Part 14

8K 237 1
                                    

Richard menghembuskan nafasnya dan kembali berkata...

" Sayang, dulu aku sangat membenci papi. Aku selalu menyalahkan papi atas kematian mami. Aku kesal kenapa papi sebagai dokter dan pemilik rumah sakit ini tidak bisa menyelamatkan nyawa istrinya sendiri. "

" Sayang, kamu tahu nggak, waktu mami meninggal dunia, aku berhenti kuliah kedokteran. Aku pikir buat apa kita menjadi seorang dokter tapi kita tidak bisa menyelamatkan hidup orang yang kita cintai. "

" Iya sayang, sebelum aku kuliah di FKIP Matematika, dulu aku kuliah di fakultas kedokteran dan pengen jadi dokter seperti papi. Dokter yang bisa menyelamatkan nyawa orang lain. "

" Sayang, kamu buruan bangun donk. Teman-teman kamu udah pada lanjut kuliah tuh. 2 bulan lagi kan perkuliahan akan di mulai. Pendaftarannya masih buka kok untuk gelombang ke 3. Nanti kita berdua kuliah sama-sama di kampus yang sama. Meskipun nanti kita berdua beda fakultas. Aku di fakultas kedokteran dan kamu di fakultas seni. "

" Kamu mau kan sayang kuliah di fakultas seni? Aku tahu kok kamu itu pintar melukis. Ayah dan ibu bilang, kamu suka melukis potret wajah aku. Makanya waktu pertama kali ayah dan ibu bertemu aku di UGD mereka langsung mengenali wajahku. "

Richard mengambil kotak yang berisikan setumpuk surat cinta dari Mia saat Mia kelas 11. Richard pun langsung berkata...

" Sayang, maafin aku ya dulu nggak pernah bales surat cinta dari kamu. Sebenarnya aku selalu bales kok tapi nggak pernah aku kirimin sama kamu, ini buktinya. "

" Kalau dulu aku kirimin balasan surat cinta ini sama kamu kan gawat, aku bisa di pecat sama pak botak. Secara, kamu kan orangnya heboh banget. Teman-teman kamu juga banyak banget dan sama hebohnya dengan kamu. "

" Sayang, kamu mau tahu nggak isi balesan surat cinta aku buat kamu? Kalau kamu penasaran dan pengen tahu isinya apa, kamu bangun donk. Kamu baca sendiri balasan surat cinta aku buat kamu. "

" Sayang, sebenarnya aku bisa aja sih, ngebacainnya buat kamu. Tapi aku malu sayang, nanti Rayhan dengar. " 

" Sayang, dulu aku punya rencana akan memberikan semua balasan-balasan surat cinta dari kamu dan melamar kamu, tepat di hari terakhir kamu selesai ujian dan kita berdua menikah 1 bulan kemudian. "

" Makanya sayang, waktu selesai aku mengawas ujian di SMU lain, aku langsung buru-buru balik ke SMU kita. Tapi aku kaget banget saat melihat kamu pingsan di jalanan dan kamu berakhir dengan koma seperti ini. "

" Sayang, seandainya kamu tidak koma seperti ini, mungkin saat ini pernikahan kita sudah berlangsung selama 2 bulan. "

" Sayang sayang, kamu ingat nggak waktu pertama kali kita bertemu? Sejujurnya aku duluan yang jatuh cinta sama kamu pada pandangan pertama. "

" Beneran sayang, aku nggak bohong kok. Di saat semua siswi dan guru-guru wanita di sekolah sibuk menatap wajahku, cuma kamu sendiri yang tidak menatap wajahku. Kamu selalu menatap hp kamu terus menerus dan sibuk dengan earphone di telinga kamu. "

" Sayang, aku suka banget deh saat melihat kamu sedang mengangguk-anggukkan kepala kamu saat sedang mendengarkan musik. Kamu terlihat semakin cantik. "

" Tapi sayang, waktu itu aku juga shock banget saat kamu dengan beraninya bilang di depan semua orang bahwa aku ini milik kamu. Kamu memang nggak ada duanya deh. Kamu yang terbaik. "

Tiba-tiba perut Richard berbunyi. Richard pun langsung berkata...

" Sayang, aku makan siang dulu ya, laper. "

Richard pun langsung makan siang.

Dia Milikku...!!! (1-19 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang