Future Pt. 5

2.2K 357 14
                                    

Hunkai YAOI

Warn! Alur cepat.
.
.


Jongin tersenyum lebar melihat ruang tamu dan ruang santai selesai lebih cepat. Mungkin karena Sehun tidak terlihat lima hari belakangan ini. Entah di telan bumi atau menghilang kemana Jongin tidak tahu. Yang pasti itu memicu kerja Jongin dua kali lebih cepat.

Jongin dengan sigap memotret teman-teman nya yang bekerja sebagai bukti lapangan mereka. Tidak lupa mengirim juga pada si pemilik rumah hasil nya. Melalui e-mail Jongin mengirim foto ruangan yang sudah selesai.

.
.

.
"Kalian bekerja dengan cepat." Suho memuji dengan senyuman yang terlalu lebar.

"Jongin yang terbaik di bidang interior dan sebagai ketua team work dia membagi tugas kami dengan baik." pujian yang lain menyusul dari bibir Minho. Salah satu partner kerja Jongin.

Suho menepuk bahu Jongin tanda bangga. Jongin merupakan karyawan terbaiknya. Ide Jongin tentang ruangan dan perkakasnya selalu memuaskan klien nya. Klien senang dan laba bertambah. Suho tentu sayang sekali dengan karyawan seperti Jongin.

Jongin yang mendapat pujian beruntun memberi senyum sopan. "Teman-teman kerja juga ikut andil Manager-nim. Kalau mereka tidak ada, saya juga tidak bisa mengeksplorasi."

Jongin yang rendah hati sudah terkenal seantero divisi kantor. Kantor di bidang design Interior dan furniture ini cukup besar dan tidak ada yang tidak mengenal Jongin.

"Setelah ini, kalian ambil lah cuti beberapa hari karena proyek ini punya keuntungan besar. Itu bonus kalian selain bonus royalti tentu saja." Suho tertawa pelan begitu melihat wajah semangat karyawan nya.

Minho, Jongdae, Donghae, Jiwon bertepuk tangan karena mendapat bonus double. Jongin sebagai ketua tim mereka tersenyum lebar.

Ah cuti.

.
.
Jongin keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Menghampiri ponsel yang berkedip.

Jongin menyentuh layar dan membuka notifikasi. E-mail balasan dari Oh Sehun.
Pria itu meminta untuk berunding sepulang dia dari dinas kerja nya.

...


Disinilah Jongin sekarang, kehujanan dan sialnya Jongin yang cinta transportasi umum jadi terjebak di halte.

Sebenarnya kalau Jongin nekat berlari ke kawasan rumah sepertinya tidak masalah.  Hanya butuh lari beberapa menit.

Tapi dengan risiko baju basah dan kedinginan. Jongin juga tidak bawa jaket. Tapi menunggu hujan juga rasanya akan membuang waktu.

Jongin yang membawa tas kecil yang berisi buku sketsa dan slide walpaper rumah, dompet dan ponsel di dekap menghindari tembusnya air hujan sampai kedalam tas. Jongin berlari sekencang yang dia bisa ke rumah Sehun.

.
.

Basah

Dingin

Jongin sudah memikirkan ini dan ternyata imajinasi dan realita itu selalu berbanding tidak sama.

Jongin yang punya duplikat kunci membuka pintu dan berdiri di ambang pintu. Jongin sempat lupa kalau Oh sehun disini. Sejak kamar utama selesai lebih cepat, pria itu sudah berbenah dari apartemen nya dan sudah menggunakan kamar utama.

Kalau Jongin nekat melangkah masuk itu tidak sopan dan lantai bisa basah dan kotor. Percikan air hujan dan tanah di celana Jongin semakin memperburuk keadaan.

Jongin merutuki dirinya karena selalu mengabaikan berita cuaca.

"Jongin?"

Suara yang familiar.

Jongin yang sibuk menggerutu itu langsung menoleh pada Sehun. Pria dengan pakaian kasual itu tampak khawatir melihat Jongin.

Jongin yang menggigil merasa susah menjawab panggilan Sehun.

"Kenapa hujan-hujanan? dan kenapa hanya berdiri disana?" Sehun berjalan mendekat. Tadinya Sehun mau turun mengambil air panas dan membuat cokelat panas tapi yang dilihatnya Jongin yang berdiri saja di ambang pintu dan basah.

"Kamu kedinginan." Pernyataan Sehun saat sudah dekat dengan Jongin. "Tunggu disini aku akan ambil handuk dan baju kering."

"Tidak perlu." sanggah Jongin.
Merepotkan mantan tidak ada di daftar Jongin.

"Jangan membantah." Sehun dengan pelan menyentuh lengan kemeja Jongin yang basah yang sudah melekat pada kulit Jongin. Menggeser posisi berdiri Jongin dengan pelan sambil menutup pintu.

Kemudian berlari kecil ke kamar utama dan secepat kilat kembali lagi dengan handuk dan tumpukan pakaian.

"Pakai kamar mandi di kamar utama juga tidak masalah." ucap Sehun cepat sambil memberikan handuk dan pakaian kering nya pada Jongin.

"Tidak perlu Sehun-ssi, yang di dekat dapur saja." ucap Jongin. "Maaf lantai nya akan basah."

"Tidak masalah. Cepatlah ganti baju jika terlalu lama nanti bisa flu."

Jongin mengangguk. Melangkah melewati Sehun dan kemudian berbalik menoleh.
Sehun masih memandangnya.

"Terimakasih, Sehun-ssi." Jongin memberi senyum tulus.

Walau hanya ucapan terimakasih tapi karena Jongin yang mengucapkan itu dengan senyum lembut, Sehun sudah merona.

.
.

Jongin tentu saja merasa lebih baik setelah mengganti pakaian nya. Dan tidak bisa menahan semburat merah di wajah karena pakaian dalam yang baru juga di bawakan Sehun untuk nya.
Oh My.... Jongin mau pingsan saja dan lupa ingatan.

Jongin pelan-pelan membuka pintu kamar mandi, baju basah nya sudah di keringkan pakai mesin cuci. Jadi Jongin hanya perlu menjemur sebentar.

"Sudah selesai? Aku membuat teh hangat. Jangan menolak." Sehun berada di area yang sama dengan Jongin, sekitaran dapur yang masih berdinding polos dan alat masak ala kadarnya. Dapur ini memang belum tersentuh interior dan barang baru.

Jongin mengangguk. "Tapi aku mau menjemur pakaian dulu."

Sehun mengiyakan dan Jongin yang sudah hafal tata letak rumah besar ini segera melangkah.

Jongin tidak sadar berbicara non formal.

.
.






selamat pagi,
selamat beraktifitas.

08/01/2020

08/01/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Future?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang