memasang tampang sok cool. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jas OSIS nya.

“Mulai dah berubah nih anak jadi super cool,” cibir Aji menyamakan langkah kaki Sakha. “Pagi, Kak!” sapa beberapa siswi baru ketika berpapasan dengan Sakha & Aji. “Pagi!” balasnya dengan tampang cuek. Ngga ada ramah-ramah nya sama sekali.

“Parah Lo, Kha. Bisa cuek banget gitu,” sindir Aji menyunggingkan bibir. “Ini masih masa MOS, Ji. Besok-besok juga gue udah normal lagi,” jawaban Sakha membuat cowok itu tertawa lepas.

“Jadi sekarang Lo ngga normal? Kalau gitu gue ngga mau deket-deket Lo. Mulai sekarang jauhin gue!” timpal Aji berjalan menjauh dari Sakha dengan sikap jijik. Sementara Sakha hanya terkekeh mendengar ucapan Aji dan tetap berjalan menuju indoor di belakang Aji.

Hari ini adalah hari kedua MOS dengan agenda pengenalan ekstrakurikuler dan organisasi. Semua anggota EKSO (Ekstrakurikuler dan Organisasi) Mercubuana sudah berkumpul di dalam indoor yang notabenenya adalah gedung olahraga sekolah. Mereka tengah mempersiapkan stand EKSO masing-masing.

Kali ini Aji sudah mengganti seragam OSIS nya dengan Jersey berwarna biru bertuliskan “Mercubuana Basketball” di punggungnya beserta nama dan nomor punggung.
Kali ini acara akan dibuka dengan penampilan ekstrakurikuler basket. Jadi selain diadakan stand EKSO, beberapa ekstrakurikuler seperti tari, band, karate dan basket bisa menyuguhkan ekstrakurikuler mereka dalam bentuk penampilan dan atraksi. Stand-stand EKSO diposisikan di sepanjang tepian Tribune dengan memberikan ruang kosong di tengah untuk penampilan dan atraksi yang sebenarnya adalah lapangan basket.

Jumat, 13 September 2019

Terima kasih sudah mampir di lapak ini😊
Masih penasaran sebenarnya ada hubungan apa antara Sakha dan Sayla. Stay tune terus. And see you 💕💕

🍁Nilanura


Sirius ( Sayla )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang