3.0

3.8K 219 62
                                    

Maaf jika menemukan typo
Jangan lupa bintangnya ⭐
Nih kukasih double up
Selamat membaca

.
.
.

"Aku harus apa supaya kamu gak minta cerai?!" Ujar Dirga frustasi, kini keduanya duduk pada sofa yang berada pada ruangan itu, untuk lebih menenangkan situasi yang terjadi.

Alana diam, sebenarnya ia sudah cukup lelah untuk menghadapi Dirga, waktu dan tenaganya sudah cukup terkuras.

Melihat Alana yang hanya diam membuat Dirga  menghela napas kasar dan mengusap wajahnya frustasi. "Apa susahnya kau memberitahuku cara agar kita tidak bercerai Alana, aku capek kau tahu?! Benar kata Lisa kau tak tahu diri, kau baru datang setelah sekian lama, dan sekarang meminta untuk berpisah?! Baik, kita bercerai saja kalau begitu! Dan Gisha akan tetap tinggal bersamaku!"

Alana menoleh ke arah Dirga, " Terserahmu saja mau mengataiku apa Dirga! Yang terpenting Gisha ikut denganku! Kau tidak punya hati?! Kau mau membiarkan aku menghabiskan sisa hidupku tanpa putriku?!"

Alana benar-benar tidak habis pikir dengan Dirga sekarang, bisakah ia menanamkan kebencian dalam hatinya untuk Dirga?

"Aish! Alana, aku yang seharusnya mempertanyakan hal tersebut, apa kau punya hati?!"

"Maksudmu apa? Jangan membuat aku yang seakan-akan bersalah di sini!"

"Aku mencintaimu Alana, aku menunggumu selama ini, saat kau pergi aku sangat kacau, aku tak tahu apa yang membuatku malam itu melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dengan Lisa, itu kesalahanku aku akui, dan Lisa hamil," Dirga menjeda kalimatnya, menatap Alana yang tengah menatapnya dengan sorot kecewa.

"Tidak mungkin aku menyuruhnya untuk menggugurkan bayi itu, dan tak lama Lisa menikah dengan lelaki lain. Hubunganku dan Lisa hanyalah sebatas ayah dan ibu dari anak itu, tak lebih, apalagi yang harus kukatakan, agar kau mau percaya? Aku juga ingin membuat hidupmu bahagia sebelum kau pergi selamanya Alana, jika perlu kita pergi bersama, sungguh aku benar-benar tak bisa kehilanganmu Alana," lanjut Dirga yang membuat Alana langsung memeluk Dirga dengan isak tangisnya.

"Hiks ... aku juga mencintaumu Dirga, sangat hiks ..." ujar Alana sesenggukan. "Kita saling mencintai, tetapi selama hubungan kita berjalan hanya rasa sakit yang tercipta hiks ..."

"Aku akan mulai memperbaikinya Alana, tolong berikan aku kesempatan sekali lagi untuk bisa membuktikan bahwa pernikahan kita ini berakhir bahagia,"

Alana mengangguk dalam posisinya yang memeluk Dirga.

Dirga tersenyum mendapat tanggapan dari Alana yang memberinya kesempatan, Dirga memberi jarak antara dirinya dan Alana. "Kalau begitu hapus air matamu," Dirga mengusap air mata Alana dengan ibu jarinya.

Alana menatap lekat Dirga. "Siapa nama anakmu dengan Lisa?" Tanya Alana tiba-tiba membuat Dirga terdiam beberapa menit.

"Dirga, namanya siapa?" Ulang Alana karena Dirga yang tak kunjung menjawab pertanyannya.

Dirga menatap Alana sendu. "Kau pergi mandi dulu sana, mungkin sebentar lagi Gisha pulang, aku akan menanyakannya pada Nakula, kapan Gisha pulang," ujar Dirga mengabaikan pertanyaan Alana.

Alana mengernyit karena Dirga yang tak menjawab pertanyannya. "Ada apa?" Tanya Alana yang melihat Dirga bangkit dari duduknya.

"Ah tidak, aku hanya mencari ponselku, aku ingin menanyakan Gisha pada Nakula," ujar Dirga yang kini tengah mencari keberadaan ponselnya. "Kau pergilah bersihkan dirimu dulu,"

"Baru saja kamu berjanji untuk memperbaiki hubungan kita, tapi kamu malah merahasiakan sesuatu padaku, bagaimana bisa hubungan kita berjalan dengan baik, jika kamu saja masih bermain rahasia denganku, kau tidak terbuka denganku Dirga," Alana berujar dengan napas yang memburu, membuat Dirga sontak melihat Alana dan menggeleng.

"Sungguh aku benar-benar seperti orang asing dalam hidupmu, keluargamu saja aku tidak begitu mengetahuinya, bahkan kau punya kembaran pun aku tahu setelah pernikahan kita sudah berjalan selama bertahun-tahun. Sebenarnya kamu itu anggap aku apa? Hah?! Aku benar-benar merasa asing bersamamu Dirga, jika saat ini kita hanya berpacaran seperti dulu aku bisa menerimanya, tapi sekarang kita sudah menikah, bahkan sudah memiliki anak yang tengah beranjak remaja," Alana mengeluarkan semua keluh kesahnya selama ini yang tertahan karena sikap Dirga.

"Alana aku tidak bermaksud, sungguh! Aku tidak pernah menganggapmu orang asing, kau orang yang berharga---"

"Yah! Kau memang tidak menganggapku orang asing, tapi kau memperlakukan aku seperti orang asing Dirga! Inilah yang seharusnya kulakukan sejak dulu, kita harusnya berpisah!" Ujar Alana penuh amarah.

Dirga menghela napasnya, "Alana, aku tidak bermaksud membuatmu merasa seperti itu, oke oke, nama anakku dengan Lisa adalah Alana, kau tahu sekarang kan? Jadi berhentilah berkata kalau kita seharusnya berpisah, oke?"

Alana mengernyit bingung mendengar nama anak Dirga dan Lisa. "Alana?" Ulang Alana ragu.

Dirga mengangguk. "Iya namanya Alana, dia anak yang sangat menggemaskan, aku lebih sering memanggilnya Ana, aku tidak ingin menyebutkan namanya karena takut kau berpikiran yang tidak-tidak Alana,"

"Memangnya aku akan berpikir apa?! Dan kenapa kau pakai namaku untuk anak hasil pengkhianatanmu padaku, hah?!"

Dirga menutup matanya, "kau sudah menyebutkannya sendiri apa yang akan kau pikirkan Alana, kau pasti akan berpikir seperti itu,"

"Lalu kenapa kau memberinya namaku?"

Dirga menatap Alana was-was, "agar aku tidak merindukanmu," ujar Dirga terus terang.

"Ya sudah, kau hidup saja dengan anak itu, biarkan aku dan Gisha pergi, kau tidak akan merindukan kami berdua karena akan ada anak itu yang akan bersamamu,"

"Jangan membenci anak itu Alana dan berhentilah mengucapkan kau akan pergi dan pergi, kau kira itu terdengar lucu?"

"Yang melawak siapa?! Dan lagipula siapa juga yang membenci anakmu?!"

"Sudahlah, ini tidak akan berakhir jika masih berlanjut, yang terpenting adalah kita tidak jadi bercerai,"

"Siapa bilang tidak jadi?"

"Masalah apalagi?! Kau jangan membuatku pusing Alana,"

"Anakmu di mana sekarang? Lisa tadi datang sendiri, tak mungkin anak sekecil itu ditinggalkannya sendiri, kecuali ada yang mengurusnya di rumah wanita itu,"

Dirga menghela napas yang kesekian kalinya. "Kenapa kau sangat ingin tahu tentang anakku?!"

"Aku tidak punya niat jahat! Aku hanya bertanya,"

"Berhenti bertanya aku tak ingin kau sakit hati karena keingintahuanmu itu, dan berakhir denganmu yang mengatakan ingin bercerai dan membawa Gisha bersamamu," ujar Dirga yang langsung saja pergi dari hadapan Alana. Terlihat jelas raut kekesalan pada wajah Dirga, membuat Alana seakan-akan yang bersalah di sini.

Bersambung ...

Dah panjang  kan wkwk 🤣

Sampai jumpa di episode berikutnya dan yang pasti gak ada triple update :"

Don't forget follow
instagram @ ceritauniaira

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang