"Jiyeon,kau tahu Myungsoo sunbae meminta nomorku." Suzy gadis berparas cantik nan manis bercerita dengan antusias pada sahabatnya Park Jiyeon.
"Eoh, lalu?" Jiyeon tidak terlalu tertarik pada topik pembicaraan ini.Raut wajahnya tidak terlihat nyaman.
"Tentu saja aku memberikannya. Ini kesempatan emas bagiku.Semoga saja ini bisa langkah awal buatku."
"Ya,semoga saja." Jiyeon tersenyum kilas-sebuah senyuman paksa.Detik berikut,maniknya menatap sosok sahabat yang tengah kasmaran itu dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
2 week later~
"Jiyeon,Myungsoo sunbae menyatakan perasaannya padaku." Lagi-lagi Suzy menceritakan pasal dirinya dengan Myungsoo. Dan kali ini rasa senang dan bahagianya jauh lebih dibanding sebelumnya.Begitupun dengan Jiyeon. Rasa sesak dan sakit yang dirasakan terasa berkali-kali lipat. Dia tahu tidak seharusnya merasakan hal itu namun pada dia sendiri tidak bisa mengontrol perasaannya.
"Apa jawabanmu?"
"Aku akan memberikannya jawaban malam ini. Jiyeon, nanti sore kau harus datang kerumahku.Aku ingin minta pendapatmu soal pakaian." Suzy tetap bercakap ria tanpa menyadari perubahan raut wajah sahabat.
Sorenya , sesuai permintaan Suzy. Jiyeon dengan pakaian santai kini berada dalam kamar Suzy menemani gadis itu memilih pakaian yang cocok.
Dua puluh menit berlalu namun gadis cantik itu belum menemukan pakaian yang pas buatnya. Ah-tidak! Pakaian-pakaian yang dicobanya sangatlah pas ditubuh rampingnya itu.Hanya saja Suzy merasa tidak cantik dan tidak menyukainya. Dia benar-benar sangat ingin tampil menawan malam ini dihadapan Myungsoo.
"Jiyeon bagaimana dengan yang ini?" Tanya Suzy
Jiyeon menatapnya tajam namun seperkian detik berikutnya ia tersenyum "Bagus."
"Benarkah?" Suzy meneliti penampilannya dicermin.
"Hmmm, tapi warnanya terlalu cerah." Untuk kesekian kalinya ia tidak puas dan kembali mencari pakaian lainnya.
Pada detik-detik dimana Suzy sibuk menggeledah isi lemarinya, Jiyeon yang duduk ditepi ranjang milik Suzy menatap gadis itu penuh kebencian.
"Ah,ini terlihat bagus." Seru suzy saat menemukan sebuah dress yang bagus menurutnya.
"Jiyeon,eotte?" Tanyanya yang kini sudah mengenakan dress berwarna putih tanpa lengan tadi.
"Uhm, cantik."
"Jinjja?Aku juga merasa begitu. Baiklah,aku akan memakai ini saja."
Suzy beralih pada cermin,ia sesekali menggerakan tubuhnya kekanan ke kiri sekedar mengecek kembali penampilannya.
"Eoh!" Serunya saat melihat ada benang yang keluar pada bagian belakang tepatnya dibagian resleting. Ia mengambil sebuah gunting dilaci mejanya kemudian bermaksud mengunting benang-benang yang keluar itu. Namun nampaknya gadis itu sulit menjangkaunya.
"Jiyeon-a,bisakah kau membantuku?"
Jiyeon berjalan menghampiri Suzy-menerima gunting yang disodor oleh gadis itu.
"Bantu aku gunting benang-benang yang keluar itu. Aku tak dapat menggapainya."
"eoh." Suzy membelakangi Jiyeon membiarkan gadis itu membantunya.Awalnya Jiyeon memang mengunting benang-benang yang keluar itu namun siapa sangka sebuah pikiran memasuki otaknya.
Ia terdiam, berhenti mengunting benang-benang yang keluar.Tangannya menggengam erat alat gunting berwarna hitam itu.
"Jiyeon,apakah sudah?" Tanya Suzy
"............"
"Jiyeon-a."
"............"
"Jiyeon, kau kena-"
JLEB
ucapan Suzy terhenti saat ia memutar tubuhnya hendak menatap Jiyeon.Sebuah tusukan terasa dibagian perutnya.Manik bulatnya menatap tidak percaya pada gadis yang dihadapannya kini.
"Ji-yeon."
"AKH!" Suzy mengerang saat Jiyeon menarik keluar gunting dari perutnya. Dan kembali menusuknya berkali-kali. Darah merah kental mulai bercucuran keluar dari perut Suzy.
"Uhuk!" Suzy terbatuk memuntahkan darah.
Lantas sang pelaku terdiam. Menatap sosok sahabatnya dengan ekspresi datar. Sepasang mata itu terlihat kosong.
Merasa ini sebuah kesempatan Suzy mulai berjalan perlahan berusaha menjauhi Jiyeon. Kakinya dengan susah payah melangkah menuju pintu kamar. Berharap ia bisa segera melarikan diri. Tapi sayangnya, kondisi tidak berpihak padanya. Dia ditarik kasar oleh Jiyeon sehingga tersungkur dilantai.
"Eodiga?"
"J-ji-yeon." Lirih Suzy, suaranya tercekat.
"Waegeure?Kemarilah! Aku belum selesai menguntingnya." Titah Jiyeon
Suzy menangis.Kenapa Jiyeon melakukan ini padanya?
"Hikss...w-wae?"
Tangisan itu membuat ekspresi Jiyeon berubah. Apa yang telah dilakukan pada sahabatnya sendiri?
Tangannya terulur meraba pelan pipi Suzy.Meneteskan serpecik air mata tanpa sadar.
"Mianhe." lirihnya kemudian mendekap erat Suzy.
Suzy tersenyum dibalik kesakitannya-merasa lega karena Jiyeon tersadar dan menyudahi perbuatannya. Sungguh! Saat ini dia sangat berterima kasih pada Tuhan karena menyelamatkan dirinya.
Tapi--
JLEB!!
Satu tusukan kembali dirasakan.Hanya sedetik kemudian benda tajam itu kembali menusuk berkali-kali didalam sana.
Merasa puas,Jiyeon berhenti menusuk Suzy. Ia bangkit berdiri dan menatap sang sahabat yang tadinya terlihat cantik dengan dress berwarna putih kini terlihat sangat menggenaskan dengan sekujur tubuh berwarna merah.
"Mianhe Suzy. Aku-hanya tidak ingin kau bersama Myungsoo.He's mine."
EN