Grace sedang bermain ayunan didepan panti sebelum ada yang tiba-tiba datang dengan mobil kemudian ia berlari masuk kedalam sambil memanggil Bu Maya.
"Siapa sih nak?" tanya Bu Maya sambil berlari terburu-buru keluar.
"Grace gak tahu Bu."
Saat Bu Maya melihat mobil diluar pagar ia tersenyum.
"Itu mobilnya Pak Abraham nak. Yang punya panti ini." ujar Bu Maya.
Grace mengangguk, kemudian Bu Maya menggenggam tangannya.
"Grace disini dulu ya. Kenalan sama Pak Abraham, kan Grace baru disini." ujar Bu Maya. Grace mengangguk ragu, entah mengapa dirinya merasa gugup.
Netra kembar gadis itu terus menatap mobil sampai salah satu pintunya terbuka dan menampakkan seorang pria paruh baya diikuti wanita. Dan tak lama kemudian seorang remaja keluar dari sana.
Mata Grace terbelalak, Reno, laki-laki itu keluar dari mobil yang sama.
Gadis itu terus bergerak gelisah, sampai Bu Maya menyambut mereka dan mempersilakan duduk.
Grace terus saja menunduk sambil memainkan jemari putihnya dengan acak. Sampai Bu Maya menyuruhnya untuk memperkenalkan diri.
"H- halo, nama Grace." ucap Grace dengan suara pelan dan sedikit bergetar. Polos sekali gadis ini.
Wanita paruh baya tadi ikut memperkenalkan diri juga. Ternyata ia ibu dari Reno. Itu yang Grace dapatkan.
Grace sedikit tersentak saat wanita itu tiba-tiba membelai rambut lembutnya dan memujinya cantik. Pipinya memerah padam membuatnya malu dan terus menunduk. Reno yang melihat itu terkekeh gemas.
"Grace, Mama bawa kue. Grace mau?" tawar ibu Reno.
"M- mama?" lirihnya. Dibalas wanita itu anggukan.
"Semua anak-anak disini panggil Mama karena semuanya anak Mama, Grace gak mau panggil Mama?"
Gadis itu mengangguk antusias, "Grace mau kok, Grace mau!" serunya senang sambil tersenyum lebar sekali.
"Grace ambil kue nya di mobil sama Reno ya? Mama sama Papa mau ngobrol dulu sama Bu Maya."
Grace melongo bingung tetapi tetap menurut saat Reno menarik tangannya untuk keluar dan mengambil kue.
"Bu Maya, dokumen-dokumen Grace sudah lengkap semua?" tanya Pak Abraham kepada Bu Maya. Bu Maya mengangguk memberi jawaban.
"Tetapi Grace bukan anak yatim piatu Pak. Grace dititipkan kemari dan seminggu sekali paman dan bibinya akan menjenguk."
"Kemana orang tuanya?" tanya istri Pak Abraham dengan dahi mengerut.
"Saya dapat informasi dari orang yang menitipkan Grace disini yaitu pembantu rumahnya, Grace tidak diterima oleh keluarganya sendiri karena mengidap kelainan mental Bu."
Ibu Reno itu menghela nafas, merasa iba dengan Grace.
Tak lama kemudian Grace dan Reno kembali dengan membawa beberapa kotak berisi kue. Keduanya meletakkan kotak-kotak itu dimeja. Kemudian ibu Reno membukanya.
"Grace mau?" tawar wanita itu.
Grace mengangguk, "Boleh ambil?" tanyanya polos.
"Boleh dong. Kalau Grace mau habisin semuanya juga boleh." sahut Reno.
Grace tertawa geli kemudian hanya mengambil satu kue macaron itu.
"Yang lain harus makan juga. Grace mau satu aja. Terima kasih Mama." gadis itu menunjukkan senyum lebarnya.
Kemudian tak lama, Lea dan Leo pulang dari sekolah mereka. Grace tersenyum senang sekali. Kemudian menyambut si kembar itu dengan semangat. Si kembar pun kembali menyapa Grace dan menyapa Reno, kemudian baru mencium tangan ketiga orang tua disana.
"Lea Leo, mana tas nya Grace bawain. Pasti capek kan habis pulang sekolah." tangan gadis itu menengadah.
Lea menggeleng, "Gak usah Grace, kan udah Lea bilang kalau pulang sekolah Lea sama Leo gak perlu dibawain tas nya sama Grace."
"Grace mendingan siap-siap, mau belajar lagi kan?"
Grace mengangguk senang, ia selalu antusias saat menunggu Lea dan Leo pulang sekolah karena mereka berdua akan mengajarinya membaca dan menulis.
Gadis itu kemudian berlari kedalam. Mengambil beberapa kardus karton berisi kartu-kartu. Dan buku yang kemarin baru saja dibelikan oleh Lea. Ia mendudukkan diri di ruang belajar.
Grace membuka kardus karton itu dan mengeluarkan kartu-kartu mainan itu. Ia belajar sendiri sampai Lea kembali dengan wajah segar sehabis mandi.
"Grace, udah bisa yang mana aja?" tanya Lea.
"Grace sudah bisa banyak!" serunya senang sambil menunjuk setumpuk kartu yang ia sendirikan karena ia telah lancar membacanya. Lea ikut tersenyum senang melihat gadis itu.
"Lea, nanti bisa ajarin Grace menghitung?"
Lea mengangguk, "Bisa dong! Nanti kita belajar sampe Grace pinter semuanya."
Grace spontan memeluk Lea dengan gembira.
"Terima kasih banyak Lea!"
Lea membalas pelukan itu dengan tulus.
"Ayah pasti habis ini suka sama Grace." gumamnya penuh semangat.
"Mana coba lihat yang lainnya, yang Grace belum bisa."
[MELODY]
Abraham yang sedang menyetir mobil tertawa geli melihat kelakukan istri dan anaknya.
"Pa, kayanya anak lanang baru jatuh cinta ni."
Reno yang sedang melihat ke jendela langsung menatap mamanya kesal, "Mama!" serunya.
"Aduh, udah gede anak Papa." timpal ayah Reno itu menggoda anaknya, sedangkan yang digoda menampakkan wajah kesalnya.
[MELODY]
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
Ficção AdolescenteIni semua tentang Grace. Tentang dia yang berbeda. Tentang dia yang selalu sendiri. Tentang dia yang selalu disisihkan. Tentang dia yang berusaha sebaik mungkin agar bisa membahagiakan orang lain. Gadis itu tak pernah berkata mereka menyakiti n...