Lisa melihat bagaimana teman-teman sebaya dan juga mungkin yang lebih tua dari nya sedang sibuk dengan masing-masing pelatihan.Ada yang melatih vokal, melatih tarian, dan bahkan berlatih keduanya.
Sedangkan Lisa sendiri hanya terpaku tepat di depan cermin ruangan itu, sembari sesekali menatapi pantulan dirinya.
"Begitu banyak trainee berbakat disini, apa aku bisa?" Gumamnya pelan, lalu kembali menatap para trainee yang berlatih hingga seseorang menyapa nya.
"Hey. Kau yang dari Thailand itu yah?" Tanya gadis kecil itu dengan gaya yang sedikit terlihat chic diantara yang lain.
Lisa menoleh, lalu tersenyum manis.
"Eh? I-iya." Jawab Lisa sedikit terbata.
Gadis itu kemudian duduk di sebelah Lisa, ikut menatap pantulan diri nya dari cermin itu sembari memeluk kedua lututnya.
"Wow~ berarti kau hebat. Karena kau satu-satu nya trainee asing disini." Ujarnya sembari menatap Lisa melalui pantulan cermin, membuat Lisa menatap nya heran.
"Begitu kah?"
Gadis itu hanya mengangguk.
"Oh iya, kau akan menunjukkan bakat apa selain bernyanyi dan menari?" Tanya gadis itu kembali.
Lisa terdiam sejenak, sembari berpikir.
"Um~ apa harus menunjukkan bakat selain kedua hal itu?" Tanya Lisa.
"Hm, tentu. Untuk menarik lebih perhatian coach dan Sajangnim." Ujar gadis itu.
Lisa kembali terdiam.
Memikir keahlian apa lagi yang bisa ia lakukan selain bernyanyi dan menari.
"Seperti bermain alat musik sambil bernyanyi, juga bisa loh."
Lisa kembali menoleh pada gadis itu yang kini mengeluarkan gitar akustik dari tas nya.
"Alat musik? Tapi aku tidak tau memainkan alat musik apapun." Jawab Lisa.
"Kalau begitu, belajar. Latih dirimu." Ujar gadis itu kembali, seraya menempatkan jemarinya di antara pitch-neck gitarnya.
Lisa kini berfokus menatap ke arah jemari gadis itu.
"Tapi, mungkin itu akan lama." Timpal Lisa.
Membuat gadis itu menatapnya sembari tersenyum.
"Tentu saja. Karena tidak ada proses belajar yang hasilnya instant. Semua pasti ada proses pembalajaran yang harus kau nikmati, agar kau bisa lebih tulus menekuni nya hingga menjadi sesuatu yang akan membanggakanmu di suatu saat nanti." Jelas gadis itu lalu tersenyum.
Spontan, garis bibir Lisa terangkat untuk tersenyum.
"Kau benar. Terima kasih telah menyemangati ku." Ujar Lisa.
"Aku tidak menyemangati mu, aku sedang membantumu untuk menemukan bakat terpendammu." Ujar gadis itu lalu kembali berfokus pada gitarnya.
Lisa menggeleng pelan. " Hehe~ maaf, aku tidak mengerti maksudmu." Ucap Lisa.
"Oh iya, namamu siapa? Kita belum saling mengenal." Ujar Lisa seraya mengulurkan tangannya.
"Aku Panpriya Manoban, tapi kau bisa memanggilku Pokpak." Ucap Lisa diiringi senyum manisnya.
Membuat gadis itu kembali mengangkat pandangannya.
"Pokpak? Kau serius? Kenapa namamu begitu lucu? Aku Jennie Kim. Kau bisa memanggilku Jennie atau Nini." Ujar Jennie lalu menjabat tangan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLUVIOPHILE | Taelice
RomancePluviophile, sebutan yang cocok untuk Kim Tae Hyung si penikmat Hujan. Hujan yang menurut nya membawa kebahagiaan dan Kesedihan di waktu yang bersamaan. Hujan yang membuat nya, menemukan dan kehilangan orang yang di cintai nya secara bersamaan.