Chapt 1

3 2 0
                                    

"Sena, kamu tolong bawakan ini ke kantor ibu ya" ucap Bu Luky, guru BK yang sekaligus menggarap pelajaran Fisika

Sena mengangguk sambil menerima tumpukan kertas ulangan teman temannya. Bisa dibilang Sena ini tipikal anak kesayangan guru yang teladan. Yah selain itu juga, bapaknya pemilik sekolah ini, jadi banyak guru yang cari muka sama dia

Sena berjalan dalam keheningan koridor, saking heningnya dia sampai bisa mendengar suara sepatunya sendiri

Ruang BK berada agak jauh dari ruang guru dan ruang kelas. Posisinya lumayan dekat dari gerbang sekolah, dan bersebalahan dengan ruang kepala sekolah dan ruang administrasi. Kenapa? Biar kalau ada yang bolos kelihatan, begitu katanya

Sena menyipitkan matanya saat keluar dari koridor, kini ia sedang menyebrangi lapangan. Mata Sena memang dapat dikatakan sebagai mata yang jeli, sebab gadis itu langsung berjalan cepat kala melihat beberapa siswa memanjat dinding sekolah

"Heh! Kalian mau bolos?!" Teriaknya

Mendengar teriakan Sena, cepat cepat mereka memanjat

"Kak, kakak kan ketua osis. Kok dibolehin?" tanya Sena kesal, nadanya agak tinggi

Rio, si ketua OSIS menggaruk tekuknya yang tidak gatal, bingung harus menjawab apa

"Heh, mau kemana kamu?!" Sena langsung menarik tas seorang cowok yang hampir lolos dari dinding sekolah. Cowok itu langsung terjatuh dengan pantatnya yang mendarat duluan

"Aduh!" ringisnya, lalu menatap Sena tajam

"Apa apaan?!" tanyanya kesal

"Rio, kita udah punya kesepakatan kan?!" ucap cowok itu menatap marah ke arah Rio

Rio hanya diam

"Lo siapa sih? anggota OSIS? Nggak usah sok tertib, kaya hidup lu yang paling bener"

"Gue memang bukan anggota OSIS, tapi gue anak pemilik sekolah" ucap Sena sombong, bodo amat

"Anjir, manusia sombong! Sini gue beli sekolah lo! Berapa sih, berapa?" tanya Cowok itu kesal

Sena memutar bola matanya malas
"Ikut gue ke ruang BK" ucapnya jutek sambil mengoper tumpukan kertas yang tadi ia bawa pada Rio

"Dih, siapa lo ngatur - nga... Anjir!" Cowok itu meringis kesakitan saat Sena menjewer telinganya sambil menariknya menuju ruang BK

"Ini namanya penganiayaan, lo bisa kena undang undang!"

Bukannya melepaskan jewerannya, Sena malah makin memperkuat
"Aw! Gila lo ya! Yang bikin bapak lo kaya itu gue! Kalo gue gak bayar uang sekolah..."
"Lo nggak mungkin bisa masuk ke sekolah se elit ini" ucap Sena sambil menatap cowok itu tajam lalu membuka pintu ruang BK

"Assalamualaikum" ucap Sena sopan

"Waalaikumsalam, loh Sena kamu kok sama...." Bu Luky tidak melanjutkan ucapannya, ia malah menatap cowok disamping Sena dengan ekspresi jijik

"Halo Bu, kita bertemu kembali" ucap cowok itu

Bu Luky mendengus kesal
"Bikin masalah apalagi kamu Ran?" Yap, cowok itu adalah Arran

"Saya nggak bikin masalah! Ni nenek lampir yang narik saya nggak jelas!" dahi Bu Luky mengernyit

"Dih! Apaan, lo pengen bolos! Dia manjat dinding bu! Dikira dia Spidermen apa?!" bantah Sena lalu menatap Arran tajam

"Saya mau nolongin anak kucing!"

"Halah! Itu buktinya lo bawa tas! Pasti isinya yang aneh aneh" ucap Sena lalu merebut tas Arran

Two Hearts In One HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang