0.0

29.1K 782 4
                                    

Alana meremas ujung bajunya, matanya tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. Di ujung sana, ia melihat Dirga, suaminya. Tengah berciuman dengan wanita lain.

Hati Alana remuk, hancur bagai kepingan pecahan kaca. Lagupula wanita mana yang tak sakit melihat suaminya berciuman dengan wanita lain?

Alana menyeka air matanya dan pergi dari sana dengan masih berusaha menyeka dan menyeka air matanya, yang tak mau diajak berkompromi.

Ia berlari bagai orang yang tak tahu tujuannya kemana. Hingga pandangannya yang tiba-tiba mengabur dan menghitam.

***

Lelaki jangkung itu memiringkan kepalanya melihat wanita yang terbaring pada brankar ruangan bernuansa putih itu.

Diperhatikannya wajah wanita itu, bahkan kegiatan tersebut sudah lebih setengah satu jam ia lakukan. Dan sampai sekarang lelaki itu tak berniat untuk menghentikan kegiatan melihatnya, hingga mata wanita itu terbuka, membuatnya tersentak dan segera mendekat ke arah wanita itu.

"Saya, dimana? Aw!" Wanita itu berujar pelan sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Ah, yah, saya minta maaf, tadi saya tidak sengaja menabrak anda, dan sekarang anda ada di rumah sakit," jelas lelaki itu.

Wanita itu mengamati lelaki itu, mengingat apa yang terjadi padanya, hingga ingatan itu muncul. Membuatnya langsung tersentak yang membuat lelaki itu juga ikut tersentak.

"Kenapa ada apa, kamu kenapa?" Tanya lelaki itu panik.

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 9,"

Seketika wanita itu turun dari brankar, "oh terima kasih sudah membawa saya ke rumah sakit, dan soal anda yang menabrak saya, yang untungnya tidak menimbulkan luka yang begitu parah, dan juga ini juga merupakan kesalahan saya yang tak memperhatikan jalanan di sekitar saya, dan sekali lagi saya minta maaf, dan sekarang harus pergi," ujar wanita itu kemudian melangkah mendekati pintu.

"Tunggu,"

Langkah wanita itu terhenti.

"Maaf, nama kamu siapa yah?" Tanya lelaki itu.

Wanita itu tersenyum, setidaknya walaupun ia kini sedang terburu-buru, tapi tak mungkin jika ia tak meladeni orang yang sudah mau bertanggung jawab bahkan akan kekacauan yang ia buat sendiri?

"Nama saya Alana," ujarnya.

Lelaki itu ikut tersenyum melihat senyum Alana, "dan sekarang aku akan menjadi pengagum senyummu," gumam Lelaki itu.

"Hah?" Ujar Alana yang mendengar sesuatu yang diucapkan lelaki di depannya.

"Ah tidak, aku tadi cuma menyebutkan namaku, Reza." Ujar lelaki bernama Reza itu yang membuat Alana ber 'oh' ria.

***

Tbc

Oke, ini sequel dari 'My Possessive Ice Boy' and semoga kalian suka sama cerita ini💜

Kritik dan saran boleh lah, hehehe.

See you next part.

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang