Kenapa sih kalian suka cerita ini?
👑 Only You 2 👑
Farel membanting ponselnya ke atas meja begitu panggilan ke sekiannya di abaikan oleh Fania. ia menjambak frustasi rambutnya. Pertengkaran pertama mereka, membuat dada Farel bergemuruh tak karuan.
Farel memilih untuk pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya. Ia harus menenangkan dirinya sendiri agar tak kalut dengan emosi. Ia tak menyangka jika dirinya dengan Fania bisa terlibat cekcok sampai seperti tadi.
Dinginnya air langsung menyapu wajah Farel kala lelaki itu membasuh wajahnya di wastafel. Berkali-kali Farel mencoba mengatur pernapasannya. Jangan sampai asmanya kambuh saat ini hanya karena membumbungnya amarah yang kini membakar dadanya.
Farel menatap pantulan wajahnya yang basah di dalam cermin. Ia kembali menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. Ia menumpukkan tubuhnya dengan kedua tangan yang saling mencengkeram sisi ujung wastafel.
"Aw..."
Farel meringis.
Ia langsung menatap telapak tangannya yang terasa perih. Rupanya ada luka gores di telapak tangannya entah dari kapan dan entah karena apa. Lukanya cukup panjang, namun tipis. Panjangnya sekitar 6-7 cm. Dan ternyata lukanya itu tidak hanya 1, tapi ada juga luka gores di dekat ibu jarinya. Bahkan di ujung kuku jari manisnya ada setitik darah yang mengering.
Seingat Farel, ia tak pernah punya luka di telapak tangan. Bahkan sampai pagi pun, ia yakin belum ada luka di tangannya.
"Farel, kamu nyakitin tangan aku!"
Teringat ucapan Fania beberapa saat lalu yang mengeluh, Farel kembali menatap kedua telapak tangannya. Mungkinkah lukanya itu timbul akibat ulahnya sendiri yang telalu mencengkeram erat lengan Fania?
"Aku nggak mau bicara sama kamu!"
"Kamu itu nggak tau apa-apa! Jadi jangan menuduh aku sembarangan!"
Farel mengembuskan napas panjangnya. Ia jadi merasa frustasi sendiri. Seketika ia merasa takut, sekaligus merasa bersalah. Ia takut menghadapi kenyataan bahwa ternyata dirinya memang sedikit berlebihan memarahi Fania. Ia baru sadar kalau tangannya sampai semerah itu. Entah bagaimana lengan Fania yang berkali-kali ia cengeram di dalam kepalan tangannya.
Di lain sisi ia merasa Fania sudah keterlaluan kalau sampai harus menampar pipi seorang perempuan hanya karena merasa cemburu. Tapi di lain sisi ia juga merasa sudah sangat keterlaluan pada Fania. ia membentak, bersikap kasar pada Fania, dan memang seperti terkesan membela perempuan lain. Padahal niat awalnya adalah hanya untuk menegur Fania. Niatnya hanyalah ingin agar Fania bisa bicara dengan suara yang lebih pelan sebagai seorang perempuan. Tapi nyatanya, ia juga bicara dengan suara yang tinggi pada Fania.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You 2 [After Married] | SUDAH TERBIT ✅
Espiritual[ SUDAH TERBIT ] Benci itu memang beda tipis dengan cinta. Yang dulunya sering debat dan adu mulut, sekarang malah saling jatuh cinta dan akhirnya menikah. Ini juga berlaku dalam hidup Farel dan Fania. Tapi terntata, setelah menikah, hal yang membaw...