"Mengakulah.Jangan melanjutkan sandiwaramu." Ucap pemuda itu-menekan diakhir kalimat.
"Apa yang harus kuakui?! Sudah kukatakan bukan aku yang melakukannya!" Wanita berusia 27 tahun itu berseru frustasi.Sudah hampir satu jam ia ditahan diruangan persegi dengan cahaya yang remang.
BRAK!!
"HENTIKAN SANDIWARAMU WANITA BRENGSEK!" Pemuda itu lepas kendali kala tidak tahan lagi.Menggebrak meja kuat dan mencengkram kerah baju gadis didepannya.Hendak melayangkan pukulan jika saja partnernya tidak menghentikannya.
"Hentikan hyung! Kita tidak memiliki bukti dia yang melakukannya."
Pemuda yang memiliki nama lengkap Kim Myungsoo pun melepaskan cengkramannya. Nafasnya memburu dengan wajah yang merah karna menahan emosi dirinya.Kedua netranya tertuju pada gadis didepannya.Tatapan yang tajam dan menusuk.
Meski wanita itu mengatakan berulang kali bahwa bukan dia pelakunya.Bertingkah seolah tidak mengetahui apapun.Bertingkah seolah ketakutan.Feelingnya tetap kuat mengatakan bahwa wanita itu lah sang pelaku.
Seorang pembunuh yang telah membunuh lima pria dalam waktu dua bulan ini.
Kebetulan apa yang bisa terjadi dalam lima kali.Hal yang sama selalu terulang.
Wanita itu - selalu menjadi sosok terakhir yang ditemui para korban sebelum mayat korban ditemukan terbunuh menggenaskan dengan kondisi salah satu organ tubuh yang hilang. Sialnya, dia belum menemukan bukti yang kuat untuk menyatakan wanita didepannya ini lah sang pelaku.
"A-apa kalian sudah bisa melepaskanku?" Wanita itu berkata pelan.
"Ya,kau sudah boleh pergi." Jungkook - partner Myungsoo mengiyakan.Mempersilahkan wanita yang mereka panggil sebagai saksi pergi meninggalkan ruang intrograsi.
"Hyung sudahlah.Jangan terlalu emosi. Kita hanya perlu mencari bukti." Jungkook menepuk pelan bahu Myungsoo sebelum ia juga melangkah keluar.
"Park Jiyeon,aku akan mendapatkan bukti dan membuatmu membusuk di sel."
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Matahari perlahan mulai tenggelam diarah barat.Warna Sang Surya yang tadinya begitu terang menyilaukan mata kini berubah menjadi jingga.Sebuah warna yang indah serta memanjakan mata.
Seorang yeoja sesekali menyelipkan rambut kala surai panjang miliknya tertiup oleh angin sepoi kecil yang berhembusan. Kaki rampingnya melangkah kecil sambil menikmati segelas kopi dingin. Sementara netranya fokus pada benda persegi panjang miliknya.
'BUGH'
Ia berdecak pelan kala minuman berwarna hitam itu tumpah mengotori kemeja putih miliknya.
Untung saja ia memegang cukup erat ponselnya. Jika tidak benda persegi panjang kesayangannya pasti akan jatuh dan hancur mengingat injakannya saat ini terbuat dari semen."M-maaf agashi. Aku tidak sengaja."
"Apa kau tidak memiliki ma-" kalimatnya terhenti.
Mata itu..
Berbentuk bulat, warna pupil hitam pekat namun berbinar memberikan kesan polos layaknya seekor rusa.
Mata itu-sangat indah.