3

976 61 0
                                    

Pagi-pagi, Ratu sudah bete saja merasa sebal pada maminya. Bagaimana tidak sebal? Maminya menyuruh Ratu bangun pagi-pagi hanya untuk menemani maminya lari pagi mengelilingi komplek. Padahal hari ini, hari minggu. Hari dimana Ratu akan tidur sampai siang dan malas-malasan.

Bukan hanya Ratu yang dibangunkan secara paksa oleh maminya pagi-pagi, namun Yohan dan Wooseok pun sama, bedanya Wooseok menurut dan segera bangun untuk menuruti keinginan maminya.

"Udah gausah manyun gitu, inikan demi kebaikan kamu juga," ujar Irene yang baru saja sampai dirumah dan melihat Ratu sedang manyun disofa.

"Kebaikan apanya coba? Yang ada malah bikin ngantuk," jawabnya lalu mulai mengubah posisnya untuk berbaring, menjadikan paha Yohan sebagai bantalnya.

Wooseok yang melihat kelakuan kedua adiknya hanya menggelengkan kepalanya.

"ADUH BANGUN DONG YOHAN RATU! HEH BANGUN CEPETAN MANDI!" ujar Irene saat melihat Ratu dan Yohan yang tertidur disofa.

Tidak ada jawaban.

"YOHAAANNNNNNN!!!!!!"

"IYA MAMI INI YOHAN UDAH BANGUN!" ucap Yohan langsung berdiri membuat kepala Ratu terjatuh.

Irene mendengus, "HADUH!!! RATU BANGUNN!!"

"RATU BANGUNNN. ITU JUNHO NUNGGU KAMU DI DEPAN!"

Karena tingkat kebucinan Ratu pada Junho sudah tiada tandingannya lagi, alhasil Ratu langsung terduduk tegap mencari-cari keberadaan pacarnya itu, "Hah??? Mana Junho? Manaaa????"

"Noh, dirumahnya," jawab Irene sebal.

Ratu mendelik, "MAMI AH NYEBELIN, BODOAMAT!" jawabnya lalu mulai memposisikan untuk tidur lagi.

"HEH TIDUR LAGI, MAMI POTONG UANG JAJAN KAMU!"

"Iya mami, siap ini bangun. Liat aku udah melek," jawabnya, "Punya mami kerjaannya ngancem terus," gerutu Ratu sambil jalan pergi untuk mandi.

"Bilang apa kamu?"

Ratu berbalik, "Bilang mami cantik."

"Mandinya jangan lama-lama, kita mau kerumah Tante Wendy."

"Iyaaa."

***

Ratu kini sudah siap, ia sedang duduk disofa bersama Yohan sambil menunggu Wooseok.

"Gila. Bang Wooseok rendeman dulu apa gimana ya? Lama bener siapnya," tanya Yohan.

"Biarin elah biar wangi, emangnya lu? Bau kambing."

"Lu bau kuda."

Ratu mendengus, "Gue sebenernya mager banget."

"Dikira gue kaga? Gue sih harusnya kencan sama Regina."

"Kencan mulu lu! Kaga bosen apa?"

"Kaga lah, emangnya lu? Nggak pernah kencan sama Junho, pacaran apa musuhan?"

"Yeuu, gini-gini juga Junho sayang sama gue, lu gatau  aja, Junho kalo lagi berdua sama gue gimana."

"Halah palingan Junho marah-marah, kalo lu mesem-mesem kaya orang gila."

"Wah ngajak tubir nih manusia jadi-jadian. Maju sini lo!"

"Ini ko pada ribut sih? Ayo cepetan! Yohan kamu bukannya ambil kue yang didapur," omel Irene.

"Mami nggak nyuruh ngambil kue."

"Ya menurut kamu mami harus nyuruh terus gitu? Nggak peka banget sih. Dasar ganteng, anaknya siapa?" ucap Irene sembari menyubit kedua pipi Yohan yang tirus.

Pacar Dingin-Cha Junho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang