Siang ini tidak tahu gurunya pada sakit atau memang pada malas, sudah dua pelajaean kelas Ratu kosong alias tidak ada guru yang masuk maupun titipan tugas.
Nggak tahu aja kalau Ratu sudah gabut, sejak tadi ia melakukan hal-hal absurd dengan niat menghilangkan rasa gabutnya, namun hasilnya tetap sama saja, gabutnya tidak ilang yang ada hanya lelah.
Bagaimana tidak lelah? Sejak tadi Ratu menulis kata-kata di papan tulis dengan spidol milik sekretaris kelas selesai menulisnya ia menghapusnya terus saja begitu, Ratu juga menghitung jumlah murid yang ada dikelasnya, lalu ia melompati beberapa bangku, ia juga mengajak teman-temannya untuk bermain ABC Kalima Dasar, berakhir Ratu ikut-ikutan main bola bersama teman cowoknya yang berujung menjatuhkan jam dinding karena tendangan pada bolanya yang mengarah ke jam dinding.
"Ratu anjir diem ngapa!" Karin yang sudah lelah melihat kelakuan temannya itu pun akhirnya memberikan jitakan keras pada kepalanya Ratu.
"Tau dah. Dari tadi mondar-mandir, kaya cacing kepanasan," saut Vania.
"Tuh anak kayaknya gabut sih," jawab Shasa.
Ratu mengusap kepala yang di jitak Karin tadi, "Kantin aja yok!! Pengen pop es deh," ucap Ratu lalu pergi meninggalkan kelas disusul oleh ketiga temannya.
Setelah selesai membeli Pop Ice di kantin, Ratu memilih untuk berdiam di lapangan, lebih tepatnya di pinggir lapangan di bawah pohon mangga sambil melihat anak ekskuk futsal yang sedang latihan.
Cewek itu sedang menyomoti coklat yang ada di Pop Icenya.
"Lu lain kali kalau beli pop es nggak usah pake tutup dah," ucap Karin saat melihat tutup Pop Ice milih Ratu yang sudah tergeletak dilapangan.
"Apaansih Awakarin KW, bacot banget."
"Lagian lu, baru juga dikasih tutup tapi udah dibuang, terus lu itu di kasih sedotan Ra, ini namanya sedotan, dipake sedotannya buat minum pop esnya bukan malah dipajang doang! Sedangkan lu minumnya kaya minum aer putih digelas!"
"Netizen komen mulu, ribet."
Sebenarnya mereka itu terlalu gabut hingga tutup Pop Ice juga dibahas
"Ehh, menurut lu pada, itu kakel ganteng nggak?" ujae Shasa menunjuk kakak kelas yang sedang memberi arahan pada tim futsalnya.
Vania mengangguk, "Oh itu, Abangnya Ratu."
"HAHHH, SERIUSSS???? GIMANA BISAA?!" ucap Shasa kaget.
"Yabisalah, namanya Wooseok," jawab Karin.
"Idih lo berdua udah tau, kok gue baru tau sih. Setau gue Abangnya Yohan doang."
"Yohan itu Abang keduanya, nah Wooseok Abang pertamanya, Wooseok itu nggak badung kaya si Yohan, kalau Yohan punya temen-temen yang udah kaya Geng gitu, yang kadang suka bikin onar walaupun beberapa ada manusia pintarnya, dan gabungnya juga ada masih sama adik kelasnya juga. Nah kalau Wooseok itu temen-temennya satu kelas semua, selain itu semuanya pada pinter, anak olimpiade semuanya," jelas Karin panjang lebar.
"Ohgitu, gue baru tau anjay!"
"Lihat si jurig mah, Abangnya lagi di omongin dianya malah mau manjat pohon mangga," ucap Shasa saat melihat Ratu yang bodoamat dengan pembicaraan teman-temannya.
***
Bel pulang sudah berbunyi. Sore ini Ratu akan pulang bersama kakak pertamanya, pengennya sih bersama Junho tadi itu nggak mungkin, karena pacarnya itu paling susah diajak pulang bareng atau berangkat bareng, alhasil Ratu selalu ikut bersama kedua kakanya atau bersama sepupunya yaitu Dongpyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacar Dingin-Cha Junho [✓]
Random[Follow dulu ya sebelum membaca] Jadi pacarnya Junho itu harus punya kesabaran extra. Walaupun kadang suka bikin sakit hati plus gondok, Ratu tetep aja cinta pake banget sama pacarnya itu. saaiseu©