Asena Behtan Guinevere

5 2 1
                                    

"Sena, bagaimana pelajaranmu di sekolah? Nilaimu gimana?" tanya ayah gue, lebih tepatnya ayah tiri yang nggak pernah gue sukai

"Biasa aja" jawab gue singkat

"Oh iya, kamu udah merencanakan mau masuk univ mana?" tanya ibu gue, jujur bosen banget topik pembicaraannya. Hampir setiap ayah pulang bahasnya kuliah

"Gatau" jawab gue, lagi lagi singkat

"Kamu masuk jurusan kedokteran kan?" tanya emak gue lagi. Cukup, gue muak. Makan pun sudah tidak berselera. Mereka selalu menanyakan hal itu sama gue, seakan akan gue punya pilihan

"Seakan aku ada pilihan" ucap gue membuat emak gue kicep

"Sena, menggambar itu-"

"Aku udah kenyang" ucap gue itu lalu bangkit dari duduk, egila keren bet gue dan meninggalkan kedua orang tua gue

Gue tau betul apa yang akan emak gue katakan
"Menggambar itu nggak ada manfaatnya, kamu mau jadi pelukis yang ada di jalanan itu?"

Perkenalkan, nama gue Asena Behtan Guinevere. Penasaran apa artinya? Asena artinya serigala betina, gue gak tau dari bahasa mana. Tapi artinya itu. Harapan orang tua gue, gue seberani serigala betina. Padahal gue penakut, katakanlah gue iu cuma anak kucing. Jangan bandingkan dengan serigala, sebab mengutarakan pendapat pun gue gak berani. Mengatakan apa yang gue inginkan pun gak berani

Behtan? artinya adalah strong beauty , iya. Gue emang cakep. Coba aja kalian kasih liat poto gue ke tikus rumah kalian, pasti pada kabur. Tapi gak enaknya jadi cantik itu, orang menyukai kita karena fisik. Gue kadang merasa ingin di sukai karena mereka suka dengan sikap gue. Bukan dengan wajah gue

Terakhir, Guinevere. Artinya putih, suci, pokonya bersih. Oh sangat terbalik dengan apa yang ada di kehidupan gue. Hidup gue dikotori oleh makhluk makhluk berhati batu. Maka, jangan salahkan gue kalau gue nggak percaya pada cinta, kasih sayang dan sebagainya. Karena itu semua palsu. Bahkan kalaupun ada, akhirnya mereka juga akan pergi. Yang gue pelajari selama 16 tahun gue hidup. Jangan mencintai orang terlalu dalam, karena kalau ditinggalkan pasti akan menyakitkan

Oh, ayah gue meninggal saat gue umur 13 tahun. Jaman jaman gue SMP. Orang yang paling berpengaruh dalam hidup gue. Orang yang menginspirasi gue untuk menjadi seorang pelukis yang sayangnya di larang oleh ibu gue. Dia lebih suka dokter. Karena itu cita citanya sedari kecil

Yah, seperti biasanya gue hanya mengikuti apa kata mereka dan menjalaninya. Ibu gue pernah bilang saat kami lagi di sebuah museum seni. "Kalau kamu bisa menggambar seperti dia, mama akan setujui. itupun kalau kamu bisa"

Dan gue cuma diem sambil senyum. Selalu begitu, setiap liburan kami datang ke tempat artsy supaya ibu gue bisa menyindir gue dengan mulut pedasnya

Ah, andaikan gue bisa kembali ke masa dimana ayah gue masih ada. Masa dimana gue nggak harus dituntut menjadi yang terbaik, masa dimana hal kecil seperti dapet nemu duit dalem ciki berhadiah udah membuat gue bahagia. Masa dimana, gue nggak harus merasa tertekan sama keluarga gue sendiri

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Hearts In One HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang