Lisa tak henti-henti nya berdecak kagum, terperangah, bahkan hanya untuk melewatkan satu inci saja akan membuatnya gila.
Gadis kelahiran Thailand itu begitu terpesona melihat pusat perekonomian dan bisnis yang menunjukkan beberapa manusia sibuk berlalu-lalang.
"Lisa, kau harus banyak belajar yah. Terutama bahasa dan budaya disini."
Lisa mendongak, menatap pria yang berdiri di sisi tubuhnya.
"Iya." Gumamnya diiringi senyum manis yang senantiasa menghiasi wajah mungilnya.
"Apa kau yakin ingin membawa tas mu sendiri?" Tanya pria itu sekali lagi, membuat Lisa mengangguk dengan cepat.
"Tapi itu sangat besar dan kelihatannya berat, apa punggungmu tidak sakit?"
Lagi-lagi Lisa mendongakkan kepalanya sembari tersenyum ke arah pria itu.
"Iya paman, aku bisa membawanya sendiri. Aku tidak terbiasa merepotkan orang lain, apalagi ini memang barang bawaanku." Jelas Lisa.
Pria itu hanya tersenyum, kemudian menepuk pelan puncak kepala Lisa.
"Jangan panggil paman mulai sekarang yah. Kau harus memanggilku Oppa."
Lisa tertawa kecil mendengarnya.
"Bukankah Oppa artinya kakak laki-laki?"
Pria itu mengangguk pasti. "Benar. Tapi aku masih muda, wajahku mungkin saja terlihat tua. Jadi kau harus memanggilku Oppa yah?" Tanya pria itu, membuat Lisa hanya terkekeh pelan kemudian mengangguk.
"Baik, aku akan mencobanya. Oppa." Ujar Lisa.
"Kau anak yang manis. Semoga kau bisa berhasil membuahkan yang manis untuk agensi juga nantinya." Harap pria itu, membuat wajah Lisa meneduh.
"Doakan aku yah Oppa."
Pria itu mengangguk. "Ayo, kita hanya perlu menyebrang dan kita sudah sampai di gedung agensi YG Entertainment." Jelas pria itu sembari berjalan, diiringi oleh Lisa di sebelahnya yang seketika menyelaraskan langkah kakinya.
"Benarkah?" Tanya Lisa tak percaya, kemudian sembari menyebrangi jalan, matanya menatap lurus kedepan, melihat bangunan dengan arsitektur yang luar biasa megah dan mewah.
°°
Lisa terus melihat sekelilingnya sembari menunggu pria tadi untuk mendaftarkan ulang dirinya.
hingga maniknya menangkap sesosok gadis berkeperawakan bule sedang memainkan gitarnya.
Lisa tersenyum melihatnya saat gadis bule itu tak sengaja juga sedang melihat kearahnya dan tersenyum.
"Lisa, kau ingin makan dulu atau istirahat?" tanya pria yang sejak tadi bersamanya, bernama Liu.
Lisa mendongak menatap Liu sembari memperkencang gendongan tas nya.
"Aku ingin makan, oppa. Tapi sebaiknya kita ke kamar dulu untuk menyimpan barang bawaanku." ujar Lisa.
Liu mengangguk. "Baiklah kalau begitu. Tapi~"
Liu menatap ke arah jam tangannya sebentar.
"Lima menit lagi, saat bel lift berbunyi. Kita baru bisa masuk." lanjut Liu.
"Ah, seperti itu. Aku pikir lift nya seperti lift pada umumnya yang akan terbuka jika kita menekan tombolnya. Hehe~"
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE | Taelice
RomancePluviophile, sebutan yang cocok untuk Kim Tae Hyung si penikmat Hujan. Hujan yang menurut nya membawa kebahagiaan dan Kesedihan di waktu yang bersamaan. Hujan yang membuat nya, menemukan dan kehilangan orang yang di cintai nya secara bersamaan.