CHAPTER 10 [ Mantan? ]

10 0 0
                                    

"Masa lalu akan tetap menjadi masa lalu. Namun masa depan, suatu saat akan menjadi masa lalu."
-Sirius-

Now Playing 🎶
Pupus- Cover By Hanin Dhiya


Satu Minggu kemudian...

"Pengumuman-pengumuman, barisan diistirahatkan," kata pembawa acara yang dilanjutkan komando dari pemimpin upacara.

"Istirahat di tempat, grak!!" serunya lantang dan tegas.

Salah seorang gadis berjas OSIS meraih stand mic yang berada di depan pembawa acara.

"Pengumuman ditujukan untuk Calon Pengurus OSIS yang telah mengikuti seluruh rangkaian tes penerimaan Calon Pengurus OSIS. Kami perwalian dari Pengurus OSIS menyampaikan bahwa hasil tes telah keluar dan sudah di tempel di papan informasi samping ruang sekretariat OSIS, terima kasih."

Seketika saja anak-anak kelas sepuluh heboh, terutama bagi mereka yang telah mengikuti serangkaikan tes CPO yang cukup panjang dan melelahkan.

Mereka menghambur ke papan informasi OSIS untuk mengecek apakah nama mereka tercatat menjadi salah satu peserta yang lolos dan menjadi CPO Angkatan 45.

Aliya berlari histeris sendiri, berusaha membelah lautan siswa yang saling dorong-mendorong untuk melihat selembar kertas putih dengan tinta hitam di atasnya yang membentuk dua puluh enam nama siswa kelas sepuluh.

Aliya melihat Jerome berada di barisan pertama tengah mengecek nama peserta yang lolos dengan jari telunjuk kanannya.

"Gimana, Jer??" tanya Aliya dak dik duk sendiri. Jerome menggeleng samar menatap Aliya sesal. Melihat ekspresi Jerome, Aliya langsung mengecek kertas itu mencari namanya dan Jerome dengan telunjuk kiri mengurutkan dari nama teratas.

Telunjuk Aliya berhenti di nomor dua puluh dua di mana nama 'Jerome Alvian Putra' tertera.

Aliya segera saja memukul punggung Jerome dengan telapak tangannya.

"Bercanda teros!!" kesal Aliya mendorong cowok itu keluar dari kerumunan CPO lainnya.

"Jer, berarti kita bakal sering ketemu dong!" Aliya menyeringai misterius. Jerome memicingkan matanya curiga, "Kenapa Lo? Senyuman Lo itu buat gue jadi merinding, ngga usahlah Lo mikir aneh-aneh tentang gue. Buang jauh-jauh pikiran kotor Lo itu!" ceplos Jerome memasang wajah geli.

Jerome berjalan menjauhi Aliya yang masih berdiri memanggil-manggil namanya, "Jerome, Lo mau ke mana? Tungguin gue, heyy!!" teriak Aliya kesal karena ditinggalkan Jerome begitu saja.

"Ke kelas!" balas teriak Jerome tanpa berbalik menghadap Aliya yang kemudian membuat Aliya berhenti mengejarnya.

"Hikksss, dasar cowok 200 ribu! Nyebelin banget dah!!" menggerutu sambil memajukan bibirnya yang berwarna pink glossy.

Melihat orang lain memandangi dirinya seperti orang aneh, Aliyapun segera melangkah pergi dari lapangan tengah menuju kelasnya.

Senyuman Aliya terus saja terukir sepanjang perjalanan ke kelas sampai duduk di bangkunya. Melihat Sayla tak menggubrisnya sama sekali, Aliya pun menegurnya terlebih dahulu.

"Say.." Sayla menoleh kepada Aliya yang kini tengah cemberut, "Ya?" Aliya heran sendiri melihat Sayla yang hanya menanggapinya dengan wajah datar, yang kemudian terpaku pada bukunya kembali.

Sirius ( Sayla )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang