5

800 56 4
                                    

Haiii

Sebelum baca tekan bintang dibawah dulu.
biar berkah.

(Happy Reading😉)

***

"NIH, INI AJA BANG. LU KAN SUKA YANG ITEM-ITEM GINI KAYA LIMBAD!"

"EH TAPI! Yang biru ini juga bagus, tapi yang merah itu juga bagus. EH INI AJA NIH YANG MOCCA BAGUS NIHHH!!!"

"Nggak usah teriak! Malu-maluin aja."

Ratu tidak perduli ia lebih memilih untuk melihat-lihat lagi baju yang pas untuk Yohan, "Cepet ganti yang mocca ini, lucu."

Yohan mengangguk lalu memasuki ruang ganti sembari menenteng kemeja moccanya, sedangkan Ratu kembali memilih baju-baju lagi.

Yohan keluar dari ruang ganti lengkap sudah memakai kemeja moccanya, "Gimana? Gue ganteng kan?" tanya Yohan sembari menaik turunkan alisnya

Ratu memeragakan mulutnya seperti orang mau muntah, "Udah deh, itu aja. Cepet bayar!"

Banyak orang yang berbisik-bisik tentan kegantengan Yohan, bukan hanya berbisik, namun dengan terang-terangan berucap kalau Yohan ganteng.

Halah nggak tau aja Yohan dirumah kerjaanya ngupil sama kentut, batin Ratu.

Setelah membayar baju dikasir, Ratu dan Yohan memilih untuk langsung pulang kerumah, saat sampai dirumah Ratu langsung memasuki kamarnya, hari ini cuacanya sangat panas, sejak tadi Ratu kepanasan hingga memilih untuk langsung mandi saat sampai dirumah.

Selesai mandi Ratu merebahkan dirinya dikasur.

Ratu menghela nafas sebal, "Gabut euy," ucap Ratu.

Rasa ingin chat pacarnya. Namun, pacarnya itu sedang tidak online, sedangkan grup chat teman-temannya pun sedang sepi.

Akhirnya Ratu memutuskan untuk turun kebawah, ia sampai diruangan yang biasa disebut sebagai ruang keluarga.

Disana ada Yohan yang sedang duduk selonjoran di karpet, Wooseok yang lagi menggonta-ganti channel TV, dan Dongpyo yang sedang bermain game hago di hpnya.

Ratu berjalan ke arah kakak tertuanya, dengan sengaja ia menginjak kaki Yohan, membuat Yohan melempar bantal yang sedang ia kenakan kepada Ratu.

Untungnya lemparannya itu meleset. Ratu menjulurkan lidahnya kepada Yohan lalu merebut remot TV yang sedang dipegang oleh Wooseok, "Nyari apasih Bang? Mending nonton spongebob," ujar Ratu lalu mengganti channelnya ke channel spongebob.

"Pantesan bego. Nontonnya spongebob sih," sungut Dongpyo.

Ratu mendelik lalu melempar kulit kacangnya ke Dongpyo, "Heh! Gue pinter yak!"

***

Ke esokan harinya. Ratu dijemput lagi oleh Junho. Sekarang Ratu sedang berjalan dikoridor kelas tentunya bersama pacar kesayangannya itu.

"Jun, nanti pulang temenin ke Mall dulu mau nggak?" tanya Ratu.

"Ngapain?" tanya Junho.

"Beli sesuatu."

"Lu, nggak disuruh beli buku Fisika sama Bu Tari?"

Ratu mencoba mengingat-ngingat apakah kelasnya disuruh juga atau nggak, setelah mengeruk kembali ingatan-ingatannya akhirnya Ratu ingat lalu mengangguk, "Disuruh sih."

"Terus kenapa malah ke Mall?"

Ratu mendengus, "Iya, iya, oke. Kita pergi ke Gramedia."

Junho mengangguk, "Yaudah sana masuk kelas. Belajar yang bener gausah mikirin gue terus, nanti baliknya bareng sama gue. Kita ke Gramedia dulu," ucapnya sembari mengacak Rambut Ratu pelan.

Ratu speechless. Oh ayolah, Junho Sanjaya itu tidak pernah semanis itu sejak awal mereka pacaran.

Anying. Gue pengen salto, batin Ratu.

"WOY! Lu jangan senyum-senyum dipintu gitu. Gue takut liatnya," ujar Dongpyo.

"Gue yakin sih ya, tuh anak pasti kesambet lagi," saut Karin.

"Iya. Kesambet cintanya Junho," jawab Ratu.

Shasa menggelengkan kepalanya, "Pusing gue. Tuh anak bucin banget sih sama Junho."

Ratu menyimpan tasnya disebelah kursi yang diduduki oleh Karin, lalu duduk.

"Emm.... Temen-temen," ujar Ratu.

"Apa?" jawab Karin, Shasa, dan Vania bersamaan.

"Gue ngerasa agak aneh sih sama sikap Junho, akhir-akhir ini lebih tepatnya."

"Lah, aneh gimana?" tanya Karin.

"Ya, nggak biasanya gitu. Junho sekarang agak sedikit perhatian sama gue," ucapnya mengecilkan suara saat mengucapkan agak sedikit perhatian sama gue.

"Ya, bagus dong," ucap Vania."

"Iya, Ra bagus lah, akhirnya lo tuh kaya yang lagi pacaran sama manusia bukan tembok berjalan," saut Shasa.

"EH WOY!!" Dongpyo menggebrak meja milik Ratu. Membuat Ratu, Karin, Shasa, dan Vania berjengit kaget.

"Goblok sia!" umpat Karin kesal.

"Apaansih anjir! Gajetot banget lo!" ucap Shasa.

"Lu, lu pada udah pada ngerjain pr dari Bu Rina?" tanya Dongpyo.

Ratu melotot, ia buru-buru berdiri lalu mengecek bukunya dengan teliti. Sedangkan ketiga temannya menatap Ratu penuh harap.

Ratu menatap ketiga temannya dan Dongpyo secara bergantian, "Gue juga belum, anjir!"

"Syaland memang," ucap Karin.

"Nyontek yang Minkyu noh," ucap Vania.

"Diakan ketua kelas! Mana mau berbagi jawaban!" Karin menjitak kepala milik Vania.

"Hmm,,, iya juga sih."

"Yaudahlah, terima aja kalau kena hukuman," ucap Ratu.

Mereka mengangguk dengan pasrah.

Dan setelah Bu Rina memasuki kelas, benar saja Ratu dan beberapa siswa yang tidak mengerjakan pr dikeluarkan oleh Bu Rina dari kelas.

Seperti biasa, Ratu dan teman-temannya akan pergi ke lapangan dan berdiam mengadem dibawah pohon mangga tidak lupa Pop Icenya.

"Untungnya Bu Rina cuma ngeluarin kita, nggak ngasih hukuman," ucap Vania.

"Iya, bisa mampus gue kena hukum mulu," jawab Ratu.

***

Sesuai rencana tadi, kini Ratu dan Jungo sudah sampai di parkiran Gramedia.

Ratu menyerahkan helmnya kepada Junho, lalu memutarkan kaca spion untuk berkaca, merapikan sedikit rambutnya yang berantakan akibat memakai helm.

Junho membiarkannya dan memilih untuk menatap Ratu.

Saat baru memasuki pintu, badan Ratu ditarik oleh Junho kencang, membuat Ratu sedikit terhuyung menubruk badan Junho.

"Orangtua dulu mau lewat," ucap Junho.

Saat orangtua itu sudah berhasil lewat duluan. Barulah Junho menarik Ratu untuk masuk kedalam Gramedia, "Cepetan, ntar keburu sore!"

Ratu pasrah saja ditarik seperti kerbau.

Tbc.

Pacar Dingin-Cha Junho [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang