3

25.4K 2K 170
                                    

Pagi ini nyonya Jeon sudah duduk dihadapan kepala sekolah . Dirinya diundang kembali karena kasus Jungkook kemarin.

"Maaf yonya,anak anda harus mencari sekolah baru,"ucap sang kepala sekolah.

Nyonya Jeon terlihat gusar dalam duduknya. Mana mungkin ada sekolah yang mau menampung anaknya .

"Pak, saya mohon bimbing anak saya lagi. Beri saya satu kesempatan lagi, hanya satu,saya mohon,"mohon nyonya Jeon.

Jungkook hanya diam melihat interaksi mereka. Bahkan ekspresinya sangat santai.

Sedangkan Taehyung,dia muak dengan Jungkook yang terlihat biasa saja, padahal ibunya sampai memohon-mohon untuk dirinya.

"Tapi nyonya.."

"Saya mohon pak, satu kesempatan lagi ."
Kepala sekolah menghela nafas. Beliau melirik Taehyung yang berdiri disampingnya.
Dan Taehyung langsung membisikan sesuatu pada pak kepala sekolah,membuat Jungkook penasaran setengah mati.

"Baiklah Bu, tapi dengan satu syarat."

Nyonya Jeon membenarkan posisi duduknya. Wanita itu menatap serius pada pria didepannya ini.

"Apa pak? Siapa tau saya bisa."

"Jungkook harus belajar dan mendapat bimbingan dari pak Taehyung selama satu bulan."

Jungkook membelalakkan matanya.

Hell! Bagaimana bisa dia harus belajar dengan orang yang sekarang ia benci? Dan waktu satu bulan itu tidaklah sebentar!

"Pak kenapa saya.... "

Belum Jungkook menyelesaikan ucapannya, buru-buru nyonya Jeon memotongnya.

"Saya setuju pak, mau berapa lamapun saya setuju. Asalkan anak saya lulus dengan ijazah."

Jungkook menghela nafas kesal. Dilihatnya Taehyung tersenyum pongah kepadanya.

Demi celana dalam kelincinya! Dia muak menatap wajah itu.

"Jungkook,mulai sekarang dan untuk satu bulan kedepan,kau akan belajar dirumah pak Taehyung,"jelas pak kepala sekolah.

"Hmm"
Jungkook hanya merespon demikian lantas pergi begitu saja.

Membuat semua yang melihatnya Menahan diri untuk tidak mengarungi bocah itu.

Di tempat lain, Jungkook melempar begitu saja tas miliknya.
Dia menjatuhkan diri ke kasur empuknya.

Menghela nafas lelah karena lagi-lagi dia mendapat masalah.

Meski Jungkook berandal, dia juga bosan dengan semua masalahnya ,tapi jika tidak membuat masalah dia juga akan bosan juga.

Bagaimana mungkin dia harus belajar dengan Taehyung. Jika dulu mungkin dia akan senang, tapi sekarang berbeda.

Dia masih dendam dengan ucapan Taehyung kemarin. Dan juga ibunya, untuk apa wanita memohon-mohon agar dia tetap bersekolah? Toh dia sudah bosan sekolah, ini adalah kesempatan untuknya lepas dari yang namanya sekolah.

Brak!

Jungkook terlonjak kaget ketika mendengar suara pintu kamarnya dibuka dengan cukup keras oleh ibunya.

Dia duduk menatap ibunya yang menghampirinya dengan amarah yang meluap.

Plak!

"Anak tak tau diuntung! Hari ini kau membuat Eomma malu Jungkook!"

Jungkook diam menahan perih dipipinya. Tamparan ibunya terlalu keras, bahkan dia merasakan rasa anyir darah dimulutnya.

"Tak bisakah kau menjadi anak baik meski hanya sebentar Jungkook? Lihatlah kakakmu, dia baik dan sampai sekarang hidupnya tentram tak pernah membuat Eomma malu!."

Jungkook langsung berdiri dan menatap tajam ibunya.

"Jelas dia bahagia! Jelas dia tak pernah membuat Eomma malu..Eomma dan Appa selalu membanggakan dia, sedangkan aku? Kalian tak pernah! Sekalipun tak pernah!!"

Plak!!

"Sshh"

Nyonya Jeon menatap anaknya tak percaya. Jungkook sudah berani membentaknya.

"Kau anak tak berguna!! Menyesal aku melahirkanmu!"

Nyonya Jeon pergi setelah mengatakan kata-kata menyakitkan itu. Rasanya dia benar-benar tak ingin lagi hidup ,sama seperti yang ibunya pikirkan.

Perkataan tadi membuatnya terduduk lemas di lantai. Air mata yang jarang sekali keluar dari matanya turun tanpa mau berhenti.

Ibunya memang sering mengatakan bahwa ia anak yang tak berguna, tapi kali ini dia mendengar isi hati ibunya bahwa wanita itu menyesal dan berharap tak pernah melahirkan Jungkook kedunia. Dan ini membuatnya benar-benar merasakan sakit.

"Kookie?"

Jungkook langsung diam dan menghapus jejak air matanya ketika kakaknya memanggil.

Hoseok-kakak Jungkook,menghampiri adiknya yang terduduk sambil terisak dilantai.

"Kookie,.. "

"Kau puas? Apa kau puas dengan semua ini Jeon Hoseok?! KAU PUAS?!"
Jungkook menatap benci kakaknya.

"Kookie, yang dikatakan eomma tidak benar, dia hanya... "

"Pergilah, aku ingin sendiri."
Jungkook menepis kasar uluran tangan Hoseok.

"Biarkan aku menemanimu adik,"pinta Hoseok tulus. Dia rindu dengan adiknya,dan dia ingin menghabiskan waktu bersama adiknya lagi seperti dulu.

"Adik? Haha..aku bukan Adikmu. Temani saja ibumu itu."

Hoseok menghela nafas mendengar perkataan adiknya ini.
"Kookie,dia Eommamu juga"

"Dia bukan ibuku!! Dia hanya orang yang dengan terpaksa memungutku dan merawatku,bukankah begitu?"

Hoseok yang murka hampir saja menampar adiknya. Namun ia urungkan karena dia sadar yang dilakukannya salah dan akan berakhir kembali menyakiti adiknya.

"Kenapa? Kenapa berhenti?TAMPAR SAJA AKU! BUNUH SAJA SEKALIAN!!"

Hoseok merengkuh tubuh mungil adiknya. Meski beberapa kali Jungkook memberontak akhirnya dia bisa menenangkannya.

Jungkook meremas bajunya dan terisak keras. Dapat ia rasakan air mata Jungkook yang membasahi bajunya. Ia pun ikut menangis,merasakan sakit yang seperti adiknya rasakan.

"Kau adikku Jungkook ,dan selamanya akan menjadi adikku. Kau kookie kesayangku"bisik Hoseok dengan tangis yang juga membanjiri wajahnya.

Sampai beberapa lama mereka menangis, Hoseok merasakan cengkraman Jungkook pada bajunya melemah. Dengkuran halus dia dengar diiringi Isak tangis yang masih belum mereda.

Hoseok mendorong pelan tubuh adiknya, dan benar saja..Jungkook tertidur.










Neeeeext! .

Kelinci Nakal [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang