3. Temen gue

342 92 42
                                    

|Happy Reading|

"Cewek," Erik memukul pelan kepala Jordi. Pasalnya hampir setiap siswi yang lewat di depannya ia sahuti.

"Plis deh, Jor. Gue malu Lo di sini, minggat deh mending jauh-jauh dari gue. Alergi gue sama kelakuan lo," Erik benar-benar muak.

"Ya elah, segitunya Lo sama gue Rik. Gue kan lagi mengalihkan isu kalo gue nge gay sama Lo. Gimana sih." Gara tertawa. Apalagi melihat respon Erik yang tambah jijik mendengar celotehan Jordi.

"Eh-eh cewek kemarin tuh," Erik menarik-narik lengan Gara untuk melihat ke arah cewek yang tengah berjalan ke arah mereka. Pasalnya mereka memang duduk di depan kelas yang merupakan jalur utama menuju kantin.

Gara segera mencekal tangan Raya dan memaksanya untuk berhenti. "Gue pinjem ya temennya?" Ucap Gara pada teman-teman Raya.

Raya melotot, "Apa-apaan sih kak!"

Tere malah hanya tersenyum salah tingkah lalu mendorong Raya ke dekat Gara hingga tubuh mereka tertabrak. "Iya gapapa kok kak, yang lama aja!"

"Kita duluan ya," Tere dan Alia terlihat pergi dengan terburu-buru. Temen sialan! Batin Raya. Ia sudah sangat gugup pasalnya kini jarak Raya dan Gara terlalu dekat dan Gama mencekal pergerakannya.

"Jangan gila ya, ini sekolah!" Pekik Raya.

Gama memancarkan senyum aneh di wajahnya.

"Yaudah nanti aja kalau di rumah." Raya memukul dada Gara dan menjauhkan tubuh mereka.

"Ngeres kan otak Lo!"

Gara tertawa, "Loh? Bukannya Lo yang ngeres kalo kaya gini?"

Sialan. Erik dan Jordi dibuat gigit jari menyaksikan adegan 18+ yang nangung sekali. Kenapa tidak ada adegan kissing.

"Udah deh, Lo belom makan kan? Ayo makan bareng gue," Gara menarik lengan Raya secara paksa masuk ke area kantin. Raya heran kenapa orang ini suka sekali memaksa dan menarik tangannya.

Ya, kantin menjadi sangat ribut. Melihat Raya yang digandeng oleh Gara membuat seisi kantin heboh. Padahal hanya karena tadi pagi ia berangkat di bonceng Andres sudah menyebabkan banyak mulut membicarakannya.

"Gue malu," keluh Raya pada Gara. Gara meliriknya sekilas.

"SIAPAPUN YANG LIATIN KITA GUE PUKULIN LO!" Teriak Gara lantang. Raya kian memalingkan wajahnya. Kenapa malah pakai cara seperti ini Gara?!

"Ternyata Lo gila parah kak!" Gara tak menjawab dan membawa tangan Raya ke sebuah meja kosong.

Ah sial. Raya kini menunduk diam karena malu, kenapa dengan hari ini? Gara menatap Raya heran. "Lo gak mau pesen?" Raya masih menunduk dan menggeleng.

"Tapi gue mau pesen,"

"Pesen ya pesen aja, gak usah bilang ke gue," Raya mendongak dan memperhatikan wajah Gara yang bingung.

"Ya elo lah yang pesenin, Yakali gue yang pesen,"

"Lo mau gue pesen?" Tanya Raya. Ia menunjuk ke arah mba Asih, "Ke sana? Setelah Lo perlakuin gue kaya gitu? OGAH!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, Raya!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang