13.>_<

19.8K 1.7K 84
                                    

Sebelum itu, jangan lupa Vote dan follow akun ini ya dek.








Jungkook yang khawatir langsung mengambil air untuk mengompres Taehyung. Bahkan saking khawatirnya dia sempat terjungkal karena tidak hati-hati.

Dengan telaten dia mengompres dahi lelaki itu.
Taehyung tak membuka matanya, lelaki itu hanya mengigau dan menggigil,padahal Jungkook sudah memberinya tiga selimut tebal sekaligus.

"Apa aku harus memberi tau ibunya?"

Dia harus memberitahukan hal ini kepada Jennie. Mau bagaimanapun Taehyung adalah anak wanita itu.

Jungkook akhirnya mengirim pesan pada Jennie. Yang dia lakukan adalah menunggu sampai wanita itu tiba dan berharap Jennie juga membawakan obat untuk Taehyung, karena di kotak P3K kosong tak ada apapun.

"S-sakit."

Jungkook menoleh kearah Taehyung. Dia rasa tadi mendengar Taehyung mengucap sakit.

"Sssshh..s-sakit."

Pemuda itu membelalakkan matanya. Dia reflek meloncat keranjang king size milik Taehyung.

Apa yang harus dia lakukan. Ini bukan profesinya untuk merawat orang sakit.

"M-mana yang sakit?"tanya-nya, yang jelas-jelas tidak akan Taehyung jawab.

Karena Taehyung hanya memegang perutnya, Jungkook jadi tau gimana letak sakit yang Taehyung maksud.

Dia langsung mencari minyak kayu bening untuk mengobati rasa sakit di
Perut Taehyung, hanya sementara, setidaknya membuat sakitnya tidak terlalu parah.

Tapi dia tak menemukan benda itu, yang dia temukan malah minyak Tel*on.

"Ck, tak apa deh."

Dan saatnya tiba. Dia bimbang untuk membuka baju Taehyung atau tidak. Dia sadar tindakannya akan tidak sopan. Tapi apa boleh buat, dia harus melakukan nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sudah dua jam Jennie tak kunjung datang. Bahkan untuk membalas pesan Jungkook saja tidak.

Karena panas ditubuh Taehyung masih ada dan semakin tinggi. Jungkook terpaksa pergi ke apotek untuk membelikan obat. Untung saja dia masih punya uang .

Tak ingin membiarkan Taehyung kesakitan lebih lama. Jungkook langsung pulang dengan cara apapun meski harus berlari, padahal jarak apotek kerumah Jennie cukup jauh.

Dengan nafas tersengal-sengal, dia memasuki rumah megah itu. Sepi, Jennie belum pulang.

Jungkook berfikir sejenak. Bagaimana caranya dia memberikan Taehyung obat? Lelaki itu terlihat tak memungkinkan untuk menelan obat ini meskipun dibantu dengan air.

Dia teringat satu hal. Hal yang pernah Taehyung lakukan padanya. Ya..hal memalukan pastinya.

Jungkook menggerus obat itu, memberinya air secukupnya dan ia masukan kemulut nya.

Perlahan dia mendekatkan diri ke lelaki yang terbaring lemas. Dia membuka mulut Taehyung perlahan, dan menyatukan mulutnya kemulut Taehyung.

"Fuaaah... Pahitnya!"
Jungkook langsung mengambil minum untuk menghilangkan rasa pahit dimulutnya. Dia juga menyendokan air untuk Taehyung minum.

Berhasil, obat itu masuk ke tubuh Taehyung meski dengan cara yang memalukan.

Setelahnya dia membenarkan selimut Taehyung. Dia tinggal menunggu lelaki itu sedikit merasa baik.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Taehyung merasa badannya remuk,juga panas. Ternyata dia demam, ini karena dia begadang semalaman untuk bermain game.

Tapi ada yang aneh, kenapa ada kompres dan barang lain dikamarnya. Apa ibunya yang merawatnya?

"Sshh.."

Taehyung bangkit dan mencoba duduk meski kepalanya masih terasa pusing. Dia melirik sesuatu disamping tempat tidurnya.

Jungkook, Kenapa ada Jungkook dikamarnya?

"Eungh.."
Jungkook melenguh  karena posisi tidurnya yangg tak nyaman. Dia meraba-raba sesuatu didepannya.

"Eh? Taehyung kau bangun?"tanya Jungkook dengan satu mata masih tertutup.

Demi celana dalam kelincinya, dia menjadi sangat lelah dan butuh banyak tidur saat ini. Tapi karena Taehyung sudah bangun dan mungkin saja membutuhkan bantuannya, tak apalah dia terjaga lebih lama lagi.

Sedangkan Taehyung hanya mendecih untuk menanggapi pertanyaan Jungkook. Alasannya karena dia malas dan lemas.

"Apa kau butuh sesuatu?"tanya Jungkook lagi,namun Taehyung masih diam dengan terus menatap kearah lain.

Jungkook menghela nafas. Apa yang harus dia lakukan sekarang, suasananya sangat canggung dan dia tak suka.

"Umm..baiklah, aku akan membereskan ini dulu."
Pemuda itu bangkit dan mengambil baskom tadi. Diliriknya Taehyung yang masih memakai kompres itu.

"Tae, bolehkah aku mengambil kompresnya?"tanya Jungkook hati-hati, dia takut Taehyung marah.

Taehyung mengangguk sebagai jawaban. Mau berbicara rasanya lemas sekali.

"Panasnya sudah mereda, kuharap kau cepat sembuh."
Taehyung diam.

Jungkook pergi kedapur untuk menaruh baskom bekas kompresan. Dia ingin kembali kekamar Taehyung, tapi dia bingung mau ngapain.

Akhirnya Jungkook memutuskan untuk membuatkan Taehyung bubur, karena omelette nya tadi sudah dingin dan pastinya sudah tak enak lagi.

"Tae, aku baru saja membuatkan mu bubur, makanlah agar kondisimu cepat pulih,"ucap Jungkook dengan senyum tulusnya.

Taehyung hanya meliriknya tanpa mau memakan makanan itu.
Bahkan Jungkook sudah memaksa saja dia tak mau.
"Ayo makan, kau..."

Prang!

Mangkuk dalam genggaman Jungkook terlempar begitu saja karena Taehyung.

Taehyung menapisnya.
Dan Jungkook beruntung bisa sempat menghindar. Karena mau bagaimanapun , bubur itu masih panas dan jika mengenai kulitnya, dia yakin akan melepuh.

Jungkook menghela nafas kecewa. Bagaimana tidak, dia sudah membuat bubur itu dengan penuh kasih sayang, tapi malah berakhir seperti ini.

"Baiklah jika kamu tidak mau"

Jungkook bangkit dan mengambil mangkuk yang terlempar tadi. Kondisinya kacau, bubur yang berceceran dan mangkuk menjadi pecah.



"Aw!"





















==============TBC=============

Kelinci Nakal [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang