Annyeonghaseyo!
Selamat datang di lapak after married Farel dan Fania 🍭 Ini kisah fiksi yang idenya didapatkan karena kebanyakan mengkhayal wkwk. Semoga bisa menghibur semuanya ❤
👑👑👑
Fania mengerjapkan matanya beberapa kali. Saat matanya sudah terbuka sempurna, ia melihat seorang lelaki yang masih memejamkan matanya berada tepat di depan wajahnya. Tangan lelaki itu juga masih melingkar di pinggangnya. Lelaki bernama Farel Ardiansyah Pratama yang menyandang status sebagai suaminya.
"Hhhh..."
Fania menghela napas panjang kala mengingat kejadian manis yang mendebarkan itu. Ia tak pernah menyangka kalau lelaki bervisi tinggi itu akan melamarnya sebelum mereka lulus kuliah. Padahal ia tahu betul, list hidup masa depan yang diinginkan seorang Farel.
Fania dan Farel resmi menjadi pasangan suami istri saat mereka masih berada di semester 6. Lelaki itu bulat untuk melamar Fania menjadi calon istrinya seminggu setelah kesibukan KKN di kampus berakhir.
Tapi kini lihatlah, tuan kutub utara yang dulu selalu membuatnya kesal setengah mati karena kecuekannya, malah tidur di sampingnya dengan memeluk erat dirinya. Jangan tanya, berapa banyak waktu yang dihabiskan Farel dan Fania untuk berdebat ini dan itu hanya karena masalah sepele. Sejak mereka satu kelas di bangku SMA, keduanya sudah sering terlibat adu mulut dan malah berakhir saling memiliki perasaan yang sama.
Menikah. Satu kata yang merubah banyak hal di antara Farel dan Fania. Banyak hal yang berubah, banyak juga hal yang masih sama seperti dulu. Sifat Farel dan Fania yang masih sama saja seperti saat keduanya masih suka adu mulut dan memperdebatkan hal yang kecil.
Fania tersenyum lebar menatap wajah damai Farel yang masih terlelap tertidur. Lelaki irit bicara yang penuh dengan segudang sifat menyebalkannya, tetapi tetap lelaki yang ia sayangi dan ia cintai di dunia ini.
Farel, cinta halalnya yang ia harap akan bisa bertahan hingga maut memisahkan.
"Rel, bangun. Udah mau adzan subuh."
Farel mengeluh pelan saat Fania mengusik tidurnya. Gadis itu menggoyangkan lengan Farel agar Farel mau bangun dari tidurnya.
"Farel, bangun!"
Karena Farel tak juga membuka matanya, jemari Fania langsung menarik hidung Farel. Cukup kencang hingga Farel meringis dan membuka paksa matanya.
Fania nyengir lebar. "Sakit ya? Maaf..."
Farel mendengus dan malah kembali memejamkan matanya erat.
"Bangun sayang... Udah mau solat subuh. Kamu nggak mau solat tahajud dulu?"
Farel menghela napas berat. "Aku masih ngantuk, Fania."
"Ya terus gimana dong? Kamu lebih milih tidur daripada solat tahajud?"
Mata Farel yang masih setengah terbuka itu mencoba mengerjap-ngerjap beberapa kali. Tangan Farel yang masih berada di pinggang Fania menarik tubuh Fania semakin erat ke tubuhnya. Kepala Fania sampai terpaksa bersembunyi di dada Farel karena pelukan suaminya.
Fania tersenyum simpul. Ia juga membalas pelukan Farel untuk beberapa saat sebelum akhirnya keduanya bangun dan menuju toilet untuk solat tahajud berjamaah.
Setelah merapihkan kamarnya, Fania turun ke bawah untuk membantu Kartika, mertuanya, untuk menyiapkan sarapan.
"Fania hari ini ada bimbingan?"
Fania melirik sekilas ke kanan, dan menggeleng. "Nggak ada, Bun. Jadwal bimbingannya besok."
"Kalau gitu hari ini ikut Mamah belanja ke supermarket ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 2 [After Married] | SUDAH TERBIT ✅
Spiritualité[ SUDAH TERBIT ] Benci itu memang beda tipis dengan cinta. Yang dulunya sering debat dan adu mulut, sekarang malah saling jatuh cinta dan akhirnya menikah. Ini juga berlaku dalam hidup Farel dan Fania. Tapi terntata, setelah menikah, hal yang membaw...