Aslan Tala Bhaltair

4 2 0
                                    

"Arghhh" Gue mengacak acak rambut frustasi. Sudah satu jam lebih gue bergelut dengan soal matematika, dan masih belum menemukan jawabannya

Gue menyandarkan tubuhnya pada pohon besar dibelakangnya

Mata gue memejam pelan, dan nafas gue teratur

Saat ini gue berada di belakang sekolah, biasanya orang orang saat istirahat akan bergaul dengan teman teman mereka sambil tertawa lepas, tapi berbeda dengan gue. Gue lebih memilih belajar dari pada tertawa nggak jelas. Lagipula gue nggak punya teman

"Ck, ngapain sih lo belajar? Kalo bego ya bego aja" Suara yang familiar. Gue membuka matanya

Gue menghela nafas lelah, ternyata Rion. Cowok yang setiap hari tidak pernah bosan mengusili gue

"Walaupun bego, seenggaknya gue berusaha jadi pintar. Nggak kaya lo, pasrah dengan kapasitas otak lo yang rendah" Emosi Rion langsung tersulut

"Produk gagal nggak usah banyak bacot!" ucap Rion

"Kalo gue produk gagal, lo apa?" Rion hendak membalas kembali ucapan Gue, tapi tiba tiba bel berbunyi menandakan waktunya masuk. Bukannya karena Rion anak rajin yang selalu tepat waktu, tapi karena jam pelajaran berikutnya adalah guru paling killer di SMA Bima Sakti

"Awas lo ya" ancam Rion, lalu cowok itu bergegas pergi

Gue kembali menyenderkan punggungnya pada pohon beringin di belakang gue. Sekali kali bolos gapapa kan?

Perkenalkan, nama gue Aslan Tala Bhaltair. Nama yang bagus bagi cowok aneh seperti gue

Saat masih bayi, ibu gue menamai gue Aslan karena dia sangat suka sama novel Narnia, yang sekarang udah dijadikan film. Katanya, dia ingin gue jadi sosok singa bernama Aslan, bijaksana dan berani. Adil, nggak pilih pilih. Pokoknya cocok jadi pemimpin. Entah kenapa gue merasa nama itu nggak cocok sama gue, karena gue pengecut. Gue mengakuinya. Karena setiap Rion menganggu gue, yang akan maju adalah Arran

Tala? Artinya serigala. Yah, artinya nggak jauh jauh dari nama Aslan, pemberani, dan dapat dijadikan sosok pemimpin.

Sedangkan Bhaltair adalah nama keluarga gue. Turun temurun dari kakek gue sampai anak ayah gue

Banyak orang bilang sifat gue itu dingin dan cuek. Dan gue mengakuinya

Kenapa? Sebenarnya ini ada pengaruhnya dengan orang sekitar gue. Mereka sering membandingkan otak gue dengan otak Arran. Kedua orang tua gue itu pintar pintar. Mereka berdua sama sama lulusan UI. Makanya, banyak orang yang merasa aneh karena gue nggak sepintar mereka. Bahkan orang orang bilang, gue kalah sama Arran yang bandel dan sering bolos kelas

Sedih? iya
Marah? iya

Tapi mau gimana lagi, gue cuma punya dua tangan dan nggak akan cukup untuk menutup puluhan mulut mereka, tapi kedua tangan gue bisa digunakan untuk menutup kedua telinga gue. Jadi, kalian tau kan, kenapa gue secuek itu?

Gue nggak senakal Arran, makanya ayah gue senang. Seenggaknya walaupun gue bego, gue nggak banyak tingkah. Tapi kadang gue bisa melihat wajah kecewanya setiap melihat nilai gue. Gue yakin dia malu, karena, siapa yang nggak kenal ayah gue? Dia salah satu CEO tersukses di Indonesia, dan sangat dikenal akan kepintarannya. Sedangkan ibu gue? Dia dokter Ahli bedah. Terkenal akan kebaikan dan kepintarannya juga. Dia juga ahli dalam bidang psikologi, walaupun dia nggak pernah ambil jurusan itu

Arran? dia walaupun bandel, tapi pernah mengharumkan nama sekolah. Dia pernah menang olimpiade IPA di Singapura. Sedangkan gue? Belajar keras iya, nambah pintar nggak

Sebenarnya gue nggak begitu mementingkan gue pinter apa nggak, tapi gue memikirkan apa yang orang tua gue pikirkan. Gue nggak peduli sama kata kata orang lain. Tapi kalau orang tua gue? Gue bahkan nggak bisa membayangkannya

***

Oke, jadi perkenalan tokohnya cukup lah ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oke, jadi perkenalan tokohnya cukup lah ya

kemungkinan gua update new chapter minggu depan atau besok

semoga kalian suka sama revisian ini

jangan lupa vote dan komen

baiiiii - M20

Two Hearts In One HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang