#Pelayan_Cantik(8)
#Kolab_Orion_Purnama
Pov Gie
Samar-samar, terdengar suara tangis bayi. Bersahutan, makin lama makin kenceng. Berasal dari sebuah kamar, begitu masuk ke sana, aroma minyak telon menguar. Harum khas bayi.
Ada lima baby box di dalamnya. Terdapat kertas bertuliskan A, I, U, E, O di masing-masing box. What? Isinya bayi semua? Kelima-limanya nangis semua. Anak siapa ini?
"Sayang, baby kita pada nangis, kok cuman didiemin. Disusuin, dong!"
Baby kita? Disusuin? Bahkan sampai sekarang aku yakin belum terjamah oleh siapapun. Kecuali bibir dan pipi ini pernah dicuri satu kali.
"Pak Bos, mereka anak siapa?" tanyaku pada lelaki yang menyusulku barusan.
"Anak kitalah. Masa kamu udah lupa kapan dan di mana bikinnya ...."
"Yang bener aja? Banyak amat."
"Iya, Sayang. Tuh, liat! Mirip banget, kan, sama aku?"
Anakku? Anak Devinosaurus? Anak kita?
Aaaaaaaaaarrrrgh!
Terbangun dengan posisi terduduk. Napas ngos-ngosan kaya habis olahraga sprint. "Syukur, deh, cuman mimpi."
Meraih hape, mematikan dering alarm yang mirip suara tangis bayi. Semprul! Bikin kaget aja. Sengaja menyetting alarm karena ada jadwal kuliah pagi.
Betewe, mimpiku gitu amat, jadi parno sendiri. Bahkan sebiji kwaci pun aku gak pernah kepikiran punya anak kembar lima. Ngeri.
Ah! Ini semua gegara bos somplak. Neror lewat WA mulu, isi chat-sama semua. Ngajakin nikah. Segitu kebeletnya sampai maksa-maksa ngawinin anak orang. Milihnya aku lagi. Tau aja produk berkualitas tinggi.
Terus terang, mimpi barusan kaya real banget. Perasaan kok jadi nggak enak gini. Takut mengisyaratkan sesuatu.
*
Menapakkan kaki di halaman berpaving usai memarkirkan motor di parkiran khusus karyawan resto. Agak males sebenernya. Tugas seabrek dari dosen killer lumayan bikin cenat cenut. Eh, seseorang di dalam sana pasti lagi nungguin buat cari gara-gara. Males. Tapi gimana? Aku butuh kerjaan ini.
Jam makan siang emang paling rame-ramenya pengunjung. Semua bagian nggak ada yang nganggur. Dan itulah kesempatan big boss buat ngawasin kinerja pegawainya. Segalanya harus detail. Dari kebersihan tempat dan makanan, pelayanan, kecekatan. Semua kudu perfect.
Begitu sampai TKP, langsung nyemplung, berbaur dengan kesibukan yang ada. Tugas trainee serabutan--bantuin bagian mana aja yang keteteran. Terutama cuci piring, job yang saat ini paling kubenci.
Tuh, kan. Dasar nggak profesional! Orang lagi kerja diteror mulu lewat chat ma kamera cctv. Oke, fix. Daripada gengges mending auto blokir, sukurin!
Berikutnya seperti biasa, wara wiri nganterin pesenan pengunjung. Pada sesi ini, kita dituntut buat pasang wajah seramah mungkin, seceria mungkin, apapun yang terjadi. Biarpun ada badai melanda, yang penting senyum. Asal nggak senyum-senyum sendiri kaya netijen yang baca tulisan ini.
Ini, nih, moment yang bikin mood jadi jelek. Pas lagi sibuk-sibuknya, eh si manusia omes nongol gak permisi. Liat aku bawa nampan kaya liat Lisa Blackpink, nggak kedip. Elah.
"Deny! Tolong antarkan pesanan ini. Mulai detik ini, Gie bertugas di dapur sampai pulang."
Deny ngangguk kaya burung pelatuk, menuruti perintah pak bos buat ngambil alih nampanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAYAN CANTIK (kolab OrionPurnama/Sudah Terbit)
Storie d'amoreDevin (33) Pemilik puluhan resto, jomblo, ngebet nikah. Gieselina (19) Pramusaji cantik dan sexy incaran pak bos, kerja part time untuk tambahan biaya kuliah. *******