Aku membuka koperku. Sudah dari 3 hari lalu belum aku kemasi. Saat mengemasinya aku menemukan pasmina sakura itu.
Aku langsung kembali teringat dengan Sehun, aku tersenyum tapi juga perih.
Bagaimana kabarnya?
Apa yang sedang dia lakukakan saat ini?
Apa dia suda pulang ke indonesia? Apa dia sudah menikah?Sepertinya nasib kita sama Hun.
Kita akan sama sama menikah, dengan orang yang tidak pernah kita kenal dan kita cintai.
Dan kita sama sama mencintai orang lain.
Aku mencitaimu hun, tapi kamu mencintai wanita lain.
Lucu sekali
Kisah kita mirip dan rumit. Kadang ingin rasanya aku kembali terbang, bertemu denganmu lagi di pesawat.
Namun aku ingin merubah awal pertemuan kita menjadi lebih baik.
Bahkan andai saja ada kesempatan, ingin sekali rasanya aku mengulangi cara perpisahan kita yang buruk.
Aku belum sempat mengatakan selamat tinggal.
Dan yang paling aku sesali, aku belum sempat mengatakan isi hatiku secara jujur padamu
Tes
Aku meneteskan air mata lagi. Ya aku cengeng, benar katamu kalau aku itu childish.
Ku raih pasmina pemberianmu, aku ingin berubah Sehun.
Aku ingin berbeda.
Aku ingin mewujudkkan harapanmu dan harapan hati kecilku.Ku bawa pasmina ini didepan cermin. Aku membalutnya dikepalaku dengan sempurna.
Caramu memasangkannya di kepalaku saat itu masih terpatri jelas diingatan, aku tersenyum.
Kadang gamabaranmu masih sering muncul. Sekarang aku sudah memakainya dengan sempurna.
Aku ingin seperti bibi Jihan, wanita muslimah hebat yang setia menjaga auratnya uang padahal tinggal di ngerasa minoritas muslim.
Aku ingin seperti Mama, wanita terhebat yang padahal sudah menjadi contoh jelas dalam hidupku untuk berhijab.
Dan juga kak Safa, kakakku juga sudah lama memutuskan berhijab. Kini tiba giliranku Hun,
"Cantik"
Pujiku sendiri, melihat pantulan ku dicermin yang sudah memaki hijab dan gamis pink susu.
Kamu akan lebih cantik saat auratmu tertutup, Kara
Ya Allah, suara itu kembali muncul.
Sehun, aku merindukannya
Aku menemui Mama yang sedang bercengkerama dengan Papa diruang keluarga. Alhamdulillah Mama sudah sehat kembali.
Malu malu aku berjalan menemui mereka. Aku menahan senyum membayangkan ekspresi mereka melihat penampilan baruku.
"MasyaAllah... Ini Kara? "
Mama berdiri memandangku takjub, melihatku dari bawah keatas dan dari atas kembali kebawah
"Ini putri papa, Kara? " ekspresi Papa sama terkejutnya seperti Mama
Aku mengangguk membenarkan sembari tersenyum menunjukan deretan gigiku.
"Iya pa ma ini Kara, mulai sekarang kara memutuskan untuk berhijab, seperti Mama dan kak Safa" kataku
Mama menutup mulutnya tak percaya. Memandang papa kagum
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Moment ✔
Novela JuvenilKisah singkat dua manusia, berawal dari pertemuan di langit