Spektrum yang awalnya berwarna kini menjadi sepia. Seolah hidup dalam naskah drama yang mengharuskannya tetap berperan. Lalu sampai kapan semua ini akan usai?
[Ditulis dalam Bahasa Indonesia baku]
start : 15 September 2019
end :
萘, bOnja...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Bukan urusanmu!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lisa benar-benar merasa bersalah akan dirinya yang mungkin terlalu menitah Yeeun semalam, dan sekarang Yeeun tak pulang 'lagi'. Oh tuhan, Lisa bisa mati muda jika begini ceritanya.
"Eonnie, ini sudah malam mari masuk. Masakan bibi Jen belum kau panaskan dan aku sudah lapar eonnie." rengekan yang keluar dari bibir mungil Yerim juga menambah kadar pening yang sedari tadi masih bercokol di kepalanya.
"Masuklah terlebih dahulu Yerim-a, eonnie akan menyusul nanti."
Yerim melangkah dengan gumaman yang sesekali keluar dari bibir mungilnya, kenapa Yeeun yang berbuat dan kesejahteraan perutnya kini yang menjadi tanggungan, pikir Yerim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul 10.45 dan Vallecitá terlihat seperti biasa nya, ramai. Bahkan sarapan sudah lewat dan saat ini belum bisa di sebut jam santai.
Terlihat mobil kap terbuka dengan bunga mawar merah dan kawat emas mengelilingi setiap bagan dari antena mobil yang menjulur, tanda bahwa orang yang dihormati di Annecy.
"Mari Tuan." ucapan salah satu pengawal dengan pakaian putih berserta rompi hitam yang menambah aksen gagah membuka pintu mobil yang seperti nya ditumpangi oleh orang tersohor. Semua itu dapat Lisa lihat dari ujung sepatu yang pertama kali menapak pada jalan depan rumah Lisa.
"Terima kasih Vero," suara angkuh khas bangsawan mengalun samar mengetuk gendang telinga Lisa.
Yerim keluar dari toko, masih dengan celemek yang menggantung dan jangan lupakan noda tepung dan baking soda yang tertoreh disana. Ternyata tak hanya Lisa yang terkejut bahkan Yerim pun membuka mulutnya seolah akan menyantap sebuah croissant sebesar kepalan tangan, "Astagaaaaa eonniee!! siapa itu yang datang. Oh astaga, diriku bahkan sangat berantakan huhuu."
Gotcha! Apa yang ingin Lisa utarakan sudah tersalurkan oleh celotehan tak bermutu Yerim.
Baik Yerim maupun Lisa bahkan masih menganga tak percaya setelah siluet tadi benar-benar keluar dari balik mobilmewahnya sampai dehaman terlontar dari mulut sang empu.
"Ehm, dengan Lalisa benar?"
Lisa mengangguk dengan mulut masih terbuka setengah, sungguh Lisa merasa makhluk paling bodoh sekarang. Adakah yang ingin membantu Lisa untuk menggali lubang kuburannya sekarang??
Sudahi kebodohanmu Lalisa.
Seakan tertampar, Lisa menggeleng pelan. "Maafkan aku Tuan, mari silahkan masuk," Ujarnya seraya menggeser tubuhnya dan menarik tubuh gempal Yerim untuk menyingkir dari depan pintu.
Lalisa masuk terlebih dahulu diikuti Yerim yang mengekor dan Tuan besar dibelakangnya.
"Mari berbincang didalam Tuan." Lisa berusaha terlihat sopan dibalik penampilannya yang lebih pantas disebut upik abu sekarang berbanding terbalik dengan orang penting didepannya dengan jas hitam mengkilap dan celana kain keluaran rumah model ternama.
Orang tersebut berbelok dan memilih duduk di pantry, "tidak usah repot-repot," ujarnya dengan wibawa yang tak pernah lepas dari setiap langkah, bahkan deru nafasnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalisa terduduk dengan menyatukan kedua tangannya diatas paha, keringat terus membasahi tangannya. Jujur Lisa jarang berada di situasi yang canggung seperti ini.
"Jadi kedatangan saya ingin karena suatu sebab," sang Tuan mencoba mencairkan suasana dengan membuka percakapan.
"Terimakasih telah mengurus Yerim dan Yeeun selama ini, dan ikutlah denganku sebagai bentuk terimakasih telah menjaga dua permata hidupku." Ucapan mutlak Tuan Lee benar-benar membuat Lisa terkejut bahkan Yerim yang mengintip dari balik pintu kayu ruang tamu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maksudmu apa Pak Lee??
15 September 2019 Dipublikasikan pada10 Oktober 2019 revisi: 22 Januari 2020