#EXTRA_PART
#PELAYAN_CANTIK
#KOLAB_ORION_PURNAMAMenarik napas ini lalu kuembuskan secara perlahan, kuputuskan untuk tidak memberitahu Gie. Lagi pula sampai saat ini Gie masih bukan siapa-siapaku, selama dia belum menerima lamaran, dia bukanlah seseorang yang berhak tau semua urusanku.
Namun, harus sampai kapan hubungan tak jelas ini berlanjut. Hubungan yang aneh tanpa ikatan tapi aku terus peduli bahkan bersikeras menjadikan dia istri.
Usia Gie yang terbilang remaja akhir, mungkin menginginkan suatu hubungan yang romantis seperti anak muda lainnya. Tapi entahlah aku tak pernah tertarik dengan hubungan itu, hubungan saling mengungkapkan perasaan, saling berkomitmen lalu ... putus ketika sudah tak sejalan.
Nyatanya yang kubutuhkan sekarang itu istri bukan pacar.
**
"Sore, Pak!" sapa Agung menyambut kedatanganku tepat di ambang pintu resto cabang Bali.
Pria berkemeja navy dengan dasi bersalur di lehernya itu menuntunku masuk lebih dalam menuju ruangan berpendingin berukuran 4x5. Lantas aku duduk di kursi kebesaranku yang dibiarkan kosong selama aku di Jakarta.
Meski tubuh ini masih membutuhkan istirahat, aku tak mau menunda lebih lama lagi.
"Bagaimana bisa, omset kita menurun sedang pengunjung selalu ramai?" tegurku pada Agung yang baru saja menunjukkan garis grafik pendapatan.
"Inilah yang jadi masalahnya, Pak. Sepertinya ada tindakan korupsi yang dilakukan oleh salah satu pegawai."
Tangan ini langsung mengepal menahan panas darah yang mendidih. Aku paling benci orang yang mengkhianati kepercayaan.
"Sudah ada bukti?" tanyaku.
Pria sebaya denganku itu memberi berkas, lalu membandingkan menu yang telah dipesan dengan pembayaran yang masuk ke kasir.
Mendengkus kesal ketika aku melihat lumayan banyak nominal rupiah yang hilang.
"Cari bukti yang kongkrit, mungkin sistem pembayaran yang kurang kalian perhatikan."
Agung hanya mengangguk, lalu diam seakan menunggu lagi kalimat dariku.
"Jadi begini, jika keadaan resto sedang ramai banyak pengunjung yang sekedar datang hanya untuk menumpang makan dan cuma bayar minum saja. Memesan di meja satu setelah menu masuk ke daftar meja tertentu dan pesanan sudah disajikan mereka pindah meja dengan menu lain. Dari itu aku selalu ingatkan agar kamu melihat langsung ke lapangan bukan hanya duduk manis di dalam kantor. Lalu setelah ada kerugian kamu menyalahkan pegawai lain."
Agung kembali terdiam tapi sekarang wajahnya sedikit memucat.
"Baik, Pak. Saya usahakan untuk memperbaiki kinerja saya."
Sedikit kecewa ketika orang kupercaya akan memberi kinerja yang baik, nyatanya malah tak becus mengurus masalah kecil dan mengandalkanku untuk menyelesaikannya. Lalu untuk apa aku gaji dia dengan nominal tinggi?
Aku memutuskan satu minggu kedepan untuk mengawasi langsung kinerja para pegawaiku di sini, meski harus di ingatkan kembali pada Gie ketika menengok ke bagian dapur.
Apa hari ini dia memecahkan piring? Ah, ruginya aku jika iya.
Merogoh ponsel dari saku celana ini. Telepon-jangan, telepon-jangan?
Shit! Lupa, kan, cewek itu ngeblokir nomerku. Dasar Gie. Gak tau apa aku lagi kangen.
Beralih ke aplikasi biru, berharap ada status baru dari Gie. Stalking, klik bagian photo yang diunggah. Terus menscroll beberapa poto sampai mentok. Lagi, kutarik ke bawah dan terus berulang sampai aku dikagetkan oleh suara bariton Agung.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELAYAN CANTIK (kolab OrionPurnama/Sudah Terbit)
RomanceDevin (33) Pemilik puluhan resto, jomblo, ngebet nikah. Gieselina (19) Pramusaji cantik dan sexy incaran pak bos, kerja part time untuk tambahan biaya kuliah. *******