BAB 6
POV GIE
Kudorong gagang pintu bertuliskan 'push'. Pada dinding kaca depan terdapat poster besar aktris Korea dengan style rambut up to date. Jadi salon ini yang dimaksud bos Devin.
"Mbak Gieselina, ya!" Seorang pegawai salon mendekat. Kok, udah tau namaku, ya? Lupa. Pasti si bos ngambil foto di sosmed buat ngenalin ciri-ciriku.
Lengan ini digandeng mbak menor menuju ruangan khusus. Heran akutuh, bos sangklek kenalannya cewek-cewek aduhay mulu. Gitu kali, ya, kalo sinyal jodoh belum nongol, disaat usia udah mateng. Bawaannya ngiler kalo liat body kutilang. Atau, bisa jadi emang bawaan orok.
Kurang lebih sejam lamanya muka imutku diotak-atik. Rambut panjangku dibentuk curly. Mereka bilang di make over, baju yang kupakai dituker ma dress peach selutut berbahan satin dengan aksen renda bagian pinggang.
Rada kaget pas ngaca lihat hasil akhir. Kenapa wajah unyuku berubah jadi lima tahun lebih tua? Yang harusnya cute kaya Kang Seulgi Red Velvet eh jatohnya malah kaya Song Hye Kyo.
Sama-sama cantik memang. Tapi ya itu, aku terlihat kaya umur dua limaan jadinya. Kan kesel.
Sebenernya aku didandanin cantik gini mau diajakin ke mana? Risih juga sedari jemput aku di salon sampai diperjalanan yang entah tujuannya ke mana, bos somplak kaya nggak kedip gitu liatin mukaku. Atau jangan-jangan baru sekali ini dia ketemu bidadari?
Di sisi lain agak was-was juga, gimana kalau ternyata dia berniat jahat. Ngejual aku sama om-om misalnya. Secara dia kan penggila keuntungan, liat peluang dikit, samber. Buktinya, tempe busuk aja berhasil dia olah jadi makanan bertaraf internasional. Spagetti sambel tumpang namanya. Nah, tuh, bayangin sendiri gimana rasanya. Kalo aku, sih, Yes. Haist! Kenapa jadi ngaco? Jangan sampai aku ketularan sangklek.
Mobil silver kinclong--sekinclong yang nyetir memasuki sebuah rumah gedong. Adem banget nuansanya, pekarangan luas berlapiskan rumput hijau. Pohon palem dan tanaman hias tertata rapi mencerminkan betapa telatennya sang empu yang ngerawat.
Kaki beralaskan wedges hitam ini terhenti. Masih mengagumi bagian luar hunian keren yang entah siapa pemiliknya. Tersadar saat lenganku ditarik paksa pria tegap itu.
"Gie! Ini rumahku, di dalam, keluargaku sedang menunggumu."
Double what? Rumah si Bos?
Devinosaurus menuntun tanganku. Menekan handle pintu yang tak terkunci. Memasuki bagian dalam bangunan bercat dominan putih yang kukagumi tadi.
"Hay, Sayang!"
Wanita berperawakan sedang menyambut kedatangan kami. Anggun memakai long dress batik. Riasan tipis menghiasi wajahnya yang keibuan.
Dan aku yang biasanya pecicilan kaya Masha and The Bear ini mendadak seperti patung manekin. Apalagi pas wanita berparas ayu sampai segitunya perhatiin aku dari kepala, pundak, lutut kaki, lutut kaki. Trus ngerem mendadak di wajah imutku ini.
"Dia?" Wanita berambut sebahu itu bergantian menatapku dan bos Devin. Setelah mendapat sebuah jawaban berupa anggukan barulah ia meng-oh saja. Dan aku kaya orang bloon nebak-nebak sebenernya mereka main kode-kodean apa?
"Yasudah, langsung ke meja makan, yuk! Ntar makanannya keburu dingin." Lagi, Wanita yang mulai nampak garis keriput di kening itu menyilakkan kami masuk ke ruangan lain.
Mulut boleh diem, tapi dua mata ini sibuk menjelajah tiap sudut ruang yang dilewati.
Dari ruang tamu tadi, gampang sekali menemukan pajangan keramik mahal. Melewati ruang keluarga, mata kembali disuguhkan koleksi barang antik, tertata rapi dalam lemari kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAYAN CANTIK (kolab OrionPurnama/Sudah Terbit)
RomanceDevin (33) Pemilik puluhan resto, jomblo, ngebet nikah. Gieselina (19) Pramusaji cantik dan sexy incaran pak bos, kerja part time untuk tambahan biaya kuliah. *******