Tangan June yang memunculkan banyak urat nadinya itu sekarang sudah berani menyentuh pipi halus Yuju, entah apa yang ada di pikiran June, dia melakukan itu secara tiba-tiba karena tidak ingin melihat Yuju kedinginan.
Jangan pernah lupa, June lama tinggal di Jepang. Di negara sakura yang memiliki musim dingin yang sangat ekstrem mengharuskan semua warganya bertahan dengan cara apapun, bahkan saljunya bisa menghentikan roda mobil di jalanan. Dan membuat semua orang malas untuk keluar rumah. June tau rasanya dingin, dan itu sangat tidak enak, tapi Yuju hanya tercebur ke dalam air laut dibawah terik matahari, bukan sedang berada di tengah musim salju di Jepang. Dia hanya menggigil sedikit karena bajunya yang basah terkena terpaan angin. June tau rasanya dingin, dia tidak ingin Yuju kedinginan sedikitpun. Bukan karena dia telah jatuh cinta betul-betul kepada Yuju. June hanya tidak suka dingin.
Bobby tidak bisa hanya diam melihat June dan Yuju bersentuhan, dia kemudian memecah keheningan dengan memikul badan June yang kekar ke atas bahunya. June berat juga ternyata, tapi kekuatan otot Bobby ditambah dengan kekuatan rasa cemburu membuat badan June sangat enteng seperti layaknya kertas HVS.
June kemudian menyusul Yuju yang juga basah, tinggal Bobby yang selamat. Tidaj terima atas perlakuan Bobby, June ingin balas dendam. Bobby sigap kabur dari June. Kalau urusan angkat beban okelah kita percayakan kepada Bobby, tapi untuk urusan lari, June adalah ahlinya.
June sangat suka lari, bukan lari dari kenyataan. Tapi, olahraga lari. Dia bisa berlari sejauh 10KM dalam waktu kurang dari 1 jam. Tidak sampai 2 menit mereka kejar-kejaran, Bobby sekarang sudah siap untuk June ceburkan ke air laut. Dia seret Bobby sekuat tenaga. Oke, impas. Semuanya sekarang basah kuyup. Kalau semua sudah basah, rasanya hilang rasa iri dengki di dalam hati.
***
Mereka mulai mengemasi barang-barang dan sisa makanan yang mereka bawa. Tidak lupa memungut sampah dan dikumpulkan di satu wadah plastik. Sudah beres semuanya kini waktunya pulang. Bobby membiarkan June menyetir kali ini, karena badan dia terasa sakit semua dan tidak sengaja kakinya menginjak batu karang. Sialan!"Eh jangan langsung pulang ya, mampir ke rumahku dulu mau gak?" June menanyakan kesediaan Yuju dan Bobby
"Boleh deh, gua udah lama gak cobain masakan tante." Kata Bobby sampai dia menelan ludah karena membayangkan masakan Mama June yang begitu lezat.
"Oke deh berangkat." Yuju menyetujui
Hari mulai sore, jingga kemerahan di sebelah barat mulai terlihat. Dari dalam mobil diputar sebuah lagu dari Christina Perri berjudul A Thousand Years. Seperti biasa jalanan penuh dengan orang-orang yang baru pulang dari kerja. Betapa beruntungnya mereka bertiga yang bebas ingin liburan kapan saja tanpa harus menunggu hari libur dari kantor.
Ini alasan kenapa Bobby cocok berteman dengan June dan Yuju, karena sama-sama memiliki jiwa bebas. Tidak ingin terkungkung. Meski kehidupan finansial mereka sekarang baik-baik saja, tapi kalau menengok ke belakang mereka juga pernah ada masa sulit. Bobby yang ayahnya seorang pemilik perusahaan besar manufaktur menginginkan dia menjadi Direktur Utama selanjutnya menggantikan Ayahnya, tapi Bobby tidak ingin duduk diam di kursi menghadap layar PC. Sungguh membosankan!
Apalagi June, melihat postur tubuhnya yang tinggi dan kekar harusnya dia menjadi selebriti ternama papan atas bahkan bisa go internasional. Tapi nyatanya dia memilih menjadi petani, lagi-lagi ada yang harus berbeda pilihan dengan orang tua. Yuju? Sudah jelas hidupnya paling tidak jelas diantara mereka bertiga, meski belum terlalu mapan seperti Bobby dan June, Yuju terus mencoba.
Jalanan tidak macet, hanya saja padat. Namun mobil tetap bisa melaju dengan lancar. Setelah menghabiskan lima puluh menit perjalanan, mereka bertiga sampai di rumah June. Rumah besar, dengan pagar depan berwarna hitam. Ada taman setelahnya dengan dihiasi beberapa jenis koleksi tanaman milik Mama June. Warna tembok rumah June adalah biru, warna kesukaan Mamanya. June sendiri tidak menyukai warna biru, dia hanya menyukai dua warna di dunia ini. Hitam dan Putih. Tidak ada yang lebih menarik dari warna hitam dan putih bagi June.
June memarkir mobil, tanpa dipersilahkan masuk Bobby tiba-tiba menerobos masuk ke rumah June, dia sudah sangat rindu dengan Mama June, rindu dengan masakannya lebih tepatnya. June hanya geleng-geleng kepala melihat Bobby berlarian, June pikir Bobby sudah melupakan insiden baru karang tadi. Yuju masih malu-malu, apalagi Bobby meninggalkannya. June mengajak Yuju masuk dan berusaha membuat Yuju untuk tidak sungkan selama berada di dalam rumah.
"Yuju, ayo masuk!" Ajak June kepada Yuju yang masih ragu-ragu melangkahkan kaki.
"Iya, Jun."
"Jangan malu-malu ya, anggap aja rumah orang lain."
"Yeeeee, emang ini orang lain!"
"Biasa aja dong jangan pakai urat!"
Akhirnya Yuju tertawa, dan tubuhnya terasa lebih santai dari sebelumnya. Mereka berdua menyusul Bobby.
"Mah! Mamah! Ini ada temen baru aku." Mendengar suara itu Mama June keluar dari ruang makan dan menghampiri sumber suara June.
"Ehh siapa ini cantik banget, pacar kamu, Jun? Apa pacar Bobby? Apa pacar kalian berdua?" Mama June penasaran.
- tbc
Hay hay hay
Update lagi ini..
Jangan lupa kasih vote biar aku makin semangat ya nulisnya.
Thank you so much.
KAMU SEDANG MEMBACA
No one [Bobby] - I Hope She Never Comes Into Our Life
FanfictionBobby dan Yuju terjebak di sebuah status friendzone. Mereka nyaman berteman dan tidak sadar bahwa saling mencintai. Saat keduanya sadar dan ingin mulai suatu hubungan yang serius, seseorang kembali hadir ke dalam hidup Bobby dan membuat semuanya ber...