7. Go Away

5.7K 507 10
                                    

Selama sebulan kembali tinggal di rumah orang tua kandungnya keadaan gadis itu semakin memburuk. Tubuhnya kurus sekali. Ia sangat jarang makan nasi atau makan makanan yang mencukupi kebutuhan gizi nya.

Bahkan sesekali pembantu disana harus diam-diam memberi makan pada Grace. Hari-harinya tak luput dari rasa sakit.

Dan sekarang, pembantu disana berencana membantu mengeluarkan Grace dari rumah itu. Grace sudah menata pakaiannya. Pembantu disana sudah menghubungi sebuah yayasan yatim piatu. Grace bisa tinggal disana sementara waktu. Daripada tinggal di rumah dan ia selalu terluka.

Sekarang adalah waktu yang tepat. Semua orang sedang diluar rumah karena melakukan kegiatannya masing-masing.

Pembantu wanita paruh baya itu segera mengajak Grace keluar dari gudang. Di halaman rumah sudah ada salah satu sopir yang menunggu untuk mengantarkan Grace. Saat gadis itu sudah masuk kedalam mobil, sang sopir segera melajukan kendaraan beroda empat itu.

[MELODY]

Pintu rumah besar itu terbuka. Menampakkan wanita paruh baya yang berwajah angkuh.

"Grace!" panggilnya.

Namun tak ada sahutan sama sekali. Padahal biasanya gadis yang dipanggilnya itu langsung berlari ke arahnya.

"GRACE!" teriaknya lagi. Namun yang datang terburu-buru adalah pembantunya.

"Ada apa buk?"

"Mana Grace?" tanyanya dengan sedikit kesal.

"Oh sebentar Buk. Saya panggilkan dulu."

Pembantu itu berpura-pura berlari ke gudang lalu terkejut dan memanggil majikannya.

"Adeknya gak ada buk!"

Wanita itu membanting pintu gudang, "Kok bisa gak ada sih?!"

Ia mulai mengernyit curiga.

"Pak Dadang kemana?"

"Pak Dadang kan jemput Non Rara, Buk."

Wanita itu mendengus lalu menyeringai.

"Bagus deh kalau anak itu pergi dari sini. Saya gak usah susah-susah buat buang dia."

Aktingnya bagus sekali. Majikannya bahkan tak curiga. Pembantu itu menghela nafas lega saat melihat majikannya pergi dari sana. Setelah itu ia segera menghubungi seseorang.

[MELODY]

Grace terbangun saat merasakan mobil yang ditumpanginya berhenti. Ia melihat bangunan rumah sederhana dengan banyak anak semua usia di halamannya.

"Untuk sementara ini adeknya tinggal disini dulu. Ndak apa-apa kan?"

Grace mengangguk.

"Ayo Bapak anterin sampe dalem ya."

Grace hanya menurut. Ia senang mendapat keluarga baru dan rumah baru. Semoga saja disini ia bisa diterima dengan baik.

Saat memasuki rumah itu Grace sudah ditunggu oleh dua wanita yang satunya paruh baya dan yang satunya terlihat lebih muda. Mereka terlihat sederhana. Bahkan keduanya tersenyum hangat membuat Grace membalas senyuman itu.

Sang supir pun berbincang sebentar dengan pemilik panti itu kemudian berpamitan.

"Halo, ini yang namanya Grace ya." wanita yang tampak lebih muda mendekat. Baru akan merangkul Grace, namun gadis itu malah menjauh. Ia hanya reflek.

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang