Future Pt.13

1.9K 294 78
                                    

Hunkai Yaoi
.
.

.

Pelukan Sehun masih erat di sekeliling tubuh Jongin.

Jongin merasakan bahunya yang basah. Jongin tanpa sadar juga meneteskan airmata nya dalam diam, kenapa mereka harus merasa sakit seperti ini saat bertemu? Mungkin benar yang dikatakan ayah sehun, mereka tidak seharusnya bersama. Jika bersama mereka lemah.

Perlahan Sehun mengurai pelukan saat dia merasa lebih baik. Segala rasa khawatir nya yang membumbung dalam hati sudah keluar . Dan Sehun merasa malu sekarang, dia bahkan tidak bisa mengendalikan wajah nya yang memerah.

"Sudah lebih baik?" Tanya Jongin.

Sehun menaikkan pandangan pada Jongin. Jongin sedang tersenyum, mata nya juga sembab tapi keadaan nya lebih baik daripada miliknya.

Sehun melebarkan mata nya kala jari lembut Jongin mendekat dan menghapus sisa jejak basah airmata di pipi Sehun. Jongin, he's angel.

"Ayo duduk dulu." Tangan Sehun di genggam, ditarik lembut mengikuti Jongin duduk di sofa.

Sehun bagai robot tanpa nyawa, dia kaku sekali. Bukan apa-apa, saat ini rasa malunya sudah kembali dan dia bertingkah bak perawan di malam pertama pernikahan nya .

Jongin menatap Sehun. Mengerti kalau Sehun malu-malu sekarang. Senyum kecil terbit di bibir Jongin, setidaknya semua hal yang mengganjal dan menjadi momok tersembunyi dari masa lalu mereka sudah terbuka. Setidaknya mereka sudah sama-sama mengerti. Setidaknya Sehun sudah meluapkan segala hal yang membeku di hatinya.

Jongin melirik jam di dekat aquarium kecil, pukul 2.30 dini hari.
"Apa kamu akan pulang sekarang?"

"Aku ..."

"Mata kamu dalam keadaan tidak baik, mau menginap disini?"

Sehun mengangguk.

.
.

.
Sehun bangun. Matanya sulit untuk terbuka dan terasa perih sekali. Salahnya menangis semalam. Buat malu saja, rutuk Sehun begitu ingat bagaimana dia menangis bombai dihadapan Jongin. Menangis boleh tapi jangan pakai cara menangis anak kecil.

Sehun duduk di pinggir ranjang nya. Kepalanya terasa berat. Sehun benci menangis.

Dengan paksaan Sehun ke kamar mandi, mencuci wajah dan menatap wajahnya yang pucat. Matanya bengkak.

"Auh.." keluh Sehun dengan suara serak.

Sehun keluar kamar setelah mencium aroma masakan . Jongin mungkin sedang menyiapkan sarapan, Sehun berjalan keluar kamar.

Rumah Jongin rapi. Semua benda di tata rapi dan terlihat cantik. Semua nya benda mini karena mungkin Jongin tinggal sendirian.

Meja sudut tunggal ada aquarium dan jam kecil. Sofa duduk di ruang tamu. Daour minimalis.

"Direktur...sarapan dulu, lihat-lihatnya bisa nanti setelah sarapan." Tegur Jongin dengan suara lembut

Sehun tersenyum malu kedapatan melihat isi rumah Jongin. Sehun duduk di kursi makan. Rasanya terlalu asing. Bagaimana bisa dia sekarang berada begitu dekat dengan Jongin, bahkan kemarin menangis di pelukan Jongin.

Tidak pernah sebahagia saat ini. Pernah dulu, saat mereka masih bersama.

"Omelet?"

"Boleh." Jawab Sehun. Kapan dia sarapan tepat waktu begini? Sehun tidak ingat kaoan terkahir kali. Dia lebih suka kopi di pagi hari.

Mereka makan dengan tenang. Jongin menuangkan air mineral untuk Sehun. "Kamu tidak kerja?"

"Mungkin aku akan libur." Sehun memyentuh matanya, "mataku tidak dalam keadaan baik."

Jongin menatap sehun dengan senyum di bibir,"kompres pakai air es, keadaan nya akan lebih cepat membaik."

Sehun mengangguk.

.
.

.
Sehun memakai sepatunya di undakan beranda rumah Jongin. Terasa berat untuk keluar dari sini.

"Mungkin Minho dan teman-teman yang lain yang akan membereskan sisa kerja kami di rumah kamu. Mungkin ini terlalu awal, aku mewakili Suho-ssi berterimakasih karena sudah menggunakan jasa kami."

Sehun tertawa kecil, "bukan hal yang besar. Aku akan rekomendasikan dengan orang lain."

Mereka saling tatap. Sehun ingin mengatakan suatu hal namun lidah terasa berat.

"Sampai jumpa Jongin, terimakasih untuk tempat tidur dan sarapan nya."

"Tentu. Sampai jumpa Sehun."

Sehun membalik tubuh ,mengulurkan tangan memutar knop  membuka pintu.


Katakan atau tidak sama sekali

Sehun menghembuskan nafas pelan, menoleh lagi pada Jongin. "Jongin."

"Ya?"

"Apakah ada kesempatan kedua untuk kita bersama?"

.
.

09/02/2020

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Future?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang