Future Pt.11

1.9K 300 41
                                    

Hunkai Yaoi

.

.

.

.

Sehun sesekali melirik Jongin yang duduk tenang di sampingnya. Merasa gundah untuk mengajak nya bicara atau hanya diam memberi ketenangan pada Jongin. Apa sebenarnya Jongin cemburu? Sehun akan senang jika benar begitu. Atau malah merasa jijik padanya? Sehun tidak bisa membaca apapun dari raut Jongin yang biasa saja.

Jalanan masih ramai walau malam semakin kelam bersama detik jam yang bergulir pada angka lebih tinggi. Sehun akan bicara setelah sampai mengantar Jongin dengan aman ke gedung apartemen. Kalau Sehun nekat bicara dalam keadaaan menyetir bisa-bisa ada kemungkinan kecelakaan dan bukan nya bahagia yang di dapat.

.

.

"Terimakasih Sehun." Kata Jongin dengan seulas senyum di wajahnya. Sehun mengangguk. Memperhatikan Jongin yang membuka seltbelt dan bergegas keluar, sebelum membuka pintu Jongin bahkan berkata, "hati-hati di jalan."

Sehun hanya mengangguk bersikap pasif. Duduk dalam mobil memperhatikan dari balik kaca mobil punggung Jongin yang perlahan menghilang sesaat setelah Jongin masuk gedung apartemen.

Sehun urung bicara membahas hal di bioskop, Jongin terlihat lelah. Sehun merutuk, kenapa dia mendadak sulit berpikir kalau sudah berurusan dengan Jongin. Untuk membuka obrolan saja dia perlu memutar otak sampai lelah, Sehun hanya bisa menghela nafas. Memutar kemudi dan menginjak pedal gas meluncur lagi di jalanan.

Sehun menjalankan mobil dengan pelan, Sehun ingat ada rokok di dashbor. Dia bukan perokok aktif hanya terkadang pikiran nya terlalu berat dan butuh penenang. Chanyeol juga melakukan hal yang sama. Jadi Sehun memutuskan untuk menyalakan rokok, membuka kaca jendela mobil dan menikmati rokok nya sambil mengemudi. Itu berbahaya dan dilarang, Sehun tahu tapi biarlah kali ini membangkang.

"Ayah tidak suka kamu menjalin hubungan dengan kekasihmu itu. Segera putuskan dan menikahlah dengan calon yang ayah pilih."

"Apa semua ini perlu? kenapa untuk kebahagiaan ku saja harus di atur sedemikian rupa? Kalau aku tidak mau?" 

"Ayah bisa melakukan apapun yang tidak terpikir olehmu pada kekasihmu."

"Ini urusan kita kenapa membawa-bawa Jongin?"

"Ah namanya Jongin? Kamu anak ayah kenapa susah-susah memberimu pelajaran, ayah duga kamu pasti keras kepala dan menahan semua rasa sakit jika itu pukulan. Tapi kamu masih belia, semua yang kamu pakai adalah fasilitas dari ayah, mudah menjatuhkanmu yang lemah. Jika ayah memberi peringatan pada Jongin tentu kamu yang mengatakan mencintanya tidak ingin hal itu terjadi, kan?

--

"Jongin, aku mencintaimu."

"nado."

Ciuman yang manis di perpustakaan pada saat itu.

--

"kita tidak lagi bisa bersama, ayo putus Jongin."

Jongin menatapnya dalam diam, belum menjawab. Sehun bahkan tidak tahan melihat kembali Jongin yang tidak marah dan tidak menangis.

"Kalau ini membuatmu bahagia, aku setuju. Mari berpisah."

Dan setelah itu Sehun selalu mengikuti jongin diam-diam dan melihat kesayangan nya itu menangis sendirian. Kantung matanya selalu terlihat dan enggan pudar karena mungkin menghabiskan hari dengan menangis.

Sehun menyematkan cincin putih pada jari lain yang asing. Bukan jari kurus milik Jongin yang selalu dia suka untuk di genggam. Sehun ingat sekelebat kenangan bersama Jongin dan dia menangis di altar bukan karena bahagia akan pernikahan nya

--

Selamat untuk pestasi anda presdir muda. Selanjutnya kita akan mengadakan pembukaan resmi cabang baru

---

"mau kopi?"

"boleh?"

"Tentu saja." Jongin tertawa kecil. 

Sehun terpaku pada saat itu .

---

"Ayah mendukung bukan nya itu baik?"

"Itu baik kalau Jongin juga respon padaku." 

--

"Kim Jongin."

"Salam kenal Kim Jongin-ssi, aku Luhan . Mantan istri Oh Sehun."

"Kalian teman kencan?

"Bukan." jawab jongin cepat. "kami hanya kebetulan nonton bersama."

-

Sehun membuang puntung rokok yang sudah pendek. Tiba-tiba saja memori terbuka dan menyongsong pikiran Sehun dengan cepat. Dua kali di masa yang berbeda dia mengecewakan Jongin, Sehun tidak layak sebenarnya saat dengan percaya diri ingin kembali menjadi orang penting di sisi Jongin. Raut Jongin sesaat yang lalu sama dengan saat Sehun memutuskan nya beberapa tahun lalu. Sehun baru sadar.

Kenapa Sehun baru bisa berpikir sekarang saat semua sudah seperti telur di ujung tanduk?

Mata Sehun yang memerah karena menahan seruak air mata yang berlomba keluar, terasa perih dan Sehun tidak memperdulikan itu. Kembali memutar kemudi pada arah berlawanan menuju apartemen Jongin.

Sehun akan menyelesaikan ini. Jika Sehun tidak bisa juga mengulas kembali tali kasih yang sudah terburai-burai bersama Jongin, Sehun akan menyerah. Hanya biarkan Sehun berusaha sekali ini lagi. Karena untuk mengalami untuk ketiga kalinya Sehun pikir dia tidak akan setega itu menyakiti Jongin nya. Jika memang gagal biarlah ini jadi yang terakhir. Sehun akan berusaha merelakan Jongin nya bersama orang lain, seperti yang dilakukan Jongin pada masa lalu --merelakan nya menikah dengan orang lain walau Jongin tidak tahu.

Malam yang diam ikut mengantar Sehun dalam hening.

..

😁 Selamat sore
03/02/2020

😁 Selamat sore03/02/2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Future?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang